Mendengar penuturan temannya, Dimas pun menjadi penasaran ingin membuktikan kebenaran penuturan sang teman. Sehingga tanpa membuang waktu lagi, Dimas bergegas meninggalkan kelasnya bermaksud menemui Erika. Apalagi, ada sesuatu yang ingin dia sampaikan pada cewek itu.
Kebetulan sekali baru saja Dimas keluar dari dalam kelas, dia melihat Erika tengah berjalan seorang diri.
“Erikaaaa... " seru Dimas memanggil.
Erika menengok sesaat, namun kemudian bagai tak mengenal orang yang memanggil namanya, cewek itu dengan acuh meneruskan langkahnya. Semua itu membuat Dimas mengerutkan kening, tak mengerti kenapa Erika bersikap seperti itu? Padahal biasanya, tuh cewek akan kasih senyum manis jika melihatnya. Lalu balas menyapanya dengan kata, “Hai... "atau “Eh Dimas..." dan sebagainya tapi kali ini, jangankan senyum, balasan sapaan aja enggak. Ada apa dengan Erika? pikir Dimas.
Karena Erika tak menghentikan langkahnya, ditambah lagi rasa penasaran pengen tahu apa yang sebenarnya terjadi pada tuh cewek, Dimas pun bergegas mengejar, bahkan menghadang langkah cewek itu.
“Erika... "
“Ada apa?" tanya Erika dengan nada suara dingin. Sorot matanya tajam menghujam dengan wajah menunjukkan ketidak bersahabatan sebagaimana biasanya. Dan semua itu semakin membuat Dimas kian bertambah heran dan tak mengerti. Dengan kening yang mengerut ditatapnya wajah Erika lekat.
“Kenapa lo pandangi gue seperti itu? Ada yang aneh? " tanya Erika kemudian dengan wajah menunjukkan ketidaksenangan.
“Ya...."
“Ada apa dengan lo, Erika? "
“maksud lo?" Erika balik bertanya.
“sikap dan penampilan lo hari ini lain dari biasanya."
“Oh ya? "
“Ya."
“Ada lagi yang ingin lo katakan? " tanya Erika.
“kalau sudah enggak ada lagi yang ingin lo sampaikan, sorry gue harus pergi..."
Usai berkata begitu, tanpa menghiraukan bagaimana perasaan Dimas atas sikapnya, Erika pun bergegas meneruskan langkahnya meninggalkan Dimas yang masih berdiri mematung dengan wajah masih menunjukkan ketidakmengertiaan. Ada apa sebenarnya dengan Erika, sehingga dia seakan enggak mengenal gue aja? Gumam Dimas dalam hati yang diliputi ketidakmengertiaan akan perubahan sikap Erika.
Share this novel