BAB 9

Romance Completed 12718

Deringan telefon berbunyi membuatkan Adawiyah meneliti nombor itu.Tertera nama Doktor Iman.Memang dia akui,dia dan doktor muda itu berkawan rapat namun Adawiyah tidak menganggap dia lebih.

"Assalamualaikum,"suara Adawiyah mengisi ruang perbualan dan salamnya disambut.
"Adawiyah sihat?,"tanya Doktor Iman.
"Sihat alhamdullilah.Doktor?,"Adawiyah memulangkan soalan yang sama.
"Sama seperti Adawiyah.Saya nak ajak awak keluar boleh?,"tanya Doktor Iman.Dia perlu meluahkan sesuatu.Tentang isi hatinya.

Adawiyah memikirkan dahulu.

"Baiklah,dekat mana?,"soal Adawiyah.

Doktor Iman memberitahu alamat dan destinasi.Setelah itu,mereka mengakhiri perbualan.

???

Adawiyah mencari dimana Doktor Iman dalam restoran yang terkenal dengan nasi ayam itu.Setelah mengenal pasti Doktor Iman berada disudut restoran itu,dia segera menuju ke situ.

"Assalamualaikum,"ucap Adawiyah.Doktor Iman yang sedang meneliti telefonnya segera menutup telefon.Dia menjawab salam Adawiyah dan memanggil pelayan untuk mengambil pesanan.
"Adawiyah cantik sangat,"puji Doktor Iman.Tidak puas matanya memandang Adawiyah.Mungkin inilah dikatakan anugerah Allah.Pujian jejaka itu hanya mengundang senyuman simpul Adawiyah.
"Adawiyah,saya perlu beritahu sesuatu,"serius suara Doktor Iman.Adawiyah memberi masa kepada doktor itu.
"Adawiyah,saya tahu apa yang saya katakan ini bakal membuat Adawiyah berfikir dua tiga kali nak berkawan dengan saya.Tapi,saya kena cakap jugak.Kalau tak saya tak tenang,"kias Doktor Iman.Adawiyah menunggu dengan sabar.
"Saya rasa,saya dah jatuh cinta pada Adawiyah,"jelas doktor itu.
Adawiyah menghela nafas.Dia kembali senyum.
"Saya tahu,Adawiyah pasti tidak selesa.Tapi,saya minta maaf saya dah terlanjur suka pada awak.Perasaan saya pada awak melebihi seorang sahabat,"pengakuan Doktor Iman tidak membuat Adawiyah melatah.

Doktor Iman senyap.Dia menunggu jawapan dari gadis itu.Apa saja jawapan gadis itu,dia terima dengan terbuka.Itu janji dia.

"Terima kasih doktor kerana menyintai wanita yang serba kekurangan seperti saya.Saya amat hargai,tetapi maaf doktor.Saya bukan pilihan yang tepat,"Adawiyah perasan riak doktor itu mula berubah.
"Doktor tahu,doktor salah seorang sahabat yang saya kagumi.Seorang yang bijak,tetapi memilih untuk berkawan dengan saya.Saya rasa bertuah.Namun,saya anggap doktor hanya sebagai sahabat.Kalaulah saya mampu terima doktor saya dah lama buat begitu,tapi kita manusia.Tak semua kita mampu miliki,"Adawiyah cuba menolak dengan cara yang baik.
"Jangan risau,saya bukan jenis yang memutuskan perhubungan.Bagi saya,perhubungan sahabat itu lagi besar makna berbanding cinta.Dan saya akan jadi manusia paling bodoh kalau tidak berkawan dengan doktor hanya kerana perasaan doktor itu,"Adawiyah memujuk Doktor Iman atau sahabatnya.
"Terima kasih Adawiyah,saya ingat saya akan hilang awak.Mungkin betul cakap awak,persahabatan lagi besar makna.Awak memang sahabat yang baik,"puji Doktor Iman.
"Friends forever?,"tanya Adawiyah.
"Friends forever,"jawab Doktor Iman.Adawiyah memberikan senyuman kepada Doktor Iman.

Makanan mereka telah tiba.Mereka makan sambil bercerita.Banyak cerita mereka kongsikan.Sehingga Adawiyah ketawa tanpa henti.

Tanpa Adawiyah ketahui,ada mata yang memandang mereka.Memandang dengan mata yang tajam dan perasaan bercampur baur.Faliq segera menuju ke kereta dan membawa dengan kadar laju.Cemburunya naik tahap maksimum.

???

Adawiyah memberhetikan keretanya di depan pagar.Belum sempat dia membuka pintu,Faliq telah terlebih dahulu bukakan.

"Eh apa ni,lepaslah,"rungut Adawiyah bila Faliq dengan berani memegang lengannya dan merentap kasar.
Faliq menarik Adawiyah masuk ke dalam keretanya dan bergerak meninggalkan kawasan perumahan itu.Mukanya serius,rontaan Adawiyah tidak dihiraukan.
"Awak gila ke?Hantar saya balik sekarang,"bentak Adawiyah.Ketakutan mula menguasai diri bila Faliq memandang dia tajam.
"Tolonglah Faliq,tak manislah awak buat macam ni.Saya nak balik,saya merayu sangat,"Adawiyah merayu pada Faliq.

Faliq memberhentikan keretanya di bahu jalan.Dia memegang bahu Adawiyah supaya mengadap dia.Adawiyah terkejut bila bahunya dicengkam oleh Faliq.Dia cuba melepaskan namun tidak berdaya dengan kekuatan lelaki Faliq.

"Kau pergi mana?Jantan mana kau jumpa?,"soal Faliq.Api kemarahan menjulang tinggi sehingga mukanya menahan kemarahan.
"Apa awak merepek ni?Awak ikut saya?,"giliran Adawiyah bertanya.Dia bengang bila privasinya diceroboh.
"Aku tanya kau,kau tanya aku.Siapa dia?,"bahu Adawiyah dicengkam lagi kuat sehingga mengundang keluhan sakit dari Adawiyah.
"Apa hak awak nak tahu,lepaslah.Sakit tahu tak.Saya nak keluar dengan siapa itu hak saya,saya tak pernah kacau privasi awak.Jadi,mind your own business.Dahlah saya nak balik,"Adawiyah mahu keluar dari kereta Faliq namun ditahan oleh Faliq.
"Sudahlah Faliq,saya penat.Penat,"adu Adawiyah.

Tiba - tiba Faliq memeluk Adawiyah.Erat.Adawiyah kaku.

"Kenapa kau buat aku macam ni?Aku tak suka tengok kau keluar dengan dia,kenapa susah untuk kau faham?,"tanya Faliq.

Rontaan dari Adawiyah tidak dihiraukan.Dia menolak Adawiyah mengadapnya lagi.Adawiyah menampar pipi Faliq.Airmatanya mengalir perlahan.Tidak diusap.

"Kenapa awak buat saya macam ni Faliq?Saya bukan permainan,cukuplah Faliq.Jangan dera hati saya lagi,cukuplah,"rayu Adawiyah.

Adawiyah segera keluar.Dia tidak betah berada disitu.Adawiyah menahan sebuah teksi dan berlalu pergi.Faliq hanya mampu merenung teksi itu berlalu.Dia mengetuk streng keretanya bertalu - talu.

???
Adawiyah sampai ke rumah.Dia kembali masuk ke dalam keretanya setelah membayar tambang teksi tadi.Dia memandu tanpa arah.
Sudahnya di berhenti di tepi lebuh raya.Papan tanda di depannya menunjukkan arah ke Tanjung Malim.Sebegitu jauh dia memandu.
Adawiyah menangis semahu mungkin.Dia memukul - mukul dadanya yang sesak.Tidak tertanggung lagi sakit dihatinya.Pedih yang bersisa disulami perasaan sayang.

"Ya memang aku cintakan kau,tapi aku tak mampu terima kau Faliq.Aku tak mampu,"tangis Adawiyah.

Lagu dari Isyana Sarasvati bertajuk Tetap Dalam Jiwa berputaran di corong radio seolah - olah tuju kepada dia.

Tak pernah terbayang
Akan jadi seperti
Ini pada akhirnya
Semua waktu yang pernah
Kita lewati bersama nyata
Hilang dan sirna
Hitam putih berlalu
Janji kita menunggu
Tapi kita tak mampu
Seribu satu cara kita lewati
Tuk dapatkan
Semua jawaban ini
Bila memang harus berpisah
Aku akan tetap setia
Bila memang ini ujungnya
Kau kan tetap ada
Di dalam jiwa
Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Bilang memang ini ujungnya
Kau kan tetap ada
Di dalam jiwa
Memang tak mudah tapi
Ku tegar menjalani
Kosongnya hati
Buanglah mimpi kita
Yang pernah terjadi
Dan simpan tuk jadi history
Hitam putih berlalu
Janji kita menunggu
Tapi kita tak mampu
Seribu satu cara kita lewati
Tuk dapatkan
Semua jawaban ini
Bila memang harus berpisah
Aku akan tetap setia
Bila memang ini ujungnya
Kau kan tetap ada
Di dalam jiwa
Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Bila memang ini ujungnya
Kau kan tetap ada
Di dalam jiwa
Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Bila memang harus berpisah
Aku akan tetap setia
Bila memang ini ujungnya
Kau kan tetap ada
Di dalam jiwa
Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Bila memang ini ujungnya
Kau kan tetap ada
Di dalam jiwa

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience