Bakti Sosial (2)

Romance Series 2770

Hari ini adalah kegiatan inti dari bakti sosial. Pagi pagi Purnama dan anggota lainnya sudah pada sibuk dengan tugasnya masing masing.
Kali ini kampus Purnama mengadakan bakti sosial di Sekolah Dasar dekat rumah Bu Polo tapi sebelum kegiatan berlangsung cewek itu menyempatkan untuk menelpon Raden yang masih tidur.

Lama cewek itu menelpon hanya ada nada sambung hingga percobaan yang kesekian akhirnya Raden menjawab telpon Purnama

"Halo kamu masih tidur?"

"Hmmm" jawab Raden kesal karna merasa tidurnya terganggu

"Yaudah maaf ganggu hari ini aku kegiatan, km tidur lagi deh" ucap Purnama kecewa karna dia berharap akan mendapat semangat dari Raden

"Iyaaaa, ngantuk gue tidur dulu" Dengan mata terpejam Raden memutus panggilan itu lalu memeluk gulingnya dan tidur lagi tanpa tahu siapa yang menelpon nya, tanpa disadari ia sudah menyakiti cewek itu dengan nada kesal nya

***

Jam 11:00 Raden bangun, cowok itu sibuk mencari ponsel di sekitar kasur king size miliknya, ia tidak sadar jika ponselnya berada di bawa bantal yang ia pakai

"Ck, mana sih ini ponsel gue elah" ucap Raden sedikit kesal dan masih menutup mata meskipun ia sudah bangun dari tidurnya.

"Elah bego nyariin apa sih lu, ponsel? Itu kan lo pegang sendiriiii aduh bos gue yang ganteng bangetttt" ucap Adnan tiba tiba masuk ke kamar Raden tanpa permisi, maklum saja karna jam segini orang tua Raden sudah berangkat bekerja jadilah hanya Raden dan pembantu rumah tangga nya yang ada dirumah

Raden tidak menjawab ucapan Adnan, dia masih terlalu lelah untuk mendebat. Dia melihat ponselnya dari whatsapp instagram dan semua sosial media yang dia punya, ia kaget melihat Purnama menelponnya tapi ia sama sekali tidak merasa menjawab itu.

"Gue jawab apaan tadi ke Purnama" batin Raden karna cowok itu tau jika ada yang mengganggu tidurnya maka ia akan sedikit sarkas

Raden menghubungi Purnama balik tapi sama sekali tidak di angkat, memang Raden tau sekali hari ini adalah hari kegiatan bakti sosial hanya saja Raden takut jika apa yang tadi di katakannya ketika tidak sadar menyakiti hati Purnama. Cowok itu bukan tipikal cowok yang sabar menunggu ketika hatinya tidak tenang hingga ia memutuskan untuk menyusul Purnama.

"Gue sms Purnama dulu deh" pikir Raden, ia harus memberi tahu Purnama jika akan kesana agar cewek itu meminta ijin pada ketua pelaksana kegiatan bakti sosial.

from : Raden
To     : Purnama

Sayang, aku kesana ya nyusulin kamu.
See you!

***

Purnama sedang mengikuti peserta jalan sehat yang rata rata adalah anak anak Sekolah Dasar, ia menjadi pendamping untuk anak kelas 5 SD. Rutenya memang tidak seberapa jauh, tapi medan yang di tempuh jalannya naik turun maklum saja karena Purnama memang mengadakan bakti sosial di dataran tinggi.

Garis finish sudah terlihat anak anak yang di dampingi Purnama segera berlarian tidak ingin kehabisan kue dan minum di garis finish, alhasil Purnama ikutan berlari, ia tidak ingin nantinya di salahkan jika terjadi apa apa dengan anak anak yang di dampinginya.

"Hfffff capek jugaaaaaa ngejar kaliannnn" ucap Purnama sambil mengatur nafasnya yang tidak karuan, Purnama tidak marah hanya saja dia merasa anak anak ini susah untuk di atur

"Kak kak ini nih minuman buat kakak, maafin kita kak tadi lari larian" ucap salah satu anak yang di dampingi Purnama.

"Makasih banyak yaaaa" Purnama tersenyum tulus dan merasa tersentuh dengan perlakuan mereka yang seperti itu, begitulah anak kecil memang susah sekali untuk di atur tapi sebenarnya mereka baik

***

"Eh lo udah pada ikut ke air terjun?" Tanya Natasha kepada teman temannya dan di balas gelengan oleh Purnama, Amira dan Rahma menandakan mereka tidak ikut karna capek. Memang agenda setelah jalan sehat adalah mengunjungi air terjun di dekat sana.

Purnama yang tadi asik tiduran di kasur langsung teringat ponselnya yang sama sekali tidak ia pegang. Ada pesan dari Raden dan 10 panggilan tidak terjawab, cewek itu sengaja mematikan ponselnya karena tidak ingin mengganggu acara. Ia kemudian membuka pesan dari Raden dan membacanya, Purnama kaget setengah mati dan cepat cepat menghubungi Raden

"Raden mau kesini?!?!? Ngapaaiinnn???" Tanya Purnama dengan wajah tegang dan tidak sabar dengan jawaban Raden

"Iyaa kenapa? Ngga boleh?"

"Bukan bukan gituuu, jam berapa kamu mau kesini?"

"Jam 6 mungkin"jawab Raden enteng saja, dia tidak tau jika Purnama khawatir

"Nggak usah deh, nanti kamu baliknya malem banget kali" Purnama tau bagaimana Raden yang akan kebut kebutan apalagi dia pakai motor kesayangannya si Bruno

"Enggak kok udah deh tenang aja" Raden berusaha meyakinkan  ceweknya itu "aku bakal hati hati, kamu ngga usah khawatir sayang"

Purnama menimbang apakah membolehkan Raden itu baik, pasalnya jalanan menuju desa tempat Purnama bakti sosial itu tikungannya tajam sekali, dia yakin Raden akan jaga diri baik baik maka dari itu ia mengijinkan Raden untuk menyusulnya.

Purnama sudah meminta ijin pada presiden bem dan ketua pelaksana bakti sosial ini bahwa ada temannya yang akan kesini dan mereka mengijinkan, langsung saja Purnama mengirim pesan pada Raden

From  : Purnama
To       :  Raden

Kamu boleh kesini, aku udah ijin...inget ya jangan ngebut jangan speed test atau apalah pokoknya hati hati

***

"Untung dapet ijin deh" ucap Raden lega, cowok itu segera bersiap siap karna akan mengunjungi Purnama, kali ini ia menggunakan motor kesayangannya mengingat jalan yang harus ia lewati tidak selebar jalanan kota belum lagi jalan yang naik turun tidak memungkinkan dirinya untuk menggunakan mobil.

Raden segera berangkat karna sudah terlalu sore ketika ia mendapat kabar bahwa Purnama di ijinkan untuk di kunjungi temannya, selain itu Raden juga tidak ingin Purnama nantinya khawatir jika pulang nya terlalu malam ia sudah di peringatkan soal itu.

Di tengah perjalanan Raden akan melakukan speedtest tiba tiba ada mobil dari arah yang berlawanan membuat Raden kaget hingga hampir saja tertabrak

"Anying untung gue cepet ngehindar, ngga jadi speedtest gara gara tuh mobil" kesal Raden sambil memukul setir motornya dan teringat sesuatu, Purnama. Cewek itu sudah mengingatkannya tapi memang Raden lah yang sangat keras kepala.

Cowok itu sudah sampai dan Purnama tidak bisa di hubungi, ponsel Raden sama sekali tidak ada jaringan untungnya dia bertemu bapak bapak dan menanyakan dimana rumah yang di pakai untuk bakti sosial. Ia melihat Purnama sedang briefing disana memperhatikan dengan serius, entah mengapa Raden selalu suka ekspresi cewek itu ketika sedang serius. Lucu saja menurutnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience