BAB 1

Humor Completed 9578

Sialan! Sialan! Sialan!

Satu kata ini sepertinya sudah melekat dengan kepribadianku. Kemanapun
aku melangkahkan kaki dia selalu saja mengikutiku hampir disemua cerita
hidupku dia selalu hadir. Beda dengan Ka Angelina satu satunya saudara
perempuan yang kumiliki. Hidupnya jauh lebih beruntung dibandingkan
dengan hidupku. Dari segi fisik jelas ka Angel menang, tinggi badannya
aja 175 sedangkan badanku imut alias pendek, wajah ka Angel putih bersih
dengan Alis alami yang tebal dan dua lesung pipit di kedua pipinya,
hidungnya mancung mirip Pinocio sekalipun gak sepanjang hidung pinocio
sih. Kulitnya putih bersih, rambutnya panjang lurus terurai seperti
iklan shampoo di TV. Bentuk badannya mirip model Pelangsing Badan deh
pokoknya. Memiliki otak cerdas dan selalu juara dan paling suka yang
berbaur hitung hitungan jadi gak heran lagi jika dia bisa meraih gelar
Sarjana Ekonomi dalam waktu tiga setengah Tahun dan langsung direkrut
salah satu perusahaan ternama menjadi karyawan. sementara aku dari
tinggi badan udah imut, wajah juga imut, rambut ikal sebahu dengan berat
badan yang pas pasan dan otak yang juga pas pasan sampe sampe meraih
Gelar sarjana komputer aja lima tahun lamanya.+

Bunda pernah cerita sewaktu ka angel lahir, bisnis Ayah mengalami
perkembangan yang pesat sementara sewaktu aku lahir bisnis Ayah
mengalami kerugian dan hampir bangkrut jadi tidak heran lagi selalu sial
karena dari lahir aja aku sudah membawa kesialan dalam keluargaku.

Ka angel selalu jadi kebanggaan dikeluargaku dengan segudang prestasi
yang dicapainya sedangkan aku cuma anak biasa yang cuma pelengkap
dirumah. Sejak kecil, Ayah dan bunda selalu memanjakan ka angel. Apa
yang di minta selalu dikabulkan berbeda denganku, setiap kali meminta
sesuatu ratusan alasan diberikan bunda. Aku sudah terbiasa dengan semua
itu.+

23 Tahun aku hidup di dunia ini tapi tak pernah sekalipun dalam hidupku
aku merasa beruntung. masih sangat jelas tersimpan di memori otakku saat
aku ulang Tahun yang ke 17. Bagi kebanyakan orang angka ini salah satu
angka tersweet dan aku juga berharap demikian tapi apa yang kualami
diulang tahunku saat itu membuatku menjadikan angka ini angka ulang
tahun terburuk didalam hidupku bagaimana tidak dihari ulang tahunku
hanya airmata yang keluar dari pipiku, tak seorang pun dari keluargaku
mengingat ulang tahunku kecuali ka angel.+

Flashback

Pagi itu aku bangun dengan semangat karena mengingat itu adalah hari
ulang tahun yang kata kebanyakan orang sweet-17. Aku
berangkat sekolah dengan senandung gembira membayangkan mendapat ucapan selamat ulang tahun dari teman teman sekelasku tapi hingga istirahat
mereka tak juga memberiku ucapan dan aku masih berpikiran positif
mungkin mereka sedang mengerjaiku.

Saat masuk jam pelajaran berikutnya aku dipanggil keruang guru,
sesampainya disana aku mengetuk pintu .

"Permisi bu" ucapku memberi salam
"Ia silahkan masuk" ujar guruku dan aku mengambil kursi untuk duduk
" ada apa ya bu? Saya dipanggil kesini?" tanyaku sopan
"Begini lea, ayah kamu jemput katanya ada urusan keluarga dan kamu harus
pulang dengan ayahmu, sekarang juga kamu ambil tas kedalam kelas karena
ayahmu sudah menunggu diparkiran" ujar guru BP menjelaskan
Segera aku berlari kedalam kelas dan membayangkan surprise dari
keluargaku yang akan kuterima di hari ulang tahunku dan ini untuk
pertama kalinya dalam hidupku ayah menjemputku kesekolah.

Aku berlari Secepat mungkin ke parkiran dan benar mobil ayah ada disana.
"Masuk" ujar ayah membukakan pintu tapi ekpresinya seperti orang marah
Aku segera masuk dan duduk
"Mungkin ayah sengaja mengerjaiku" pikirku dalam hati melihat ayah
menyetir dengan ekspresi yang tidak terbaca

"Pasti ka angel dan bunda sudah menyiapkan pesta yang besar sama seperti
ulang tahun ka angel ke-17 tahun dulu mewah meriah dan sweet"
membayangkan itu aku senyum senyum sendiri dan pengen cepat cepat nyampe
rumah.

"Turun" ujar ayah sesampainya dirumah dan langsung masuk kerumah, aku
menangkap ada sesuatu yang tidak beres dengan sikap ayah, selama
diperjalanan bahkan ayah tidak mengajakku ngobrol+

"Mungkin ini udah direncanain" ujarku dalam hati masih berpikir positif+

Aku mengikuti ayah ke ruang kerjanya seperti yang diperintahkannya. Aku
tak melihat bunda atau ka angel dirumah+

"Kamu tau kenapa kamu ayah jemput sampai ke sekolah" ujar ayah
menghentikan langkahku+

"Ng-nggak yah" jawabku.

"Tadi malam kamu pake komputer ayah" tanya ayah lagi membuatku bingung+

"Ia yah, ada apa?" tanyaku makin penasaran+

"Kamu ada hapus file gak dari laptop ayah?" tanya ayah lagi+

"Nggak yah aku cuma ngerjakan tugas sambil dengar lagu" jawabku makin
takut karena nada ayah ngomong tidak seperti biasanya+

"Ada kamu download sesuatu ke komputer ayah?"+

"Ada yah, jurnal jurnal untuk keperluan tugas" jawabku menangkap ada
yang tidak beres.

"Berapa kali ayah bilang jangan gunakan komputer ayah download apapun
itu. kamu kan bisa pinjam laptopnya Angel, kamu tau akibat kecerobohanmu
semua file file ayah terkena virus dan gak bisa dibuka, dan gara gara
kamu ayah tidak bisa meeting dengan klien bahkan Flasdisk yang biasanya
ayah pake juga ikut terkena virus gara gara ulahmu" ayah membentakku
untuk pertama kalinya dengan emosi yang meluap luap+

"Maaf yah, aku gak sengaja" ujarku mencoba menjelaskan+

"Gak sengaja gimana maksud kamu, sudah berapa kali ayah bilang jangan
pernah sembarangan menggunakan komputer ayah, begini kan akibatnya,
percuma kamu sudah SMA tapi otakmu gak kamu gunakan" bentak ayah lagi
dengan mencampakkan kertas kertas dimejanya ke sembarang tempat,
mendengar kata kata ayah membuatku menitikkan airmata, serendah itu ayah
menilaiku.

"Aku minta maaf yah" ujarku disela sela tangisku+

"Minta maaf kamu bilang kamu tau kerugian yang ayah alami karna
kecerobohanmu, Hah? Apa gak bisa sekali aja kamu tiru sikap kakakmu
angel? Dia tidak pernah bertindak bodoh seperti kamu" +

"Dimata ayah sama bunda selalu aja ka angel yang benar, sampai kapan pun
aku tidak akan pernah benar di mata ayah" ujarku menahan semua emoai
yang ada dikepalaku. Selama ini aku cukup sabar dibanding bandingakan
dengan ka angel yang hampir sempurna itu+

"Plakkk" sebuah tamparan keras dari tangan ayah mengenai pipi kananku
dan rasanya panas dan sakit. Untuk pertama kalinya ayah menamparku+

"Dasar anak kurang ajar, ayah bekerja untuk kebutuhanmu juga" ujar
ayahku setelah menampar pipiku

"Makasih kadonya yah, sungguh berkesan" ujarku mengambil flasdisk ayah
dan segera berlari.

"Mau kemana kamu? Dasar anak gak tau diri, anak pembawa sial" teriak
ayah dari ruangannya tapi tak ku gubris aku berlari kecil membuka pintu,
aku melihat Bunda berdiri disana tanpa sepatah kata"+

Aku menyusuri jalan ditengah derasnya hujan dengan seragam yang masih
lengkap mencari warnet yang bisa mengembalikan file ayah yang terkena
virus. Orang orang memandangku aneh karena berlari ditengah hujan tapi
kuhiraukan.

Diderasnya hujan aku bertekad akan mengambil kuliah jurusan komputer
jadi suatu saat aku melakukan kesalahan dengan komputer ayah aku hatus
bisa memperbaikinya tanpa hadiah tamparan.

Aku kembali kerumah dengan basah kuyup, untung saja diwarnet flasdisk
ayah bisa diperbaiki dan data datanya sudah bisa dibuka. Aku masuk
keruang kerja ayah.

"Ini yah data datanya sudah kuperbaiki dan sudah bisa dibuka, komputer
ayah akan secepatnya aku perbaiki" ujarku meletakkan flashdisk ayah di
meja kerjanya dan berlari ke kamarku+

Aku mandi tapi tak bisa berhenti menangis bahkan ayahku mengatakan aku
anak pembawa sial di hari ulang tahunku. Musnah sudah mimpi ulang tahun
sweet seventeen yang selama ini kudambakan.
Selesai mandi aku langsung tidur karena kedinginan tapi lagi lagi air
mataku tidak berhenti menetes meratapi kesialan hidupku.
Aku mendengar seseorang memegang knop pintu kamarku
Aku pura pura tidur pulas karena aku sedang tidak diganggu. +

"Selamat ulang tahun adikku, kadonya aku taro disini aja ya" ujar ka
angel berbisik ditelingaku ternyata yang datang ke kamarku adalah ka
angel. Dia menyelimutiku dan meninggalkanku. Aku tidak ingin membuka
mata lagi aku hanya ingin tidur kalo bisa untuk selamanya.

Hal yang membuatku tidak bisa benci ka angel karena sikapnya selalu baik
padaku. Sekalipun aku sering berpikir aku bukanlah anak kandung ayah dan
bunda tapi aku tetap menyayangi mereka+

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience