Terlihat seorang lelaki yang di usia pertengahan turun dari kereta yang pertama berpenampilan sangat segak dengan kemeja biru di padan kan dengan seluar slack berwarna hitam di ikuti oleh seorang wanita yang hampir sebaya dengan lelaki tadi mengenakan kaftan dress style Arabic. Sekali pandang sudah tahu mereka bukan orang biasa.
Kai menghampiri kedua manusia itu dan terus menyalami satu persatu “ Mi, dad.” Panggil nya lalu memeluk mereka satu persatu.
Sementara itu Fia yang masih mematung di tangga di buat menganga dan tidak susah untuknya meneka siapa pasangan yang baru datang itu. Begitu juga dengan Dahlan dan isterinya.
“ Kalian lihat siapa yang ada di mobil belakang, dan bilang sama semua orang siapa yang tidak tahu malu sekarang ini.” Perintah Kai.
Melihat Mariam dan sekutunya tidak bergerak dan masih mematung diam seribu Bahasa, akhirnya Kai yang turun tangan membuka pintu kereta yang ada di belakang kereta orang tuanya.
Sekonyong konyong terlihat Reza keluar dari dalam kereta dan di ikuti oleh seorang perempuan yang sarat mengandung.
“Buk..anda mengatakan istri saya tidak tahu malu, apakah istri saya masih layak bergelar manusia bila sanggup merebut suami dari wanita lain.?tuding Kai ke arah Mariam dan suaminya.” Lalu salahnya buat kami untuk menikah itu di mana buk?” tambahnya lagi.
Mariam dan suaminya masih lagi terdiam seribu Bahasa dan lidah mereka seolah kelu untuk meluah kan walau sepatah perkataan.
“Sekarang kalian pergi dari sini, kalo kalian bertamu secara baik baik. Kami mengalu alu kan kalian, seandai nya kalian datang sengaja mau bikin onar maka segeralah angkat kaki dari sini. Selesai in masalah keluarga kalian dahulu.” Usir Kai secara halus
Tanpa banyak celoteh lagi Mariam beserta seisi rombongan nya segera angkat kaki dan sebelum itu “Buk..kalian hutang permhonan maaf sama keluarga istri saya. Ingat itu.” Ucap Kai sebelum mereka betul betul berangkat pergi. Reza dan isteri nya juga ikut pergi.
Setelah orang orang itu pergi, Dahlan dan isterinya menghampiri tetamu yang kelihatan nya datang dari jauh.
“Pak..buk..”ucap Kai
“ Ayuh naik ke rumah dulu” potong Dahlan dan mempersila kan tetamu untuk naik. Masing masing mengambil tempat duduk di ruang tamu di mana pelamin yang masih tersergam indah. Sanak saudara sengaja mengosongkan rumah untuk memberi ruang kepada mereka supaya bebas berbincang tanpa adanya gangguan yang kurang penting.
“Maaf rumah kami begini lah seadanya” ucap Dahlan memulai perbualan
“Gak pa pa kok pak. Yang penting nyaman” “ oh ya..kenalin saya namanya Senopati Gunarion dan ini isteri saya namanya Lily .
“ saya Mohammad Dahlan dan ini isteri saya Marini, anak bongsu saya Amyra Amani dan ini si sulung Afia Amani. Dahlan memperkenal kan satu persatu ahli keluarganya.
“pasti ini menantunya mummy kan?” Lily mrmandang Fia dengan senyuman ramahnya.” Sini sayang.” Panggilnya lagi.
Fia langsung mendekat dan menyalami kedua mertuanya. Tadi hatinya sedikit bimbang tentang penerimaan mertuanya dan setelah melihat ibu mertuanya menyapa ramah, akhirnya kerisauan itu segera melebur. Sementara Kai hanya menjadi pemerhati dan duduk di samping ayahnya.
“ Maaf pak buk..kami datangnya telat. Soalnya kemarin kemarin itu ada urusan kerjaan yang harus di selesai kan terlebih dahulu.” Ucap senopati.
“kami dah bersyukur sangat kalian sudi terima anak kami, dengan segala kekurangan yang kami miliki” Dahlan cukup merendah diri dan tahu sangat kalau besan nya ini datang dari keluarga berada.
“ Jujur kami sempat kaget saat Kai minta izin buat menikah, apalagi kenalnya Cuma baru beberapa hari. Setelah di pikir pikir mungkin aja jodoh mereka. Sama seperti keluarga bapak. Saya sama istri saya menerima baik anak bapak menjadi menantu kami. Kalian tidak perlu khawatir untuk menyerah kan anak kalian sama putra kami. Saya sendiri yang akan menjamin nya.” Mantap ucapan Senopati sehingga membuat Dahlan dan isterinya betul betul menarik nafas lega.
“Cuma…usia Kai masih terhitung dalam fasa Labil sayang, baru 19 tahun dan belum masuk dua puluh tahun. Jadi harus banyak bersabar ya kalo suami nya ngambek kadang kadang.” Nasihat Lily kepada Fia
Kerongkong Fia seakan tersekat dan sulit untuknya menerima kenyataan ternyata dia menikahi lelaki yang jauh lebih muda darinya, lain halnya dengan ayahnya yang tidak kelihatan terkejut kerana sudah mengetahui fakta sebelum akad nikah tadi.
Perbualan mereka berlanjut sampai berjam jam lamanya dan saling bertukar cerita. Ternyata Senopati dan isterinya sangat mudah bergaul dan tidak sombong sama sekali.,tidak kelihatan seperti orang orang kaya di sinetron yang selalu di tonton Marini.
****
“ erm..Kai” panggil Fia. Sekarang mereka sudah berada di dalam kamar pengantin yang sudah di hias dengan indah. Mummy dan daddy Kai juga memilih untuk bermalam di rumah Dahlan demi menghormati pertemuan pertama mereka.
“Ya sayang..” jawab Kai sambil tersenyum menatap Fia.
“Ish…awak ni, tak hormat saya tau..saya ni patut jadi kakak awak tau.” Fia menarik muka masam
“Tapi kan wajar dong. Lo kan udah jadi bini gue. Masak manggil nya kakak sih”
“Ikut awak la.” Jawab Fia
“Tadi mau ngomong apa?” sekarang posisi mereka saling menghadap sambil duduk bersila di atas katil yang sudah di tabur kelopak bunga mawar.
“Kai…kamu masih sekolah?”
“Benar…gue masih SMA, sebentar lagi ada ujian akhir dan habis itu baru gue kuliah.”
Fia terlihat sedang memicit keningnya dan tidak habis fikir. Sepatutnya Fia sudah boleh agak setelah melihat seragam yang di kenakan Kai saat pertama kali mereka berjumpa dulu.
“Gue memang masih di bawah kakak umurnya. Tapi ingat gue bisa kasih kakak nafkah. Dan ini terakhir kalinya gue panggil lo kakak.” Jelas Kai
“Eh..nafkah apa?” tanya Fia sambil memeluk tubuh nya dan mengundang tawa Kai.
“Emang mau di kasih nafkah apa?” Kai mengambil kesempatan itu untuk mengusik isterinya
“Listen..saya memang isteri awak..tapi untuk ehem..saya masih belum bersedia.”
“ Gue gak akan maksa, maksud gue tadi itu nafkah lahir….untuk nafkah batin tunggu gue selesai ujian akhir dulu ya,,” celoteh Kai sambil tertawa lucu dengan expresi Fia yang agak berlebihan
“Kai!!!...Ish..”sambil melempar bantal guling ke arah suami tampan nya.
“Kenapa sayang…mau nafkahnya sekarang?” Kai semakin menjadi mengusik
“Laki tak guna. Gatal!” geram Fia sambil menghadiahkan cubitan di perut Kai
“Aw…haha udah udah sayang…” jerit Kai tertahan “Alih alih cium kok malah di cubit sih.” Tambahnya lagi
“Gatalnya laki aku.” Ucap Fia pelan.
“Tapi ganteng kan.?” Kai mengernyit sebelah mata nya sangat percaya diri. “gue Kai bakal bikin lo jatuh cinta sama gue dalam hitungan bulan.” Janji Kai sambil mencubit halus hidung mancung Fia.
Siapa yang tak happy dapat suami tampan dan juga masih muda. Tapi Fia tetap risau, macamana kalau suatu hari nanti Kai akan meninggal kannya. Pasti rasa sakitnya akan berkali kali lipat.
“Gak usah mikir yang aneh aneh ya..gue gak akan tinggalin lo apa pun kondisinya nanti.”Janji Kai yang seolah tahu apa yang sedang Fia pikirkan.
Share this novel
TERNYATA SUAMIKU BERONDONG