Dengan wajah masih menunjukkan ketidak mengertiaan akan sikap Erika yang tiba-tiba berubah, Dimas melangkah memasuki ruang kelasnya. Melihat Dimas datang dengan wajah murung, Vanessa langsung menyambut.
“Ada apa Dimas? " tanya Vanessa, ketika melihat tuh cowok murung.
“Enggak...enggak apa-apa."
“wajah lo kok murung?"
“gue cuma sedang bingung. "
“bingung kenapa?" tanya Vanessa penasaran ingin tahu.
“tentu ada kaitannya dengan Erika " celetuk salah seorang teman sekelas mereka.
“Kenapa memangnya dengan Erika?" tanya Vanessa.
“Apa lo belum tahu, kalau nih hari Erika telah membuat gebrakan baru? "
“Gebrakan baru apaan? Dia kembali menjuarai lomba?"
“Wah, kalau yang itu sih bukan hal baru lagi. Karena selama ini dia emang langganan jadi juara lomba. "
“Lalu, gebrakan baru apaan?". Vanessa makin penasaran.
“Tanya aja deh ama Dimas.... "
“Dimas..... Ada Apa sih sebenarnya?"
“Erika berubah."
“Kini Erika bukan lagi Erika yang selama ini gue kenal."
“Maksud lo? "
Dengan wajah masih menunjukkan kemurungan, Dimas pun menceritakan apa yang dialaminya hari ini. Dimana ia melihat sikap Erika yang berubah, tidak sebagaimana yang selama ini dia kenal.
“Gue benar-benar enggak ngerti, apa yang sebenarnya terjadi? " keluh Dimas.
“Apa mungkin ada hubungannya dengan kehadiran gue di sekolah ini?" duga Vanessa.
“Maksud lo? "
Vanessa tidak langsung menjawab. Sesaat dia terdiam sembari merenung, untuk kemudian dia menghela napas panjang dengan pandangan mata menerawang.
Share this novel