Ella bangun pagi-pagi sekali dan mulai menyiapkan sarapan untuk teman-temannya. Dia memilih untuk membuat nasi goreng, telur dadar, dan jus jeruk segar. Setelah semua makanan siap, Ella memanggil teman-temannya ke dapur.
Ella: "Ehh udah pada bangun... nih gua udah masakin sarapan... Nasi goreng, telur dadar, dan jus jeruk segar. Makan lah...."
Rio: "Wah, enak banget nih sarapannya. Thanks Ella."
Heri: "Iya, bener-bener enak. Lo ternyata bisa masak juga ya."
Yayan: "Mantap, beneran enak. Tapi gua kangen makan nasi padang. Kapan-kapan kita makan nasi padang ya, gaes?"
Ella tersenyum senang mendengar pujian dari teman-temannya.
Ella: "Nanti kita bisa makan nasi padang lagi kalau kalian mau. Tapi sekarang mending nikmatin sarapan dulu ya."
Mereka pun menikmati sarapan bersama-sama, sambil bercanda dan tertawa-tawa. Hari itu, mereka menghabiskan waktu bersama-sama dengan berbagai kegiatan seru.
Saat sedang asik menikmati sarapan. Rio berkata: "Oh iya ella, lo nginep disini semaleman udah kabarin orang tua lo belum?"
Ella tersenyum mendengar pertanyaan Rio. "Belum, Rio. Nanti lah baru gua kabarin ortu abis makan," jawabnya sambil mengunyah roti.
Mendengar pembicaraan mereka, Heri ikut angkat bicara. "Tapi, kan, lo udah berubah jadi cewek, orang tua lo pasti khawatir sih, tapi yaudahlah.... Btw rasanya jadi cewek gimana?" tanyanya dengan penasaran.
Ella menghela napas sejenak sebelum menjawab, "Rasanya... agak aneh sih, awalnya. Tapi lama-lama gua mulai merasa nyaman... nerima takdir lah gitu,"
Yayan yang duduk di sebelah Ella ikut menyela, "Wah, enak ya bisa berubah jadi cewe tanpa repot operasi."
Ella tertawa, "Ya, tapi tetap aja ada banyak perubahan dan tantangan yang harus gua hadapi. Misalnya, ngerawat rambut panjang dan pilih pakaian yang cocok dengan tubuh baru gua yang sekarang."
Rio mengangguk-angguk setuju, "Betul, setiap hal pasti ada plus minusnya. Tapi kita seneng kok lo masih tetap sama kayak dulu, Ella. Meski udah berubah jadi cewek, lo tetap teman kita."
Ella tersenyum bahagia, merasa terharu dengan kata-kata Rio. "Thanks, guys. Gua juga senang masih temenan sama kalian."
Heri menimpali, "Ya kan kita udah kayak keluarga, jadi nggak masalah lah kita nginap bareng."
Yayan setuju, "Iya, kita kan udah temenan dari kecil, jadi kayak keluarga aja."
Ella tersenyum lega mendengar ucapan teman-temannya. "Iya, santai deh jadinya," ucap Ella sambil melanjutkan aktivitas makanannya.
Kemudian Yayan menambahkan.
Yayan: "Oh iya, gua penasaran juga sama satu ini nih.. waktu awal lo berubah jadi cewek, pas itu kami kan belum sadar kalo lo sebenarnya Elpan. Nah waktu itu lo kayak nempel banget sama si Rio sampe temen sekelas ngira kalian pacaran loh.. gimana tuh hayo...."
Ella merasa agak canggung mendengar pertanyaan dari Yayan, dia pun berusaha menjawab dengan jujur.
Ella: "Dari masih jadi Elpan aja gua memang deket sama Rio duluan kan baru sama kalian, Gua awalnya kan temenan sama Rio dulu baru abis itu Rio ngenalin gua ke kalian... jadi kita ini cuma sebatas temen loh... bukan pacaran."
Rio menimpali, "Iya, kita cuma teman aja kok. Temen deket, kayak lo semua dong...."
Heri dan Yayan mengangguk-angguk mendengar penjelasan dari Ella dan Rio.
Yayan: "Oh gitu ya, oke dehh...."
Ella tersenyum dan merasa lega bahwa pertanyaan mereka bisa dijawab dengan baik. Setelah sarapan, mereka berencana untuk keluar dan berkeliling kota. Rio menawarkan untuk mengajak mereka ke tempat-tempat yang menarik.
Setelah sarapan selesai, mereka bersama-sama menuju kamar mandi. Rio, Heri, dan Yayan langsung masuk ke dalam kamar mandi belakang, sedangkan Ella diberi privasi untuk mandi sendirian di kamar mandi depan yang besar dan nyaman, ia menyalakan air dan membiarkan air mengalir sebentar sebelum memasuki bak mandi.
Saat sedang mandi, Ella merasakan tubuhnya yang lembut dan halus, dia merasa bahagia dan senang karena sudah menjadi wanita seutuhnya. Dia menikmati mandi yang cukup lama, membilas tubuhnya dan merawat kulitnya dengan sabun mandi yang wangi. Setelah selesai mandi, Ella membungkus tubuhnya dengan handuk putih dan keluar dari kamar mandi.
Tak lama setelah itu, Rio, Heri, dan Yayan juga selesai mandi. Mereka keluar dari kamar mandi belakang dengan hanya memakai handuk di pinggang mereka. Rio, Heri, dan Yayan berkumpul di depan kamar mandi, menunggu Ella keluar.
"Udah selesai?" tanya Rio
"Iya, selesai," jawab Ella sambil keluar dari kamar mandi. Ella masih memakai handuk putih yang menutupi tubuhnya.
"Yaudah lo bisa ganti baju di dalam kamar," kata Rio sambil memberi tahu Ella letak kamar yang tersedia.
Ella lalu masuk ke dalam kamar dan mengambil baju yang dia bawa. Dia mengenakan baju berwarna putih dengan jeans dan sepatu sneaker yang dia bawa. Setelah selesai berganti, Ella keluar dari kamar dan bergabung kembali bersama teman-temannya.
Rio: "Yaudahh yok udah siap kan semua? kita jalan santai ke taman kota.. mumpung libur, hari minggu ya gaes ya"
Mereka semua menyetujui ajakan Rio untuk jalan santai ke taman kota. Mereka bersiap-siap dan berangkat ke taman kota.
Sesampainya di taman kota, mereka melihat banyak orang sedang beraktivitas di sana. Ada yang berolahraga, ada juga yang sekadar duduk-duduk menikmati suasana. Rio memilih tempat yang agak sepi dan tenang agar mereka bisa duduk dan ngobrol santai.
Rio: "Asik banget ya jalan-jalan ke taman kota begini. Enak banget udaranya, banyak juga yang bisa diliat. Ada apa aja nih rencana kalian hari ini abis dari sini?" tanya Rio.
Heri: "Gua sih pengen main game aja di rumah," jawab Heri.
Yayan: "Gua rencananya mau nonton film sih di bioskop, ada film baru dari Marvel cuy.. mantep," kata Yayan sambil tersenyum.
Rio: "Baguslah lo semua punya rencana. Kalau gua sih masih belum tahu mau ngapain," ujar Rio.
Ella: "Gua belum tahu juga. Mungkin pulang ke rumah dan tiduran aja," jawab Ella.
Mereka semua ngobrol santai di taman kota sambil berjalan menikmati suasana pagi di kota.
Saat sedang jalan di taman, Rio mencabut sebatang bunga lalu meletakkan nya di kuping Ella.
Rio: "Lo makin cantik kalo pake ini, Ella."
Ella merasa sedikit malu ketika Rio meletakkan bunga di kupingnya, tetapi ia juga merasa senang dengan perhatian Rio. Ia tersenyum dan membalas.
Ella: "Thanks hehe.. lo juga keren Rio .."
Yayan dan Heri tertawa mendengar perkataan Ella. Heri berkata.
Heri: "Ayo jangan cuma fokus sama Rio aja, Ella. Kami juga keren dan gagah kok."
Yayan menimpali perkataan Heri.
Yayan: "Iya dong, Ella. Jangan diskriminasi gitu aja."
Ella tertawa mendengar lelucon mereka dan merasa bahagia bisa berada di sana dengan teman-temannya. Mereka melanjutkan jalan santai mereka di taman, menikmati udara segar dan pemandangan yang indah.
Ketika mereka sedang duduk di sebuah bangku di taman, Heri berkata.
Heri: "Ella, gua boleh tanya gak? Lo udah punya pacar belum sejak berubah jadi cewek?"
Ella merasa sedikit gugup mendengar pertanyaan itu. Ia berpikir sejenak sebelum menjawab.
Ella: "Belum, Heri. Entah kapan ya..."
Yayan menimpali perkataan Ella dengan sedikit menggoda.
Yayan: "Kalo gitu, gua aja yang jadi pacar lo. Kan kita udah deket banget... hehe."
Ella hanya bisa tertawa mendengar lelucon Yayan. Ia merasa senang bisa berteman dengan teman-temannya yang bisa membuatnya tertawa dan merasa nyaman. Mereka melanjutkan jalan santai mereka, menikmati sisa hari libur di taman kota.
Share this novel