Amanah Kai

Romance Completed 23253

Sebelum pulang ke Jakarta, Kai mengajak Fia untuk shopping segala keperluan. Untuk hari ini Kai ingin menghabis kan waktu nya untuk menemani Fia jalan jalan seharian.
“Kai…awak ni sebenar nya siapa? Daddy awak kerja apa? Setahu saya hanya orang orang yang betul betul poket tebal saja mampu beli Penthouse di sana. Dan satu lagi, macamana awak mampu beli lambhorghini sedang kan awak masih sekolah?” beruntun pertanyaan yang keluar dari mulut Fia. Saat ini mereka sedang menikmati pizza hut dan duduk saling berhadapan.

“Enggak sekarang mbak sayang….nanti juga lo tahu. Nikmati aja setiap moment yang penuh dengan kejutan.” Kai menurun naik kan alis nya berniat untuk menggoda Fia. “ ternyata lo masih tetap cantic dan polos seperti dua tahun lalu mbak.” Tambah nya lagi

“Kita pernah jumpa ke? Tapi di mana Kai?” tanya Fia

“Suatu saat gue akan bawa lo ke peristiwa silam di mana gue pernah ketemu lo kak. Sekarang gue bener bener pengen ucapin terima kasih buat si Syah tanpa iman itu karna udah ninggalin lo buat gue.” Celoteh Kai.

Fia di buat termangu dan kelihatan nya banyak hal yang Fia tak tahu dan tak sedari. “Kai…terima kasih sebab sudi selamat kan Maruah saya masa hari pernikahan kita.”

“Kembali kasih mbak cantik..”
“Hai Fia!!!!!” teriak satu suara dari arah belakang. Ternyata Nina dan Misha dan ada Baby juga. Tiga serangkai itu menghampiri meja Kai dan Fia dan dengan tak tahu malu nya Nina terus mengambil tempat duduk di sebelah Kai sehingga menyebab kan kai terpaksa menggeser kerusi nya sedikit supaya tak terlalu dekat.

“Hai handsome….kita jumpa lagi.’ Sapa Nina

“Hai…” singkat sapaan dari kai

Ada raut tidak suka jelas tertera di wajah Fia melihat Nina terang terangan menunjuk kan minat nya terhadap kai.

“Nina…jangan dekat dekat…dia tak selesa tu.” Fia sengaja mencipta alasan. Tetapi malah tiada siapa yang memperduli kan amaran nya,

“Saya Nina..nama awak siapa?” Nina mengajak Kai bersalaman

“Hai…panggil gue Kai aja.” Jawap nya sambil meletak kan tangan nya di dada untuk mengelak bersalaman dengan Nina.

“Boleh minta no phone tak?” Nina masih lagi berusaha mendapat kan no phone Kai setelah Fia menolak untuk memberi nya no phone Kai.

“Eh!!!lupa…Kai..jom kita kan dah janji dengan mak Mah tadi. Kesian orang tua tu tunggu kita lama. Sorry Beb…kami kena gerak sekarang.” Potong Fia sambil menarik tangan Kai untuk menjauhi ketiga sahabatnya. Sementara yang di Tarik sudah mengukir senyum bahagia melihat isteri nya sudah terbakar di hati.

“Eeee Fia….belum selesai lagi ni.” Rengek Nina dan Baby serentak dan Fia malah tidak menghirau kan sahabat gila nya itu.

“ehem…perasaan Mak Mah gak ikut deh mbak” kai bersuara setelah mereka berada cukup jauh dari pandangan tiga sahabat Fia tadi.

“Jadi kamu suka duduk sana dan bercinta depan saya macam tu?” Fia bertanya dengan emosi yang sudah berada di tahap merah.

Alih alih marah, Kai malah merangkul tubuh kecil Fia dan membawa nya ke dalam pelukan. “gue Cuma mau nya bercinta sama lo mbak.” Ucap nya sambil mengelus lembut rambut Fia yang di buat curl.

Fia Cuma mendengus kasar dan segera melpas kan pelukan kai. Melangkah cepat meninggal kan lelaki itu di belakang. Dengan cepat Kai menyamai langkah Fia dan merangkul bahu istri nya erat.

“Udah…gak boleh ngambek. Oh ya..mbak bulan depan ada waktu gak. Maksud gue bisa gak sih libur satu minggu gitu?” Kali ini Fia tidak melari kan diri lagi dan jujur sahaja Fia senang saat kai memeluk nya seperti sekarang kerana merasa di sayangi dan di lindungi.

“Erm…tergantung atas urusan apa.. memang nya kenapa? Fia balik bertanya

“Gue ada tournament basket ball sama sekolah tetangga..gue berharap banget lo bisa hadir mbak..biar main nya jadi semangat gitu.” Kai semakin mengerat kan pelukan nya.

“Tarikh bila?”

“Awal bulan sih..tanggal sepuluh gitu..soal tiket gak usah pusing ya..yang penting lo nya mau dateng.”

“Okey boleh..”apa salah nya menyenang kan hati suami. Dapat pahala ada lah…fikir Fia
Kai melepas kan pelukan nya dan meraih jemari halus Fia . kedua nya berjalan sambil berpegangan tangan. Diam diam Kai mengambil gambar Fia dan meletak kan nya menjadi wallpaper di phone.
“Mbak…” panggil Kai

“Ya…” Fia menghenti kan langkah nya terus berpaling

“Lo cantik mbak.”

Fia menaik kan alis nya tidak menduga sama sekali dengan ucapan Kai sebentar tadi dan kemudia tertawa lucu. “kecik kecik dah pandai menggoda.” Peril Fia

“Gue udah gede…malah sudah menjadi imam gitu.” Tawa Kai dan kedua nya saling tertawa kerana jawapan tidak terduga Kai.

“Kai…dekat sana kamu ada teman special ke?”
“Ada sih…tiga orang malah sering banget bobk bareng.”
Fia terpegun dengan jawapan jujur Kai dan membayang kan betapa bebas nya pergaulan suami nya itu

“Eits…pikir nya jangan ke mana mana, teman gue itu cowok semua nya, kita itu udah kayak saudara. Lain waktu gue kenalin lo ke mereka. Untuk pacar sih gue gak punya karna gue langsung nikah gak pake pacaran takut nambah dosa.” Panjang lebar penjelasan Kai.

Fia tersenyum senang mendengar pengakuan Kai dan hatinya terasa berbunga bunga dan sekarang seolah diri nya sedang di kelilingi rama rama yang berterbangan. Perlahan tapi pasti nama Reza akan terhakis dari hati nya.

****
Setelah kembali ke penthouse, kedua nya berbaring untuk melega kan rasa letih seharian berjalan jalan di luar. Terdengar nafas Fia sudah teratur dengan baik menanda kan gadis itu sudah masuk ke alam bawah sedarnya. Perlahan Kai bangun dari baring nya duduk menatap wajah Fia yang mendamai kan jiwa nya. Setelah menghadiah kan satu kecupan di kening isterinya, Kai terus keluar kerana mak Mah dan pak Abu sedang menunggu diri nya di ruang tengah sesuai pesanan nya tadi
“Maaf kalian jadi nunggu lama.” Kai terus menduduk kan diri nya di depan kedua orng tua itu.

“ Tak apa tuan muda, kami faham.”jawap Pak Abu

“Langsung aja ya, nanti nya sepeninggalan saya tolong jaga mbak Fia sepertimana kalian menjaga saya. Dan mungkin nanti nya dia akan bertanya ke salah satu di antara kalian siapa saya sebenarnya. Tolong jangan kasih tahu dulu karna belum waktu nya untuk dia tahu siapa saya. Andai kata mbak Fia sakit atau sedang dalam masalah tolong kabari saya secepatnya tidak perduli pagi malam tengah malam atau subuh sekalipun.” Bercakap dengan orang yang lebih tua Kai pasti akan membahasa kan diri nya dengan lebih sopan.

“Baik tuan, kami pasti akan menjaga puan dengan baik. Tuan tak perlu risau untuk itu.” Jawab mak Mah dan Pak Abu serentak.

“Saya percaya sama kalian.” Sekarang kalian bisa kembali ke kamar lagi karna saya juga mahu istirahat” ucap Kai lalu angkat kaki dari sana kembali ke bilik semula.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience