Pindah Rumah

Romance Completed 23253

Apa yang di harap kan di malam pertama mereka sebagai pengantin baru. Jauh dari kata romantik malah keduanya seperti Tom And Jerry saling cubit dan saling kejar mengejar , semuanya terjadi sebab Kai sangat suka mengusik Fia.
“Kai..dah tidur, saya letih.”akhirnya Fia mengalah kerana memang sangat sangat letih
“Mau nya bobok bareng apa bobok asing?” Kai menaik kan alis nya sebelah
“Terserah yang penting tidur.”
Kai sudah tersenyum nakal menatap istrinya yang memang jauh lebih dewasa dari dirinya, tetapi wajah Fia yang baby face kelihatan jauh lebih muda dari usia sebenarnya.
“Ni apasal tersenyum gatal ni? “ Fia sedikit curiga dengan senyuman suaminya.
“Yuk bobok” kai merangkak naik ke atas katil lalu berbaring di samping Fia.
“Erm…Kai..” panggil Fia
“pengen di peluk ya?” Kai masih lagi nakal mengusik Fia di setiap ada kesempatan.
“Kai!!..”
“Iya sayang…’
“Dah!, malas nak layan .” Fia betul betul merajuk dan terus menaikkan selimut sampai ke kepalanya.
“Gud nite sayang..” Kai menepuk lembut kepala Fia yang sudah terbalut selimut sambil tertawa halus.
***
Setelah sarapan bersama keluarga. Fia di minta ayahnya mengajak Kai berjalan jalan ke pekan. Fia tanpa banyak soal hanya mengikuti kehendak orang tuanya dan membawa suaminya untuk megenali lingkungan tempat dirinya membesar.
“Kampung lo bagus banget. Orang nya juga baik banget sama orang baru.” Kai mulai bersuara setelah kereta yang di pandu Fia masuk ke kawasan pekan kecil .
“saya harap awak boleh menyesuai kan diri dengan suasana kampung.” Fia menimpal ucapan suminya. “ jom kita minum teh Tarik dekat warung mamak situ.” Ajak Fia sambil menunjukkan warung yang berdepan dengan tempat parking kereta.
Kai hanya mengikut kemana Fia mengajaknya layaknya Fia adalah tourist guide nya. Setelah memesan teh Tarik dan canai kosong, keduanya memilih duduk di meja paling hujung untuk menghindari banyak mata mata yang dari tadi memerhatikan mereka.
“Fia….ajak suami keliling kampung ke? Nak tunjuk suami kat semua orang ke?” sindir Mak Kiah yang memang dari dulu tidak menyukai Fia. Baginya Fia tidak setanding anak gadis nya dalam semua hal, tetapi Fia selalu beruntung selalu mendapatkan sesuatu yang di luar dugaan.
“mak cik…”
Ucapan Fia terpotong setelah Kai menggenggam erat jemarinya sambil menggelengkan kepala memberi signal supaya Fia membiarkan sahaja ucapan Mak Kiah.
“Canai kosong mari sama teh Tarik dua.” Uncle Jarjit datang tepat waktu , sehingga Mak kiah memilih untuk melangkah pergi.
“Terima kasih uncle.” Ucap Fia
“Sama sama. Hari ini uncle belanja dua pengantin baru makan.” Uncle Jarjit dengan style uniknya.
“waaa….sekali lagi thank you uncle.” Ucap Fia sedikit riang kerana mood nya tidak jadi kelaut. Sementara itu Kai hanya mengangguk kan kepala tanda ucapan terima kasih.
Suasana kembali senyap kerana masing masing sibuk dengan makanan. “ Lo kerja kan?” Kai kembali menatap Fia
“Ya..saya dah kerja. Tapi bukan dekat sini.”
“Di mana?”
“Saya kerja di KL Kai.”
“Di KL lo tinggal nya bareng siapa?”
Fia tertawa kecil melihat sikap Kai yang sudah berubah seperti seorang detective “ saya menyewa sekali dengan beberapa orang kawan pejabat. Ada lima orang.” Jawab Fia tanpa berselindung.
“Mau kan pindah dari kontrakan yang ada sekarang?”
“Kai…sewa rumah mahal…saya tak mampu bayar seorang. Gaji bukan besar sangat pun.”
“Lo punya laki, soal rumah gak usah lo mikirin, tinggal pindah doang bisa kan?” nada suara Kai sangat berharap Fia menyetujui permintaan nya.
“Dia saja masih sekolah, mana mampu nak bayar sewa rumah yang ada kat KL tu” monolog Fia
“Diam berarti iya kan.? Deal” ucap Kai lagi. Fia terus mendiam kan diri, sebab dia tahu Kai tak mampu nak buat lebih setelah tahu berapa harga sewa perbulan untuk sebuah rumah ataupun apartment..
“Minggu depan jatah libur gue udah abis, sebelumnya kita harus berangkat awal ke Kl sebelum gue pulang ke Jakarta buat ngurusin perpindahan Lo.”usul Kai
Fia hanya mengiya kan sahaja takut terjadi perdebatan kecil, kedua nya memang sepasang suami isteri tetapi masih dalam tahap untuk saling mengenali hati budi masing masing. Lucu kan?.
***
Setelah mendapat izin dari ibu dan ayahnya, Fia mulai mengemas barang barang nya dan memasukkan nya ke dalam luggage, begitu juga dengan barang barang Kai. Kali ini Fia boleh membuat kerja dengan tenang tanpa usikan dari Kai, sebab suaminya itu masih beradadi rang tamu bersama ayah, ibu serta mummy dan daddynya.
“Ayah, ibu…nanti kalo Kai udah pulang ke Jakarta, bisa bantuin gak buat sering jenguk Fia di rumah, dan nanti Kai kasih alamatnya ke kalian.” Kai membuka bicara dan menatap penuh harapan kepada kedua mertuanya.
“Kai…sewa rumah dekat bandar mahal nak,,, Fia tak mampu menyewa sendiri. Dekat sana Fia menyewa beramai ramai..kai jangan risau ya nak.” Jawapan Dahlan tidak bersambung dengan permintaan Kai sebentar tadi.
“Untuk urusan rumah, bapak sama ibuk percaya kan saja sama Kai ya..” Senopati turut meyakin kan kedua besan nya yang masih kelihatan bingung.
“Kalau itu yang terbaik kami ikut saja.” Ucap Dahlan dan isterinya serentak mengundang senyum bahagia di wajah Kai dan kedua orang tuanya.
“Kai..daddy harap kamu buat yang terbak di ujian akhir nanti.” Senopati menepuk bahu anak lelakinya untuk menyalurkan semangat.
“setelah lulus mummy mau kamu yang handle kantor cabang daddy Di KL sambil kuliah online. Bisakan? Kali ini Lily yang bersuara dan menyampaikan pendapatnya.” Mummy Cuma gak mau kamu jauh jauh sama isteri kamu. Dan kalo kamu macem macem di belakang nanti mummy bakal coret nama kamu dari daftar kelahiran sebagai anaknya mummy.” Ugut Lily lagi
“Mummy gak usah neror Kai kayak gitu, tanpa mummy terror juga Kai bakal pertahan kana apa yang udah Kai bangun.” Jawab Kai dengan penuh percaya diri yang besar.
“Bagus kalo gitu. Mummy sama daddy pegang ucapan kamu.” Ucap Lily. Sementara itu Dahlan dan isterinya hanya menjadi pendengar setia kerana kurang faham apa yang menjadi topik perbualan tiga beranak itu.
“Ayah, ibu, mummy, daddy.” Panggil Fia yang baru sahaja keluar dari bilik.
“Sudah selesai?” tanya Kai dan hanya mendapat anggukan dari Fia.
“Kalau semua dah selesai, lebih baik berangkat sekarang. Nanti takut malam pulak.” Usul Marini
“Fia…nanti biar Kai aja yang nyetir ya..Fia nyantai aja di samping.” Lily menghampiri menantu nya lalu memeluk bahu gadis cantik yang sudah sah menjadi menantunya itu.
“Tapi Kai…”
“InsyaAllah gak akan ada masalah sayang.” Pujuk Lily lagi
Saat ini Fia seolah berperang dengan perasaan nya sendiri. Terlalu banyak hal mengenai Kai yang selalu menjadi kejutan tidak terduga bagi dirinya. “ boleh ke budak tu bawa kereta kat sini, ada lesen ke tak dia tu…yang tu tak penting, lama nya sesat kang, aduuh….” Monolog Fia di dalam hatinya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience