7

Family Completed 2798

Maria memeluk Kristin. Wajahnya penuh simpati. Ia juga mengusap kepala Jason yang terbaring di keretanya. "Jangan langsung menganggapnya serius, Kris," hibur Maria. "Ingat. Dia lagi stres. Bayangkan saja. Dia sangat ingin menggendong dan mencium anaknya, tapi tak bisa. Maka saking frustrasinya, dia ngomong macam-macam." "Tapi kok begitu ngomongnya, Tante? Itu kan kelewatan."

"Orang stres memang suka begitu. Jangan pandang enteng, Kris. Hati-hati. Ada yang sampai bunuh diri lho." Kristin tertegun dengan ekspresi cemas. Maria adalah orang yang paling dekat dan sudah memahami persoalannya, hingga ia bisa mengadu tanpa merasa risi. Ketakutan kalau kalau dirinya atau Jason sampai diapa apakan oleh Adam menimbulkan rasa kebutuhan akan bantuan orang lain. Padahal sebelum pergi tadi pagi Adam sudah mengingatkan, "Jangan ceritakan masalah kita kepada tetangga! Aku tak mau mereka ikut campur! Aku tak mau jadi bahan tertawaan orang!"

"Mereka sudah banyak membantu kita, Mas! Ingat budi mereka dong!"

"Tapi kau juga harus ingat aku, Kris! Aku tak mau terlihat tolol di mata mereka. Masalah kita harus kita selesaikan sendiri." "Dengan kesimpulanmu yang semalam itu?" "Jangan mulai lagi! Pendeknya aku tak suka dicampuri tetangga!"

Tetapi peringatan Adam itu justru membuat kebutuhannya akan bantuan orang lain semakin besar. Kalau sampai terjadi sesuatu, entah apa, akan ada orang lain yang tahu.

"Kalau begitu, tetaplah berhati-hati, Kris. Jangan datang ke sini atau mengobrol dengan kami bila Adam ada di rumah," Maria menasihati.

"Ya. Saya pikir juga begitu."

"Untuk sementara ini jauhkan Jason dari Adam, Kris." "Oh ya, pagi-pagi dia sudah bilang begitu, Tante. Katanya kalau dia di rumah, Jason harus tetap di kamar bayi." "Mungkin untuk sementara itu yang terbaik. Biar stresnya mereda."

Kristin merenung sedih. "Orang bilang, kehadiran anak bisa menambah kebahagiaan dan keharmonisan. Tapi kami kok malah jadi begini," keluhnya.

"Apa kau sendiri tidak bahagia dengan kehadiran Jason?" tanya Maria sambil menarik kereta bayi lebih mendekat dan mengamati Jason dengan takjub. Ia saja jatuh hati kepada bayi manis itu. Apalagi ayahnya sendiri?! Susah juga menyalahkan Adam.

"Tentu saja saya bahagia, Tante. Adam sendiri mendambakan anak."

"Begini saja, Kris. Setiap hari kau bujuk si Jason. Ajak ngomong. Bilang padanya supaya dia jangan nangis kalau didekati papanya." "Apa dia ngerti, Tante?"

"Siapa tahu."

"Ya, akan saya coba, Tante." "Jadi dia belum mengubah panggilannya kepada Jason?"

"Kayaknya belum. Saya baru mengusulkan kemarin sore." "Menurutmu, kenapa dia tidak mau memanggil 'Son' saja seperti yang lain?"

"Katanya soal itu terserah dia. Bagaimana maunya saja. Dia toh tidak harus ikut-ikutan orang lain."

"Itu yang dikatakannya?"

"Ya."

Maria menahan kata-kata yang semula ingin diucapkannya. Dia cuma menghibur Kristin.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience