Bab 14: Musuh Dalam Bayangan, Sabrina yang Terluka

Drama Completed 63

Langit malam di atas Kuala Lumpur diselimuti kabus tipis. Gedung-gedung pencakar langit memantulkan cahaya neon yang samar, seolah-olah menyembunyikan sesuatu. Dan di bayangan kota yang tak pernah tidur itu, bahaya mulai bergerak — mengincar bukan hanya Ariey, tapi juga wanita yang paling dekat dengannya: Sabrina.

Malam itu, Sabrina sedang dalam misi penyusupan. Dia menyamar sebagai pelayan catering di salah satu majlis rahsia milik korporat yang dikenal sebagai Seraph Corporation, yang diam-diam bersekutu dengan Jaringan Ordax, musuh utama Ariey.

Ariey sendiri tidak mengizinkan misi ini — dia terlalu risaukan keselamatan Sabrina.

Namun Sabrina membangkang dengan manis, seperti biasa.

> “Kalau kau mahu aku jadi pendamping hidup kau,” katanya sambil memandang mata Ariey dalam-dalam, “aku harus tahu rasanya menanggung bebanmu. Aku tak mahu hanya jadi gadis yang kau selamatkan — aku mahu jadi gadis yang bertempur di sisimu.”

Dengan senyum tipis, Ariey hanya sempat mengecup dahinya sebelum dia menyusup pergi.

---

Di dalam gedung Seraph

Sabrina beraksi dengan ketenangan luar biasa. Dia menyelinap ke dalam bilik data, mengaktifkan pemindai mikro dan mencuri sebahagian besar fail— termasuk lokasi makmal rahsia tempat eksperimen “Warlord II” sedang dilakukan ke atas anak-anak yatim piatu.

Namun dia tak menyedari, sejak awal, dia telah diperangkap.

Suara dalam telinga komunikasinya hancur seketika — sinyal diputus secara paksa.

Lampu ruangan padam. Siren keselamatan menyala. Dari kegelapan, muncul seorang wanita dengan mata keperakan dan rambut ungu pekat. Dia berjalan perlahan, diikuti tiga lelaki bertopeng tengkorak.

> “Sabrina Al-Amin... murid dari Ariey Siika, ya?” Wanita itu tersenyum dingin. “Dia mengajar bela diri... tapi tak mengajarmu berhenti jadi naif.”

Sabrina bersiap. Kedua tangannya mengepal dalam posisi tempur “Serangan Bunga Lotus”, gaya khas yang dia pelajari dari Ariey.

Pertarungan meletus.

Dia bergerak lincah — satu lawan empat. Tendangan rendahnya menjatuhkan lelaki pertama. Siku dan putaran tubuhnya membuat yang kedua terlempar ke dinding. Tapi lawan mereka bukan orang biasa.

Wanita bermata keperakan itu menahan tendangannya dengan satu jari — dan dengan sekali gerakan, mengirim energi ke dada Sabrina, membuatnya terlempar menabrak rak logam.

> “Kau bukan tandinganku, sayang. Tapi Ariey pasti akan datang menjemputmu, kan?”

Sebelum pingsan, Sabrina menggigit bibir dan melemparkan satu kapsul mini — mengirim koordinat lokasi itu kepada Ariey.

---

Di Lotus Black Base

Ariey yang sedang menganalisis Fail Lotus 9 menerima isyarat tersebut. Jantungnya berhenti sejenak saat dia melihat video pendek — Sabrina yang berdarah di tepi rak besi, masih sempat berbisik,

> “Maaf... aku gagal...”

Ariey menghancurkan meja di depannya dengan satu pukulan. Suaranya dingin, berat, dan menggema ke seluruh pangkalan:

> “Siapkan Helikopter Phantom. Siapkan Skuadron Tempur Langit-11. Tak akan ada yang menyentuh Sabrina dan terus hidup!”

Langit malam mulai menghitam. Dewa Perang telah terbangun, dan kali ini, dia murka.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience