BAB 5 Jejak Di Tanah Gambut

Mystery Series 28

Malam pertama di hutan terasa sangat panjang dan menakutkan. Anya dan Rio mendirikan tenda darurat dari sisa-sisa kain pesawat dan ranting pohon. Mereka menyalakan api unggun kecil untuk menghangatkan diri dan mengusir binatang buas.

Suara-suara aneh dari dalam hutan membuat bulu kuduk Anya meremang. Ia mendengar lolongan serigala, deru harimau, dan berbagai suara binatang lain yang tidak dikenalnya. Ia merasa seperti sedang diawasi oleh sesuatu yang jahat.

"Tenang, aku akan menjagamu," kata Rio, menyentuh tangan Anya dengan lembut.

Anya tersenyum tipis. Kehadiran Rio memberikan sedikit rasa aman padanya. Ia tahu bahwa mereka harus saling mengandalkan untuk bisa bertahan hidup.

"Kita harus mencari bantuan," kata Anya. "Kita tidak bisa terus berada di sini."

"Aku tahu," jawab Rio. "Besok pagi kita akan mulai mencari jalan keluar dari hutan ini."

Pagi harinya, Anya dan Rio bangun dengan tubuh yang lelah dan pikiran yang cemas. Mereka makan sedikit makanan yang berhasil mereka selamatkan dari pesawat. Kemudian, mereka mulai berjalan menyusuri hutan, mencari jejak-jejak kehidupan.

Rio berjalan dengan susah payah karena kakinya yang patah. Anya membantunya sebisa mungkin, namun ia tahu bahwa mereka tidak bisa berjalan terlalu jauh.

"Kita harus menemukan sungai atau jalan setapak," kata Anya. "Itu akan memudahkan kita untuk mencari jalan keluar."

Mereka terus berjalan selama berjam-jam, namun tidak menemukan apa-apa selain pepohonan yang tinggi menjulang dan semak belukar yang lebat. Hutan itu tampak tak berujung dan tak berpenghuni.

Saat mereka sedang beristirahat di bawah pohon yang rindang, Anya melihat sesuatu yang aneh di tanah. Ia melihat jejak kaki yang besar dan dalam di tanah gambut.

"Rio, lihat ini!" seru Anya, menunjuk ke arah jejak kaki itu.

Rio mendekat dan memeriksa jejak kaki itu dengan seksama. "Ini jejak kaki manusia," katanya. "Tapi ukurannya sangat besar. Sepertinya ini jejak kaki orang yang sangat tinggi."

Anya merasa merinding. Ia tidak tahu siapa yang meninggalkan jejak kaki itu. Apakah itu orang yang ramah atau orang yang berbahaya?

"Kita harus berhati-hati," kata Anya. "Kita tidak tahu siapa yang ada di hutan ini."

Mereka memutuskan untuk mengikuti jejak kaki itu, berharap bisa menemukan pemukiman atau jalan keluar dari hutan. Namun, semakin jauh mereka berjalan, semakin aneh dan menakutkan hutan itu.

Mereka melihat pohon-pohon yang tumbang secara misterius, batu-batu besar yang tersusun seperti altar, dan berbagai simbol aneh yang terukir di batang pohon. Anya merasa seperti sedang memasuki dunia yang berbeda, dunia yang penuh dengan misteri dan kekuatan gaib.

Saat matahari mulai terbenam, mereka mendengar suara gemuruh yang aneh dari kejauhan. Suara itu semakin lama semakin keras, membuat Anya dan Rio merasa ketakutan.

"Suara apa itu?" tanya Anya, memeluk Rio dengan erat.

"Aku tidak tahu," jawab Rio. "Tapi sepertinya itu bukan pertanda baik."

Tiba-tiba, tanah bergetar dengan keras. Pohon-pohon bergoyang dan ranting-ranting berjatuhan. Anya dan Rio kehilangan keseimbangan dan jatuh ke tanah.

Saat itulah, mereka melihat sesuatu yang mengerikan muncul dari balik pepohonan. Sesuatu yang akan mengubah hidup mereka selamanya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience