Tanya

Mystery & Detective Series 32099

        Kenapa nih?

Gadis dengan mata yang indah itu penasaran kenapa Ia dipanggil, terlintas begitu saja dipikirannya. Sedangkan pria dengan hidung mancung itu tiba-tiba berdiri langsung menatap Faakhira, matanya berkilat-kilat melihat gadis bercadar secantik dan seanggun Faakhira. Sesaat tatapan mereka bertemu, Faakhira langsung menundukkan kepala. Sang pimpinan berkata.

"kita mulai saja," ucap Kyai.

"baik, Kyai," sahut pria itu, yang langsung kembali duduk di kursi bewarna hijau.

Faakhira merasa tegang,

apa yang mau dimulai? Pikirnya. 

Sentak bibir kantup Kakek yang bertongkat itu, yang duduk di samping Faakhira terbuka. Suaranya parau, lemas dan bergentar, wajar saja usia beliau sudah 80 tahun, pimpinan pondok ini. Ia memperkenalkan pria menawan yang duduk diseberangnya.

"Nak Faakhira, ini namanya, Mas Ari." Tangannya mengulur ke arah pria itu.

Mata Faakhira langsung beralih padanya, Mas Ari tersenyun tipis. Lanjut kemudian.

"Ia ingin meminangmu," ujar Kyai.

Senyum tipis pria berhidung mancung itu beralih lebar. Mas Ari menyahut dengan tegas.

"Iya, aku ingin menikahimu, Neng," ucapannya sangat meyakinkan.

Mata berbinar penuh harapan, berharap Faakhira menerima pinangan tersebut. Disisi lain Faakhira kaget mendengar hal itu, matanya bulat membesar menatap pria yang berumur 27 tahun yang duduk diseberangnya. 

Ia masih belum yakin untuk menikah dan memulai hidup baru. Walaupun Ia berkeinginan besar untuk berumah tangga, akan tetapi ada satu hal yang menjanggal pikirannya.

Apa itu?

Kekhawatiran jika Ia tak bisa memberikan kebahagian kepada Mas Ari. Faakhira terdiam tak berbicara sedikitpun, tidak terdengar suara dari balik cadarnya. 

"Bagaimana?," tanya Kyai. 

Faakhira menoleh ke kanan, menatap Kakek yang bertongkat itu dengan mata yang berkaca-kaca. Seakan Ia memberi isyarat, bahwa Ia tidak ingin menerima pinangan itu. 

Perasaannya gelisah, cemas, Faakhira ingin melangkahkan kaki dari rumah ini, dan melupakan semua kejadian yang berhubungan dengan lamaran. Akan tetapi Ia tak bisa, saat itu tidak ada pilihan untuknya selain memberikan tanggapan.

Kakek yang memagang tongkat tadi menyambut tatapan Faakhira, rahang kantupnya bergerak membuka bibir keriput yang hitam itu.
 

"Nak Faakhira, Mas ini orangnya baik, mapan dan sholeh. Kakek sudah lama kenal dengannya, kemaren dia sempat melihatmu. Tiba-tiba Ia menghubungi Kakek, katanya ingin meminangmu. Nak Faakhira, ini demi kebaikanmu, apa kamu mau? kamu percayakan dengan pilihan Kakek," ujar Sang Kyai.

Tidak ada seorang murid yang tidak percaya dengan gurunya. Apalagi guru yang menuntunmu dalam menjalani hidup. Semua guru pasti ingin muridnya bahagia. Guru adalah Orangtua bagi Faakhira, karena Orangtua kandungnya t'lah lama bercerai. Setelah bercerai Ibunya meninggal dunia 6 tahun yang lalu, sedangkan Ayahnya tidak tahu keberadaannya dimana.

Kakek itu mencoba meyakinkan gadis yang mengenakan gamis biru dan hijab hitam yang diselimuti dengan keraguan dan kecemasan. Tetapi Faakhira belum juga bersuara, kerut keningnya masih saja bingung harus bagaimana. 

Tak ingin hanya berdiam diri saja, suara Mas Ari terdengar jika Ia akan membahagiakan Faakhira dunia dan akhirat, Insyaallah tidak akan mengecewakannya. 

Padahal bukan perkara itu yang dicemaskan Faakhira, melainkan hal lain. Dengan kesanggupan hati gadis bimbang itu memberikan jawaban, agar diberi waktu tiga hari untuk mempertimbangkannya. Soalnya ini bukan sekedar main-main seperti pacaran. Ini upacara sakral yang mengikat kedua insan untuk hidup bersama.

Sedikit kecewa mendengar jawaban dari Faakhira gadis impian pria berjas itu. Tetapi tidak membuatnya menyerah, dengan lapang dada Mas Ari menerima jawaban Faakhira, dan akan datang kembali setelah tiga hari untuk menerima jawaban pasti. 

___

Suasana di luar masih gempar, tak kala pintu usal itu terbuka, kelihatan pria tadi yang sedang berbincang dengan Kyai. Beberapa detik kemudian Ia melangkah pergi ke gerbang untuk pulang. Semua bertanya.

"Apa yang sedang terjadi di dalam sana?"

"keluarganya Faakhira kah pria itu?" 

Tetapi setahu mereka Faakhira tidak mempunyai keluarga satupun selain pondok ini. Mereka tidak tahu apa-apa, wajah pria hidung mancung itu tampak biasa saja, tidak ada yang dapat dibaca dari raut mukanya. 

Seiring pulangnya Mas Ari, Faakhira keluar dari rumah Kyai dengan sedikit murung, benar saja semua pada bertanya.

"Kenapa Faakhira?"

"Apa yang terjadi?"

Faakhira tidak berucap satu patah katapun. Kejadian di balik pintu usang itu disembunyikan dari teman-temannya.

Faakhira harus bagaimana menerima atau menolak? Pikir Faakhira sejenak.

Jawaban ini akan tahu setelah tiga hari.

***

follow, rating, like dan komen,serta bagikan ya cerita saya. terimakasih

Share this novel

Hawani Hashim66
2021-03-27 22:45:31 

hanya 2 episod...? harap ada next episod until the end...

Hawani Hashim66
2021-03-27 22:45:30 

hanya 2 episod...? harap ada next episod until the end...


NovelPlus Premium

The best ads free experience