“Bie….” Panggil Fia setelah melihat suami nya muncul di balik pintu. Baby yang sedar diri terus beralih untuk memberi ruang kepada Majikan nya itu untuk menyapa isteri nya lebih dekat
“Tuan..” panggil Baby
“Baby..lo temani Akbi ya.” pinta Kai dan mendapat anggukan dari gadis itu.
Setelah kepergian Baby “Bie….maaf” Fia mulai terisak menyesali tindakan nya yang terburu buru dan tidak dapat bertenang
“Gak pa pa sayang, jangan nangis ya. sekarang sayang harus istirahat biar dedek nya bisa semakin pulih.”
“Bie…bie tak marah ke?
“Gimana mau marah coba? Abang emang marah malah marah banget tapi bukan sama sayang, tapi sama orang yang udah nebar terror ke kamu.” Kai mengesat air mata di pipi Fia dan cuba untuk menenang kan isteri nya itu
Drrt….Drrrt,…..Drrt…. ( satu panggilan masuk)
“ Mummy” lirih Kai
“Assalamualaikum mummy….”
(kai…kok kamu gak bilang ke mummy sih Fia masuk rumah sakit?)
“Mi…maaf ya, keadaan kacau mi jadi Kai belum sempat ngasih kabar ke mummy”
(Ya udah…mummy otewe ke sana ya bareng Sato.bentar lagi nyampe. Daddy udah cerita semua sama mummy.)
“Ya udah mi..sampe ketemu nanti ya”
Kai memutus kan sambungan telefon dan kembali menatap isteri nya “ sayang…bentar lagi mummy sampai. Nanti kamu tinggal sama mummy dulu gak pa pa kan? Abang mau nyari tau siapa yang udah membuat huru hara di keluarga kita.”
“Tapi Bie….saya takut” Fia merengek dan tidak mau berpisah dengan suami nya
“Sayang…pelaku nya harus ketemu sebelum hari resepi kita sayang. Waktu nya udah mepet lho…” pujuk kai lagi dan Fia akhir nya pasrah
“Bie….”
“Iya sayang..”
“Peluk….” Sambil memuncung kan bibir nya manja.
Dengan senang hati nya Kai membawa Fia ke dalam pelukan nya dan membenam kan ciuman di puncak kepala Fia.
“Manja banget ya calon mummy, “ Kai melerai kan pelukan nya dan kedua tangan nya kini meraup kedua belah pipi Fia dan meng hadiah kan ciuman di kiri dan kanan nya. “ sayanga…dedek nya ada gerak gak sih?”
“Masih baru la bie…mana boleh gerak lagi” Fia tertawa dengan soalan yang di aju kan oleh suami tampan nya itu.
“Kirain udah bisa gerak…hehe” lalu kedua nya tertawa bahagia. Kai memang belum bercerita perihal Mak Mah yang kena tusuk pisau dan sekarang di rawat di hospital yang sama dengan Fia.
Klek!
Muncul dua orang di balik pintu satu nya adalah Lily dan satu lagi adalah lelaki asing yang tak pernah Fia temui sebelum nya.
“Mumy..” panggil Fia
“Gak usah bangun sayang…biar mummy mendekat.” Lily mendekat dan memberi kan ciuman di kiri dan kanan pipi Fia “Kamu udah baikan sayang?” tanya Lily dan Kai akhir nya memberi ruang kepada mummy nya untuk menemani Fia.
“Mi…mummy temeni si calon mummy dulu ya….kai mau diskusi sesuatu sama bang Sato” ucap kai sambil mengelus lembut puncak kepala Fia
“Udah sana…gak pa pa. serah kan sama mummy. Di luar juga ada Keyza dan Robi yang jaga. Aman kok” jamin Lily. Ternyata Sato membawa bersama dua anak buah nya untuk menjamin keselamatan nyonya muda dan bakal pewaris keluarga Gunarion”
“Saya pamit permisi dulu nyonya, myonya muda.” Sato membungkuk hormat di depan kedua wanita di depan nya. Fia hanya membalas nya dengan tersenyum.
“Kamu tidur aja ya…biar mummy duduk di sini aja. Atau mau makan bubur dulu?” Lily menawar kan bubur yang sempat di beli nya di MC D dalam perjalanan menuju ke hospital.
“Fia makan dulu ya… tadi tak sempat makan.” Ujar Fia
“sini mummy bantuin” lily membantu Fia membuka penutup bubur “mummy suapin ya” Fia betul betul di perlaku kan layak nya seorang puteri oleh mertua nya
***
Di café berdekatan hospital
Ketiga lelaki itu terlihat sangat serius dengan wajah yang cukup tegang. Akbi baru sahaja datang dari menghantar Baby pulang ke apartment nya. Sengaka Akbi tidak menghantar gadis itu blik ke rumah sewa nya kerana bimbang akan keselamatan Baby.
“Akbi…MaK Mah gimana?” tanya Akbi
“Mak Mah buat masa sekarang aman kok. Cuma masih belum sadar kan diri aja.” Jawab Akbi dan Kai hanya mengangguk meng iya kan.
“Sekarang kita mulai nya dari mana?” Sato akhir nya bersuara
Kai menyerah kan handphone Fia kepada Sato dan memperlihat kan dua mesej ugutan yang di terima oleh isteri nya.
Sato mengeluar kan laptop nya dan mulai melaku kan pekerjaan nya. “Sementara itu..CCTV di penthouse kesambung sama hape Den Kai kan? Bisa tolong putar di waktu kalian masih di rumah dan lihat siapa pelaku yang udah mencelakai pembantu rumah Den” Sato membahagi kan tugas mereka untuk menjimat kan masa mencari dalang dari masalah yang terjadi saat ini
“Kai membuka aplikasi yang tersambung dengan CCTV yang ada tepat di atas pintu masuk di penthouse nya. Kali ini CCTV itu ternyata berjasa juga,
“Nyet! Lo liat tu” Akbi menunjuk ke satu sosok yang mengena kan hoodie muncul di layar hanphone kai hasil dari rakaman CCTV
“Cewek pasti..” gumam Kai
“Apa si Raisa ya?” Teka Akbi yang dari tadi memang mencurigai si Raisa.
“Bentar Bi..Lo lihat kan tu jari nya?” Kai mem pause video dan terus membuat zoom.” Lo liat tuh cincin nya” tunjuk Kai
“M” jawab Akbi
“Kayak nya gue pernah lihat ini tapi dimana coba?” Kai mencuba mengingat kembali di mana dia pernah melihat seseorang yang mengena kan cincin itu. Video hanya terputus di sana kerana CCTV hanya di pasang di depan pintu masuk.
Kedua lelaki itu kini menunggu hasil dari penyelidikan Sato.” Okey…nomer ini di daftar kan di atas nama Nona Raisa Binti Ibrahim. Apa kalian mengenal nya?” tanya Sato
“Tuh kan gue bilang apa? Ternyata si medusa itu ya biang kerok nya.” Seru Akbi geram
“Sekarang juga lo bawa tu si ular datang ke penthouse gue untuk mempertanggungjawab kan semua kelakuan nya.” Perintah Kai dengan rasa marah yang menggebu gebu.
“Kakak temani kalian, takut nya kalian akan kelewat batas.” Sato menawar kan diri nya untuk membantu Kai menangani Raisa. Di dalam hati nya Sato yakin kalau pelaku ini bukan hanya satu orang sahaja.dan tidak mungkin pelaku nya dengan mudah nya mendedah kan bukti yang mengarah kan ke diri nya sendiri
“Apa kalian punya teman yang mengambil jurusan di bidang IT atau teman yag genius IT?” tanya Sato
“Gak ada” jawab kedua nya serentak tetapi mereka melupa kan satu orang yang memang student IT yang pernah meminta Fia menjauhi Kai sebelumnya.
Share this novel