Kesukaan Raden

Romance Series 2770

Purnama terbangun dari tidurnya, sinar matahari yang masuk melalui jendela kamarnya membuat silau mata Purnama. Ia menoleh ke samping dan melihat Raden masih terlelap di pinggir kasur gadis itu.

Dengan perlahan gadis itu turun dari kasurnya dan menyelimuti Raden

"Terima kasih" ucapnya pelan dan mencium kepala Raden

Keadaan Purnama saat ini sudah jauh lebih baik dari pada kemarin, kemudian ia berjalan menuju meja belajarnya. Ponsel yang semalam ia hidupkan setelah Raden datang, menyimpan banyak notifikasi entah itu dari grup, instagram atau chat personal lainnya tapi tidak Purnama lihat sama sekali hanya ia biarkan karna kemarin ia masih pusing dan menggigil

Purnama melihat notif itu satu persatu banyak dari notif tersebut di penuhi oleh obrolan temannya di grup whatsapp

"Tidak ada yang penting" batinnya

Setelah menelusuri sampai bawah gadis itu kaget, pasalnya dia menerima chat dari Widi. Cowok itu adalah mantan Purnama yg sangat gadis itu hindari hingga kini. Rasa sakit itu masih terasa kala ia membuka pesan Widi. Ternyata Widi masih mempunyai feeling yg kuat terhadap Purnama.

Memang selama berpacaran dengan Widi, cowok itu selalu tau jika Purnama sakit meskipun Purnama tidak memberi tahunya sama sekali. Entah koneksi dari mana

Purnama memang tau setiap ia sakit Widi pasti akan bermimpi buruk. Pernah suatu ketika Purnama sedang demam dan Widi datang malam malam saat hujan hanya karena cowok itu merasakan feeling yang tidak enak.

Purnama berusaha tidak memikirkan itu sekarang, tidak disaat ada Raden. Ia tidak mau Raden marah dan curiga pada Purnama meskipun seharusnya gadis itu berhak untuk dekat dengan siapa saja karna Purnama not -officialy - his - girlfirend.

"Raden tidur jam berapa ya, apa dia tau kalau Widi chat aku" Purnama mulai overthinking dan panik. Ia melirik Raden sebentar kemudian keluar dari kamarnya menuju dapur, gadis itu akan membuatkan Raden sarapam sebagai tanda terima kasih telah merawatnya kemarin.

Beruntung orang tua Purnama belum pulang dari luar kota, mereka bisa bisa langsung menikahkan Purnama jika tau kalau semalam Raden satu kamar dengannya.

Purnama membuka kulkasnya, melihat bahan bahan apa saja yang ada dalam kulkas ternyata ada bumbu pecel, daging dan kelapa. Purnama tau apa yang akan ia masak, gadis itu akan memasak makanan kesukaan Raden

Pecel dan Daging serundeng

Dengan cekatan ia memasukkan bumbu yang ada, Purnama belajar masak dari mamanya gadis itu sering menemani mamanya masak di dapur jadi ia tau bumbu bumbu apa saja yang harus ia masukkan untuk membuat makanan kesukaan Raden.

***

Raden terbangun dari tidurnya, ia melihat kasur Purnama kosong dan ada selimut yang menutupi nya.

"Purnama sudah bangun, tapi kemana dia" batinnya

Dengan rambut masih acak acakan dan muka bantal Raden, cowok itu masih tetap terlihat cool. Raden memang tidak se ganteng Adnan tapi kharisma Raden yang membuatnya terlihat sempurna.

Cowok itu membuka pintu kamar Purnama dan mencium aroma masakan kesukaannya, Ia langsung turun menuju dapur dan melihat Purnama sedang memasak.

Ia memperhatikan Purnama di sebelah tangga yang langsung bisa melihat ke arah dapur. Cowok itu memang sengaja turun perlahan karna tidak mau Purnama tau bahwa sedang di perhatikan

Lama Raden memperhatikan Purnama sambil tersenyum. Hatinya terasa hangat. Baru kali ini Raden merasa di spesialkan.

***

Purnama sudah selesai memasak, ketika ia berbalik ternyata sudah ada Raden yang duduk di meja makan dengan garpu dan sendok di tangannya menandakan siap mencoba masakan Purnama

"Kamu kapan bangun? Baru aku mau bangunin" tanya Purnama kaget yang melihat raden tiba tiba sudah ada di meja makan

"Barusan aja, terus aku nyium aroma aroma bikin laper gitu...eh taunya kamu lagi masak" jawab Raden penuh senyum yang membuat pipi Purnama memerah karna malu

"Maaf ya, tadi kamu tidurnya nyenyak banget jadi aku nggak bangunin kamu"

"Nggak papa, Sayang. Kuy makan keburu dingin nggak enak..aku pingin nyobain masakan kamu" ucap Raden yang di balas anggukan Purnama

Gadis itu mengambilkan nasi serta lauk pauk untuk Raden. Ia penasaran apa yang akan di ucapkan Raden setelah memakan masakannya. Purnama takut Raden tidak suka.

"Enak banget serius, cocok nih jadi calon istri aku" pujian Raden kesekian yang akam membuat rona pipi Purnama muncul

Sebenarnya ia berencana menanyakan Widi itu siapa, tapi ia mengurungkan niat itu. Biarlah bisa nanti nanti saja sekarang Raden tidak ingin merusak momen bahagianya bersama Purnama.

Sudah cukup kemarin mereka bertengkar hebat, hari ini Raden ingin melihat Purnama tersenyum. Raden percaya dengan Purnama

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience