BAB 11

Other Completed 1536

Kesibukan mengerjakan skripsi baru saja dimulai, tetapi amanah di kepengurusan Himpunan periode 2014 hampir saja usai. Memasuki bulan Desember 2014, di suatu malam minggu dimana keesokan harinya akan diadakan senam dan pembagian buku gratis kepada anak-anak SD, Narma melihat Tio duduk termenung menatap langit malam. Tak seperti biasanya, malam itu bintang-bintang bersinar terang di langit. Hal yang amat jarang terjadi saat ini, ketika asap kendaraan bermotor mulai menghiasi langit. Narma datang menghampiri Tio lalu duduk disampingnya.

“Mas, kok duduk sendiri melihat bintang. Lagi galau ya ?”, tanya Narma.
“Tidak galau, dik. Lagi ingin melihat bintang saja. Bagus kan coba lihat ke langit (sembari menunjukkan jarinya kearah langit). Dulu waktu mas masih kecil sering melihat bintang diluar rumah sebelum tidur. Kalau lihat bintang, mas jadi teringat masa kecil”, ucap Tio.

“Iya mas, waktu terus berjalan hingga kita telah tumbuh menjadi seperti ini. Dulu, ibuku sering membacakanku dongeng sebelum tidur. Ibu membacanya hingga aku tertidur nyenyak disampingnya, mas”, ucap Narma.

“Narma, kita harus berhasil menggapai impian. Buat orang tua kita tersenyum dengan apa yang kita raih”, kata Tio mengajak Narma.
“Benar mas, Narma setuju. Narma akan buat ayah ibu tersenyum”, ucap Narma dengan senyum manisnya.
“Bagus, dik. Mas mendukungmu”, ucap Tio.

“Ngomong-ngomong, apakah mas bisa main gitar dan nyanyi?”, tanya Narma.
“ Tentu saja, dik. Kamu mau mas nyanyikan lagu apa ? Hehehe”.
“Apa saja mas. Narma ingin mendengar mas nyanyi”.
“Oke. Dengakan ya”.

Mungkin pelukku tak sehangat senja,, ucapku tak menghapus air mata
Tapi ku disini, sebagai lelakimu..

Akulah yang tetap memelukmu erat,saat kau berpikir mungkinkah berpaling
Akulah yang nanti menenangkan badai, agar tetap tegar kau berjalan nanti
Malam itu, Tio memetik gitar dan menyanyikan lagu untuk Narma, wanita yang ia kagumi sejak lama. Narma menangis haru mendengar nyanyian Tio, nyanyian terindah di malam yang sunyi. Narma tahu begitu besar rasa cinta Tio kepadanya sebagai sahabat. Tidak ada yang tahu apakah rasa cinta yang tumbuh diantara keduanya akan berakhir bahagia. Namun yang jelas, di dalam lubuk hati Narma yang terdalam, ia berkata “Mas, andai saja kamu mengerti kenyataan yang terjadi, mungkin kamu akan menangis”.

“Mas, sudah jam 9 malam. Mari kita istirahat”, pinta Narma.
“Baik, dik. Mari kita segera kembali ke posko”, jawab Tio.
Keesokan harinya, acara senam dan pembagian buku gratis kepada anak-anak SD di desa Gunung sari berlangsung dengan lancar. Acara ini menjadi rangkaian penutup dari kegiatan Bakti Desa yang diadakan oleh Himpunan periode 2014. Waktu terus berjalan, program-program kerja Himpunan satu per satu dituntaskan. Tepat pada awal tahun 2015, berakhirlah kepengurusan Himpunan periode 2014 yang ditandai dengan Musyawarah dan Sidang Umum Himpunan.

Pasca berakhirnya kepengurusan Himpunan, Tio, Didit, dan Narma kembali pada dunianya. Tio dan Didit membuka lembaran baru sebagai mahasiswa pejuang skripsi. Sementara itu, Narma bergelut dengan persiapan Praktek Kerja Lapang. Pada saat bulan Ramadhan tiba, Tio dan Didit mempersiapkan diri untuk memulai penelitian Skripsi di Sidoarjo, Jawa Timur. Sementara itu Narma memulai Praktek Kerja Lapangnya di Pacitan, Jawa Timur. Ramadhan kali ini memberi makna lebih bagi Tio, yakni bulan perjuangan menyelesaikan studi. Bersama Didit, ia isi hari-hari di bulan Ramadhan dengan memperbanyak amalan-amalan shalih, melakukan penelitian Skripsi, serta mengerjakan laporannya. Perjuangan mereka selama bulan penuh berkah tersebut tidak sia-sia. Kesungguhan yang mengantarkan Tio dan Didit pada seminar hasil skripsi, ujian skripsi, lalu yudisium setelah Idul Fitri.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience