Namun sesampainya mereka di depan ruang kelas itu, mereka tidak mendapatkan siapa-siapa diruangan itu. Ruangan itu kosong, pertanda kalau siswanya sudah pergi meninggalkannya.
"Dia sudah keluar dari kelas, Erika," kata Rani.
"Iya. Tapi, kenapa dia enggak nyamperin gue?" gumam Erika.
"mungkin buru-buru karena ada keperluan kali," duga Yulia
Erika masih tercenung memandangi ruang kelas I-5 yang kosong dengan wajah menunjukkan kekecewaan, Ketika Rani kembali bertanya,
"Ya udah, enggak usah lo pikirin. Ya, mungkin seperti yang dikatakan Yulia, Dimas mungkin buru-buru karena ada urusan, sehingga dia lupa nyamperin lo. Udahlah, mending kita pulang aja, yakni. Besok kalau lo ketemu dia, lo tanya aja sama dia.... "
Erika akhirnya menurut. Mereka pun meninggalkan depan ruang kelas I-5 dimana Dimas tercatat sebagai salah seorang siswanya. Mereka melangkah bersama sambil ngobrol menuju ke halaman depan gedung sekolah, hendak menuju ke jalanan.
" Eh, Erika.... "
" Ya? "
" Sepertinya kini lo punya saingan berat deh, " kata Yulia
" maksud lo, Yulia? "
" Ya, selama ini kan lo yang jadi primadona di sekolah ini."
"Primadona apaan? Gue enggak merasa jadi primadona, " singgah Erika.
" Ya, meski lo enggak merasa, namun penampilan lo selama ini telah menjadi perhatian banyak kaum cowok disekolah kita. Bukankah itu artinya selama ini lo telah menjadi primadona di sekolah kita? " tutur Yulia.
" Lalu....? "
" Tetapi tampaknya sekarang, dengan kehadiran siswi baru pindahan itu, agak-agaknya lo bakal tersaingi deh..... "
Erika tersenyum
" Kok lo senyum? "
" Kenapa emangnya gak boleh? " tanya Erika.
" Ya boleh sih. Tapi, gue rasa lo senyum pasti ada maksudnya, kan? "
" Lo lucu, Yulia. "
" Apanya yang lucu? "
" Omongan lo. "
" maksud lo?" giliran Yulia yang bingung.
"Yulia sohib gue yang baik tapi suka mengkritik..... Kalau boleh gue kasih kasih saran ama lo, ya biarin aja siswi baru itu jadi primadona. Dan perlu lo tahu yang, selama ini gue enggak merasa kalau gue primadona. Sebab gue merasa kalau gue biasa-biasa aja sih sebagaimana lo juga Rani. Jadi, buat apa gue mesti mikirin hal-hal seperti itu? Biarin aja kalau siswi baru itu bakal jadi primadona di sekolah kita, karena kenyataannya dia memang cantik dan menarik, kok. "
" Lo enggak cemburu? "
" Cemburu? " kening Erika mengerut
Share this novel