BAB 15

Romance Completed 25202

" Papa! " kanak-kanak itu terus berlari mendapatkan lelaki yang memanggilnya tadi.

Anisha terus berdiri. Dia hanya menjadi pemerhati.

" Cik, anak saya ni ganggu cik ya? " soal lelaki itu pada Anisha.

" Eh taklah. Dia cuma datang tegur saya jer. Anak encik ya? " .

" Ha'ah anak saya, Amanda namanya. Tadi dia cakap nak makan ais krim. Waktu saya beli tadi, tiba-tiba dia hilang. Risau saya " cerita lelaki itu.

" Ohh lepas ni encik kena lebih alert. Takut apa-apa pulak jadi dengan Amanda nanti " pipi Amanda dicuit perlahan.

" Tu lah. Terima kasih ya. Nak buat macam mana, saya ni tak ada orang rumah nak tengok-tengokkan Amanda " .

Anisha mengangguk.

" Mana isteri encik? " .

" Isteri saya dah meninggal waktu bersalinkan Amanda " .

" Oh maaf encik. Saya tak tahu " pohon Anisha. Serba salah pula dia.

" Eh takpa-takpa. Awak datang seorang jer ke? ".

" Eh tak, saya datang dengan.. " .

" Dengan suami dia " tiba-tiba saja Adib muncul dan terus memotong kata-kata Anisha.

" Oh suami.. " lelaki itu menghulurkan tangan untuk bersalaman dengan Adib.

Adib menyambut huluran lelaki itu.

" Kalau macam tu kami pergi dulu ya" lelaki itu meminta diri apabila melihat riak wajah Adib yang seperti tidak suka kehadirannya.

" Okay. Bye bye Amanda " Anisha tersenyum kecil.

Setelah mengucapkan selamat tinggal, lelaki itu terus berlalu bersama anaknya.

" Bye bye Amanda ke bye bye papa Amanda? " perli Adib.

" Ish ke situ pulak. Kan aku bye bye Amanda tadi " .

" Aku tengok dia tu semacam jer " .

" Semacam? " .

" Macam suka kat kau jer. Mana wife dia? " .

" Wife dia dah meninggal waktu bersalinkan Amanda " .

" Ohh duda rupanya " .

" Ish jangan fikir bukan-bukan lah Adib " .

" Mana ada aku fikir bukan-bukan " .

" Eleh eleh. Kau cemburu kan sebenarnya? " .

Adib menjuihkan bibirnya. Pecah tawa Anisha.

" Mana ais krim aku? " soal Anisha.

" Nah " Adib menghulurkan ais berperisa vanilla pada Anisha.

" Yeayy " dia terus menikmati ais krim itu.

Tiba-tiba Adib terus mengesat ais krim yang comot di tepi bibir Anisha. Anisha terkedu seketika.

" Macam budak-budak makan comot" .

Anisha hanya tersenyum kelat. Err rasa lain pula.

" Eh kenapa muka kau merah? Kau malu ea? " soal Adib apabila melihat wajah putih Anisha bertukar merah.

" Er..er..mana ada lah " dalihnya.

Adib tersenyum penuh makna. Entah kenapa dia rasa senang dengan Anisha. Seperti ada suatu rasa yang dia sendiri tidak tahu bagaimana untuk ungkapkan. Sewaktu dia melihat Anisha sedang berborak dengan lelaki itu tadi, tiba-tiba dia rasa cemburu. Dia sendiri tidak tahu mengapa.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience