BAB 5

Other Completed 1536

Pernyataan itu sedikit membuat Tio bernapas lega. Dengan adanya solusi itu, ia dapat mengakses Sistem Informasi Akademik Mahasiswa (SIAM) Universitas Brawijaya dan mengikuti rangkaian kegiatan pengenalan kehidupan kampus. Hari demi hari ia jalani dengan antusiasme tinggi, hingga tiba saatnya kuliah di semester pertama. Namun, ini baru awal pembuktian Tio kepada kedua orang tuanya. Ibarat perlombaan Moto GP, ini baru permulaan garis start. Masih banyak aral melintang menantinya didepan. Untungnya, Fahrur berbaik hati untuk menyewakan salah satu kamar dirumahnya yang kosong untuk Tio, tentu dengan membayar uang sewa kamar semampunya.

Hal ini cukup membantu Tio ditengah bayangan biaya kuliah yang menghantui. Dalam benak pikirannya, masih terbesit kalimat, ”bagaimana aku harus membiayai kuliah, sementara untuk makan sehari-hari saja sulit. Ya Allah, bantulah hambamu ini”. Di suatu malam selepas sholat malam, ia menengadahkan tangannya kepada Allah Yang Maha Kuasa, memohon petunjuk terindah-Nya dalam menjawab segala permasalahan hidup. Doa yang ia panjatkan nampaknya tidak sia sia.

Allah menjawabnya melalui perantara orang-orang disekitarnya. Memasuki momen Hari Pahlawan di tahun 2011, Rektorat Universitas Brawijaya mengumumkan namanya sebagai salah satu mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dari Pemerintah Republik Indonesia. Beasiswa penyambung asa bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Beasiswa yang menjadi penyelamat keterpurukan hatinya dari bayangan mahalnya biaya kuliah. Akhirnya, ia dapat melalui semester 1 dengan Indeks Prestasi yang mendekati sempurna, sungguh diluar perkiraannya sebelumnya.

Memasuki semester dua, Tio memilih untuk mengambil mata kuliah wajib yang normalnya ia tempuh di semester 4. Mata kuliah itu bernama Fisiologi Hewan Air (FHA). Disinilah prahara mulai muncul. Setelah kuliah pertemuan pertama, 4 orang kakak tingkat datang menghampirinya setelah ia menunaikan sholat zuhur. Mereka adalah Aldi, Rendra, Oki, dan Toha. Mereka memintanya untuk membatalkan pengambilan mata kuliah FHA di semester ini.

“Kamu angkatan berapa dik ?”, tanya Toha.
“Saya angkatan 2011, kak”, jawab Tio.

“Mengapa kamu mengambil FHA di semester ini ?, lebih baik kamu batalkan saja. Nanti kamu rugi”, tanya Rendra pada Tio.

“Saya memang ingin mengambilnya di semester ini, kak. Buat saya, tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya”, pungkas Tio.

“Bukan masalah tantangan, tapi masalah kesiapanmu. Sudah batalkan saja. Kakak tingkat tidak mungkin menyarankan yang buruk”, cetus Aldi.

“Maaf, kak. Saya memiliki pertimbangan lain yang saya yakini. Saya akan terima dan jalani apapun konsekuensi yang saya hadapi nanti”, tegas Tio.

Tio bersikeras bahwa keputusannya sudah bulat. Empat orang kakak tingkatnya tak cukup membuat tekadnya goyah. Namun tentangan datang juga dari salah satu asisten praktikum mata kuliah itu terkait keputusannya. Asal tau saja, FHA adalah mata kuliah yang dipersepsikan sebagai momok menakutkan oleh sebagian besar mahasiswa di kampus ini, hanya karena laporan praktikumnya yang berpuluh-puluh halaman dan ditulis dengan tangan secara manual. Tentu saja, jalan yang harus Tio hadapi tidak semulus yang dibayangkan.

“Lho kamu angkatan 2011 dik ?, kok sudah berani mengambil FHA ?”.
“Iya kak, saya angkatan 2011. Ini kak laporan praktikum saya”, ucap Tio.
“Wow. Berani juga ya kamu. Oke saya punya pertanyaan. Apa fungsi uropod pada udang ?”, tanya asisten tersebut pada Tio.

“Uropod itu untuk mencerna makanan kak”, jawab Tio.
“Salah kamu. Yang benar itu untuk keseimbangan tubuh udang saat berenang. Kamu sih sok berani, semester 2 sudah mengambil FHA. Makanya sadari dulu kemampuan diri sendiri”, cetus asisten itu.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience