Sesampainya di rumah tante Rina aku diajak masuk kedalam, rumah tante
Rina bisa dibilang seperti istana begitu megah dan mewah, sepertinya
istri seorang konglomerat tapi tetap aja belanja di pasar tradisional+

Aku membantu tante Rina masak untuk arisan+

"Gpp kamu lama pulang lea?" tanya tante rina saat aku mengiris wortel+

"Gak kog tan, Bunda paling malas liat aku tidur tidur gak jelas dirumah
jadi disuruh keluar ntah kemana aja asal jangan dirumah, jadi mending
bantuin tante kan" ujarku membuat tante rina tertawa+

"Kamu sering belanja dipasar tradisional juga ya?" tanya tante rina.

"Nggak sering sih tan cuma suka karena banyak variasi belanjaan disana".

"Klo tante hampir tiap minggu belanja disana karena sayur dan ikannya
masih segar segar gak seperti yang dijual di supermarket" .

"Ia tan, benar itu, oh ia tan soup ini sudah digarami belum" tanyaku.

"Udah, coba cicip" ujar tante rina+

Aku membantu tante rina menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
arisan nanti, begitu juga hidangan yang sudah kami masak
"Kamu pintar juga masak ya" puji tante rina
"Gak pintar pintar amat kog tan, dirumah aku sering bantuin mama masak
makanya tau" ujarku
"Oh ia tan, aku pulang dulu, udah sore"
"Gak makan dulu?" tawar tante rina
"Kapan kapan aja tan takut bunda nyariin" ujarku dan pamit
"Sering sering main kesini ya, jadi tante punya teman ngobrol, rasanya
tante punya anak cewek" ujar tante Rina membuatku bingung.

"Ia ya tante kan belum cerita tadi kalo tante cuma punya satu anak laki
laki dan itu anak satu satunya, tapi dia lebih sering tinggal
diapartemenya daripada balik kerumah".

"Gitu ya tan, klo gitu kapan aku ada waktu pasti main kesini, aku pamit
dulu ya tan".

"Ia, Makasih loh udah banfuin tante" .

"Sama sama tan, aku pulang dulu".

Aku pulang kerumah dan siap siap kena semprot bunda, bunda mah orangnya
gitu kalo aku dirumah selalu kena marah. balik lama kerumah juga kena marah
Aku menyusuri jalan ditemani matahari sore yang sudah bersiap siap
kembali ke peraduannya.