Mendengar jeritan dari kamar Erika, mama dan kakaknya yang tengah berada di ruang makan, menunggu kemunculan Erika untuk makan siang bersama dibuat terkejut. Tadi Erika ngomong mau ganti pakaian sekolah. Eh, kenapa tiba-tiba kini berteriak seperti orang kesurupan.
“Ada apa dengan adikmu itu? " gimana sang mama.
“mana Aditya tahu, ma."
“Kenapa berteriak begitu kayak orang kesurupan?"
Aditya hanya angkat bahu, mengisyaratkan kalau dia tidak tahu menahu dan sekaligus juga tidak tidak mengerti dengan apa yang tengah terjadi serta dialami oleh adiknya.
Penasaran dan khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada anak bungsu nya, sang mama pun bergegas meninggalkan ruang makan dimana putra sulungnya berada, menuju ke kamar putrinya. Begitu sampai di depan pintu kamar Erika, perlahan sang mama mengetuk pintu kamar itu.
“Erika....! Erika....! "
“Ya, ma?"
“Kamu kenapa? "
“Enggak... Enggak ada apa-apa, ma."
“Kok mama dengar kamu menjerit-jerit?"
“Ehm.... Anu, ma. Erika sedang latihan drama. "
Latihan drama? Desis sang mama dalam hati dengan kening mengerut. Rasanya aneh, kalau Erika latihan drama langsung sepulang sekolah. Dan lebih aneh lagi, latihan drama kok pakai berteriak - teriak segala seperti orang kesurupan. Meski sebenarnya tak yakin dengan jawaban putrinya, namun karena selama ini Erika tak pernah menunjukkan sikap aneh, sang mama pun percaya. Wanita separuh baya itu hanya bisa Menghela napas panjang sembari menggeleng-gelengkan kepala.
“Benar tidak ada apa-apa, Erika? "
“Benar, ma. Masak mama enggak percaya sih?"
“Ya sudah, latihan dramanya di teruskan nanti saja. Sekarang cepetan ganti pakaiannya. Mas mu sudah tidak sabar menunggu. "
“Iya, ma. Sebentar Erika keluar...."
“Jangan lama-lama loh. "
“Iya, ma. Iya..."
Sembari menggeleng-gelengkan kepala sang mama pun bergegas meninggalkan depan pintu kamar putrinya, kembali menuju ke ruang makan dimana anak Sulungnya berada.
“Ada apa, Ma? " tanya Aditya.
“Lagi latihan drama," jawab sang mama.
“Latihan drama? " ulang Aditya
“Iya..."
Kening Aditya mengerut mendengar jawaban mamanya yang memberitahu kalau adiknya berteriak histeris seperti orang kesurupan, ternyata sedang latihan drama. Aditya seperti tak yakin dan tak percaya akan hal itu. Dalam hati ia berkata, Erika berbohong sama mama. Sebab tadi gue mendengar dia menyebut nama seorang cowok. Kalau enggak salah Dimas. Siapa Dimas?
Dan ada hubungan apa antara adiknya dengan cowo bernama Dimas?
Wajar kalau Aditya tidak mengenal Dimas, karena dia memang tidak bersekolah DI SMU KUSUMA BANGSA dimana adiknya bersekolah.
Didalam kamarnya, Erika yang katanya hendak ganti pakaian bukannya buru-buru ganti pakaian, tetapi dia kembali termenung, kembali mengingat apa yang beberapa saat lalu terjadi. Saat dia dan teman-temannya meninggalkan ruang kelas untuk pulang.
Di depan kedua sahabatnya Erika memang bisa menunjukkan ketenangan. Namun sesungguhnya, di dalam hatinya bersekolah sejuta rasa yang terasa sangat menyesakkan dada. Sebel, kesel, jengkel, mangkel semua beraduk menjadi satu.
Dia berusaha untuk menahannya dalam dada, namun akhirnya dia tak mampu juga. Akhirnya tadi tanpa sadar dia menjerit histeris karena tak mampu lagi menahan luapan kekesalannya. Sehingga membuat mama dan kakaknya jadi kaget. Untung dia punya alasan yang tepat kalau tidak?
Share this novel