BAB 9 Gerbang Menuju Kegelapan

Mystery Series 28

Setelah mengucapkan mantra-mantra kuno, Anya merasakan energi yang luar biasa mengalir melalui dirinya. Cahaya dari batu itu memeluknya, memberikan keberanian dan kejelasan. Ia tahu, ia tidak lagi sendirian. Roh Rio menyertainya, menjadi sumber kekuatan yang tak terlihat.

Anya membuka matanya. Hutan tidak lagi tampak menakutkan, melainkan dipenuhi dengan energi yang berdenyut. Ia bisa merasakan kehadiran roh-roh alam di sekitarnya, berbisik memberikan dukungan.

Anya kembali menatap ukiran-ukiran di dinding gua. Sekarang, simbol-simbol itu tidak hanya sekadar gambar. Ia bisa merasakan makna di baliknya, merasakan getaran energi yang menghubungkannya dengan masa lalu pulau ini.

Ia menyadari, simbol-simbol itu bukan hanya untuk berkomunikasi dengan roh alam, tetapi juga berfungsi sebagai kunci. Kunci untuk membuka gerbang menuju dimensi lain, tempat kekuatan jahat bersemayam.

Anya teringat akan perkampungan yang diselimuti kegelapan. Ia tahu, gerbang itu telah dibuka, dan kekuatan jahat telah merasuki penduduk desa. Ia harus menutup gerbang itu sebelum kegelapan menyebar lebih jauh.

Dengan tekad yang membara, Anya menyentuh salah satu simbol di dinding gua. Ia memejamkan mata dan memfokuskan pikirannya. Ia mencoba membayangkan gerbang itu, membayangkan bagaimana cara menutupnya.

Tiba-tiba, ia melihat sebuah penglihatan. Ia melihat sebuah altar kuno di tengah perkampungan, tempat gerbang itu berada. Ia melihat sosok berjubah hitam memimpin ritual, memanggil kekuatan jahat dari dimensi lain.

Anya membuka matanya dengan terkejut. Ia tahu apa yang harus ia lakukan. Ia harus pergi ke perkampungan itu dan menghentikan ritual tersebut. Ia harus menghancurkan altar itu dan menutup gerbang menuju kegelapan.

Namun, ia juga tahu bahwa itu tidak akan mudah. Kekuatan jahat itu sangat kuat, dan ia akan menghadapi banyak rintangan di sepanjang jalan.

Anya menarik napas dalam-dalam. Ia memegang erat buku catatannya, tempat ia menyalin simbol-simbol kuno itu. Ia tahu, simbol-simbol itu akan menjadi senjatanya.

Dengan langkah mantap, Anya keluar dari gua. Ia menatap perkampungan yang berada di kejauhan. Ia bisa merasakan kegelapan yang menyelimutinya, tetapi ia tidak gentar.

"Aku akan datang," bisiknya. "Aku akan menghentikanmu."

Anya mulai berjalan menuju perkampungan itu, siap menghadapi segala rintangan yang menghadang. Ia tahu, nasib pulau itu berada di tangannya. Dan dengan semangat Rio yang menyertainya, ia tidak akan gagal.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience