Malam harinya, keluarga Elpan berkumpul di ruang keluarga untuk membicarakan rencana ke depan. Ayah Elpan mulai membuka pembicaraan.
Ayah: "Jadi, tadi kita kan udah konsultasi sama dokter, dan dokter bilang ini perubahan alami. Ya jadinya kita gak bisa hindari ini. Jadi, ayah pikir Elpan harus mulai belajar jadi cewek mulai sekarang."
Mama Elpan mengangguk setuju. "Iya betul, ini berkaitan dengan masa depan Elpan. Elpan anak kita dan apapun yang terjadi kita harus bantu."
"Btw, berarti Elpan harus pake nama cewek juga nih.. Gimana kalo Ella?" tambah Mama.
Ayah menanggapi, "Ella nama yang bagus, besok kita urus berkas identitas nya yok. Btw Elpan gimana, setuju?"
Elpan mengangguk. "Iya ayah, mama. Elpan setuju aja, ini kan demi masa depan Elpan juga."
Kakak nya Elpan juga menyetujui rencana tersebut. "Nama nya bagus.., kakak juga nanti bakal ajarin Elpan cara jadi cewek sesungguhnya," kata kakak Elpan.
Adik laki-laki dan adik perempuan Elpan mengangguk setuju.
Elpan merasa tersentuh dengan dukungan keluarganya dan mengucapkan terima kasih. "Makasih udah mau bantu.. Elpan bakal belajar jadi cewek yang baik."
Setelah pertemuan keluarga selesai, keluarga Elpan memulai rencana mereka untuk membantu Elpan mengubah berkas identitasnya menjadi wanita dan mengajarkannya menjadi wanita sejati. Mereka mencari informasi dan konsultasi dari ahli dan melakukan yang terbaik untuk membantu Elpan melewati masa sulit ini.
______
Besok harinya. Kakak duduk di samping Elpan di ruang tamu. Ia membuka kotak kosmetik dan menunjukkan beberapa produk pada Elpan.
"Ini namanya concealer, fungsinya untuk samarkan noda di wajah," ujarnya sambil menunjukkan tube kecil berisi cairan.
Elpan melihat ke arah kakaknya dengan sedikit takut. "Oh gitu ya kak, gw belum pernah pake make up sih," kata Elpan.
"Gapapa, Kakak ajarin," jawab kakaknya sambil tersenyum.
"Pertama, bersihin muka pake ini," lanjutnya sambil menunjukkan botol berisi cairan pembersih wajah.
Elpan mengikuti instruksi kakaknya dengan teliti. Setelah wajahnya bersih, kakaknya mengajarkan Elpan cara memakai foundation, eyeshadow, dan lipstik. Setelah Elpan selesai berdandan, kakaknya memberikan sebuah bra dan membantu Elpan memakainya dengan benar.
"Nah pake ini tuh harus yang pas, jangan yang ketat atau kegedean. Nanti gak enak," kata kakak sambil menunjukkan beberapa pilihan bra.
"He..ehh.. Oke.. kakk.. hehe," jawab Elpan dengan senyum gugup.
"Wihh cantik banget kan jadinya," puji kakaknya.
Elpan tersenyum senang. "Hehe Thanks, kak. Nanti ajarin gw lagi ya kak."
"Iya, tapi kalo udah jago pake sendiri lah nanti haha," kata kakaknya sambil mengelus rambut Elpan. "Kalo ada yang masih kurang paham tanya kakak aja."
Sementara itu, Ayah dan Mama menyelesaikan urusan di kantor kependudukan dan kembali ke rumah. Mereka mengubah berkas identitas Elpan dari laki-laki menjadi perempuan, dan juga mengubah nama Elpan menjadi Ella.
Setibanya di rumah, mereka melihat Elpan yang sedang diajari cara merias wajah oleh kakaknya.
"Aduh, cantiknya Ella," kata Mama sambil tersenyum.
Ayah setuju, "Betul, ayah gak pernah nyangka anak laki-laki ayah bakal jadi cewek, tapi ini udah takdir alami, bukan kayak orang-orang yang pake operasi itu. Ayah tetep bangga punya anak kayak Ella."
Elpan (Ella) tersenyum bahagia mendengar pujian dari orangtuanya. Dia merasa senang bisa diterima sebagai wanita dan mendapat dukungan dari keluarganya.
Setelah selesai diajari make up oleh kakaknya, Elpan (Ella) memandang wajahnya dalam cermin dengan senyum sumringah. Matanya berbinar-binar saat ia memperhatikan alisnya yang terbentuk dengan indah, bibirnya yang tampak segar dengan lipstik merahnya, dan rambutnya yang lebat dan lembut.
"Elpan.. eh Ella, cantik banget kan!" ucap kakaknya sambil menghampirinya dan mengelus rambutnya yang baru dicatok. "Kakak yakin banyak cowok yang bakal suka sih."
Elpan (Ella) tersenyum dan merasa sedikit malu, "Ah, gimana ya.. aneh aja gitu rasanya baru berubah gini langsung bahas cowok hehe."
Kakaknya tertawa, "Tenang, lo lama-lama bakal jatuh cinta sama cowok juga kok. Sekarang, yok coba pake pakaian yang cocok."
Mereka berdua kemudian berjalan ke dalam kamar, mencari pakaian yang tepat untuk Ella. Setelah beberapa saat mencari, akhirnya mereka menemukan baju yang cocok. Ella kemudian mencoba baju itu di depan cermin dan terlihat sangat cantik dan elegan.
"Makin cantik pake ini." ujar kakaknya sambil memeluknya erat.
Ella tersenyum, merasa sangat bahagia dan beruntung memiliki keluarga yang begitu mendukungnya.
Kemudian Mama dan Ayah berkata. "Kami udah daftarkan ulang kamu ke sekolah pake identitas baru. Tenang aja, temen-temen mu di sekolah pasti gak kenal kamu, jadi besok kamu datang kesana sebagai siswi baru."
Ella terdiam sejenak, memikirkan bagaimana nanti hidupnya sebagai seorang wanita. Namun, dia merasa lega karena keluarganya mendukungnya sepenuhnya.
Ella: "Makasih Ayah, Mama. Elpan..ehh Ella bakal berusaha walau agak malu sih hehe."
Ayah: "Santai aja, lama-lama pasti terbiasa... kita semua dukung kok.
Mama: "Iya betul tu kata ayahmu."
Ella merasa hangat di hatinya mendengar kata-kata itu. Dia merasa beruntung memiliki keluarga yang begitu mendukungnya dalam situasi seperti ini. Ella merasa yakin bahwa dia bisa menghadapi semua hal yang akan terjadi, asalkan dia memiliki dukungan keluarganya.
Mama: "Yaudah yok sekarang kita makan, udah siap dari tadi nih makanannya."
Ella setuju dan mereka pun pergi ke ruang makan untuk makan bersama. Meskipun dia merasa sedikit takut, dia juga merasa senang dan bersemangat untuk memulai kehidupan barunya sebagai seorang wanita.
______
Besoknya Ella bersiap ke sekolah, Ella merasa grogi dan gelisah ketika melangkahkan kakinya di depan gerbang sekolah lamanya. Dia mengenakan seragam siswi yang masih asing baginya, rambutnya juga diikat rapi dan wajahnya dibuat cantik dengan riasan makeup.
Setelah berdebar-debar selama beberapa saat, akhirnya Ella berani masuk ke gerbang sekolah dan berjalan menuju ruang kelasnya yang baru. Saat tiba di kelas, semua mata tertuju padanya.
"Wihh ada anak baru nih." ujar salah satu teman sekelasnya.
"Ada anak baru coy" kata temannya yang lain.
Ella merasa cemas mendengar ucapan mereka, namun berusaha untuk tetap tenang. Dia berjalan menuju bangku yang sudah disiapkan untuknya dan duduk di sana.
Setelah mengambil tempat duduk, dia merasakan pandangan semua siswa di kelas terhadapnya. Namun, tidak ada yang mengenali identitas barunya.
Rio yang duduk di sebelahnya mengalihkan pandangannya dari buku pelajaran dan memandang Ella. Rio adalah sahabat Elpan. Tapi karena sekarang Elpan telah berubah menjadi Ella, Rio tak mengenalinya. Rio pun menyapa Ella.
"Namanya Ella? Cantik juga ya," ucapnya ramah.
Ella tersenyum malu dan menjawab, "Iya Gw Ella. Thanks ya." Dia merasa lega karena Rio tidak mengenali dirinya.
Rio tertarik dengan Ella dan mulai bertanya tentang dirinya, seperti hobi dan tempat tinggal. Ella menjawab dengan cepat dan bersikap ramah. Walaupun Ella terus memikirkan bahwa dia harus merahasiakan jati dirinya, dia tetap menikmati obrolan dengan Rio.
Ketika pelajaran dimulai, mereka kembali fokus ke pelajaran. Ella berusaha keras untuk tetap fokus pada pelajaran meskipun pikirannya terus melayang ke identitas barunya.
Saat istirahat, Rio mengajak Ella untuk makan siang bersama dengan teman-temannya. Ella merasa senang dengan ajakan itu dan menerima dengan senang hati.
Saat sedang makan siang bersama, Rio memperkenalkan Eva pada teman-temannya, yaitu Heri dan Yayan. Heri dan Yayan juga sahabat Elpan.
Mereka selalu bersama. Tapi Heri dan Yayan juga tak mengenali identitas baru Elpan sebagai Ella, mereka bersikap ramah dan tertarik dengan Ella. Namun, Ella tetap merahasiakan jati dirinya dan berusaha untuk tidak memberikan petunjuk apapun yang bisa mengungkapkan identitas lamanya.
...TO BE CONTINUED...
Share this novel