“Nobody will know how it felt as much as I felt it. The loneliness that you don’t choose, but force upon,”matanya mengerling aku sekilas sebelum menyambung, “Who are you to judge me,huh?”

Sofia mampir menghampiriku. Susah payah dia melangkah.Jari telunjuknya diarah tepat ke dadaku yang dibaluti knitted sweater tebal .

“Who.Are.You?”setiap perkataan ditekan bersama dengan tujahan jari telunjuknya. Aku keraskan tubuh. Seketika aku diam. Sofia Jane. Nama seperti pelakon yang dulu digemari mummy. Sofia Jane yang itu cantik jelita. Tapi Sofia Jane yang ini? Pandang sebelah mata pun aku tidak mahu. Tapi kenapa dia menarik-narik hatiku dengan wajah masam mencukanya? Wajah perasan bagusnya?

Ahmed Darius,macam mana kau boleh terperangkap dalam situasi ni?Aku masih terpaku memandang wajah Sofea yang berada di hadapanku tika ini. How did I end up in this situation with this girl? The girl that I met for the first time after 10 years separated? Well Darius,say goodbye to your bachelor’s day. Aku tangkap jari telunjuk Sofia.

“Hei stonecold, will you marry me?”mata Sofia membulat. Aku ketawa kecil. I’m one step ahead of you. Take that Sofia Stonecold!