Rumah Rio

Young Adult Series 2039

Rio dan Heri melihat Ella sedang berkumpul dengan para siswi di kelas dan mereka berdua langsung mendekatinya.

Rio: "Hai Ella sini deh, lagi ngobrolin apa nih?"

Melihat Rio dan Heri memanggilnya, Ella langsung reflek menuju ke arah mereka, seperti saat masih sebagai Elpan dulu.

Ella: "Oh tadi lagi ngobrolin tipe cowok yang disukai. Kalo lo.. ada tipe cewek yang disuka gak?."

Rio: "Hmm, gua sih lebih suka cewek kayak lo, cantik dan pintar. Hehe."

Ella tersipu malu mendengar pujian dari Rio. Heri kemudian menambahkan,

Heri: "Iya nih, lo cantik banget, Ella. Gua jadi kepengen ngedeketin lo deh."

Ella tersenyum malu dan menjawab, "Thanks yah"

Rio dan Heri mengangguk dan mereka bertiga terus mengobrol sampai bel pulang sekolah berbunyi. Ella kemudian mengucapkan salam kepada Rio dan Heri dan pergi pulang ke rumah.

Sampai di rumah, Ella teringat kata-kata Maya yang menyatakan rasa kangen kepada Elpan. Dia merasa bersalah karena menyembunyikan identitas lama nya dari teman-teman sekolahnya, termasuk Maya yang dulu menyukainya sebagai Elpan.

Ella merasa sedikit tertekan dengan perasaan Maya yang menyukai Elpan. Dia mulai berpikir tentang bagaimana seharusnya ia belajar untuk mencintai dan jatuh cinta pada pria, seperti yang dilakukan seorang wanita.

Ella merenung sejenak, dan kemudian mengambil keputusan untuk mencoba bertanya lewat chat pada Wati, teman baiknya, tentang hal ini.

"Ehm, Wati Gua punya pertanyaan. Lo pernah jatuh cinta? emm gimana ya biar bisa jatuh cinta sama cowok.. Gua gak begitu paham dan butuh saran," kata Ella dengan sedikit ragu-ragu.

Wati yang terkejut dengan pertanyaan tersebut, menjawab dengan tersenyum, "Hmm gimana? berarti dulu lo suka cewek apa gimana nih? Hmm yaudah deh, mungkin lo bisa nyoba nyari tau tentang minat dan hobi mereka dulu. Abis itu, lo habiskan waktu dengan mereka dan kenalan sama mereka lebih dekat."

Ella mengangguk dan berterima kasih pada Wati atas saran yang diberikan. Kemudian, dia memutuskan untuk mengikuti saran Wati dan memperdalam hubungan dengan para teman pria lainnya di sekolah.

Setelah beberapa waktu, Ella merasa lebih percaya diri dan terbuka kepada semua pria. Dia mengikuti minat dan kesenangan yang sama dengan mereka seperti bermain game dan lainnya. Ella merasa lebih nyaman untuk menghabiskan waktu bersama mereka, rasanya seperti saat dia masih sebagai Elpan dulu.

Sementara itu, perasaan Maya terhadap Elpan masih terus mengganggu pikirannya. Namun, Ella memutuskan untuk tidak mengungkapkan identitas lama dan fokus pada perubahan identitas barunya sebagai wanita yang menarik perhatian pria.

Semakin lama, Ella semakin berhasil dalam menarik perhatian pria di sekitarnya. Dia belajar untuk menjadi seorang wanita yang percaya diri dan mandiri, serta terbuka untuk menjalin hubungan dengan pria.

______

Suatu hari, sepulang sekolah. Rio mengajak Ella untuk berkunjung ke rumahnya.

Rio menghampiri Ella di depan gerbang sekolah, tersenyum manis sambil mengajaknya untuk berkunjung ke rumahnya. Ella agak ragu-ragu, namun Rio berhasil meyakinkannya.

Rio: "Ella, gimana kalo lo main ke rumah gua aja? Kita main PS 5 bareng di rumah gua ."

Ella: (berpura-pura tak tau apa-apa tentang rumah Rio) "Tapi, gua belum kenalan sama keluarga lo. Gua takut nanti dikira apa sama mereka."

Rio: "Ah, jangan takut. Keluarga gua baik kok, dan juga mereka biasa nya jarang di rumah. Ayo, gak bakal rugi kok main game bareng gua."

Ella pun akhirnya menyetujui ajakan Rio. Mereka langsung menuju rumah Rio. Sesampainya disana Rio memperkenalkan Ella kepada keluarganya, mereka semua menyambut Ella dengan baik. Kemudian, Rio menunjukkan game baru yang dimilikinya kepada Ella, dan mereka memainkan game itu bersama.

Ella terdiam sejenak, teringat masa lalunya bersama Rio dan teman-temannya saat masih sebagai Elpan. Bermain game bersama Rio seperti ini membuatnya merasa seperti sedang kembali ke masa lalu. Namun, kali ini perasaannya berbeda. Ia bukan lagi seorang laki-laki seperti dulu.

Rio melihat ekspresi wajah Ella yang tiba-tiba murung. "Ella, kok bengong?" tanyanya.

Ella menggeleng pelan, mencoba mengusir kenangan masa lalunya yang kembali menghantui. "Enggak.. enggak kok," jawabnya singkat.

Rio merasa ada sesuatu yang tidak beres, tapi ia tidak mau memaksa. Mereka bermain game lagi dan Ella mencoba memusatkan perhatiannya pada permainan, mencoba melupakan masa lalunya yang sudah berlalu.

Setelah bermain game, Rio mengajak Ella untuk makan malam bersama di rumahnya. Ella merasa senang dengan ajakan tersebut, setidaknya ia merasa tidak sendirian.

Rio dan Ella bersama keluarga Rio kemudian makan malam bersama. Sang mama, yang selalu terbuka dengan anaknya, tiba-tiba bertanya kepada Rio.

"Rio, kamu dan Ella cocok banget, ya. Kamu gak kepikiran untuk jadian sama dia?" tanya sang mama dengan senyum manis.

Rio yang terkejut, tak tahu harus menjawab apa. Ella pun merasa canggung, dia tak pernah memikirkan hal itu sebelumnya.

"Eh, ma, kok mama nanya gitu sih?" jawab Rio canggung.

"Mama liat kalian cocok sih, dan kamu sering cerita ke mama kalau Ella itu cantik," jawab sang Mama sambil tersenyum.

"Umm, ya, tapi kami cuma teman kok buk." jawab Ella sambil tersenyum malu.

"Ah, tapi kamu berdua bisa jadi lebih dari teman, kan?" sahut sang Mama lagi dengan senyumannya yang manis.

Rio merasa semakin canggung dengan pertanyaan Mama nya. Dia merasa tak siap dengan perasaannya terhadap Ella.

"Ma, kita makan dulu ya, gak usah bahas ini dulu," ujar Rio mencoba mengalihkan pembicaraan.

Sang Mama hanya tersenyum dan mengangguk, mengerti bahwa anaknya masih belum siap membahas hal tersebut.

Ella pun merasa lega dengan pembicaraan itu. Walau dia juga memikirkan bagaimana cara menjadi wanita yang disukai oleh pria, tapi untuk saat ini, dia merasa belum siap dengan perasaan terhadap Rio.

Setelah selesai makan, Ella minta izin untuk pulang ke rumah karena sudah larut malam. Rio ingin mengantarkan tapi Ella menolak, Eva takut Rio mengenali rumah nya (takut ketahuan bahwa Ella dulunya adalah Elpan).

Rio: "Tapi gua nggak enak dong kalo lo pulang sendirian, apalagi udah malem gini."

Ella: "Gapapa kok, gua bisa pulang sendiri. Lagian rumah gua juga deket kok."

Rio: "Kalo gitu, hati-hati ya. Semoga di jalan aman."

Ella: "Iya, pasti. Thanks ya Rio, udah ngajak makan malam dan main game bareng."

Rio: "Sama-sama, kita main lagi lain waktu ya."

Ella: "Iya.., bye."

Rio mengantar Ella ke pintu depan dan menunggu hingga Ella berjalan ke jalan raya sebelum kembali ke dalam rumah. Ella mempercepat langkahnya dan terus memikirkan ketakutan akan terbongkar identitas lama nya.

Sesampainya di rumah, Ella memasuki rumah dengan langkah yang pelan, mencoba untuk tidak membuat suara apapun agar tidak membangunkan keluarganya. Tapi sayang, Mama dan ayahnya sudah menunggu di ruang tengah dan tampak sangat khawatir.

"Mama, ayah, Maaf ya pulang jam segini," ucap Ella dengan suara pelan.

"Mama khawatir banget loh Ella, kok pulang nya malem banget kek gini? Masih pake seragam sekolah pula.. ada apa?" tanya Mamanya dengan nada khawatir.

"Maaf ma gak ngasih tau duluan, aku masih kebawa kebiasaan pas masih sebagai Elpan dulu, aku main di rumah temen. " jawab Ella mencoba meyakinkan Mamanya.

Ayahnya yang masih terlihat khawatir ikut berkomentar, "Ella, sebagai wanita, kamu tuh harus lebih hati-hati. Kalo ketemu orang gak bertanggung jawab gimana? Inget ya, kamu itu sekarang Ella bukan Elpan lagi yang bisa bebas pulang tengah malem."

Ella merasa bersalah dan menyesal karena telah membuat orang tuanya khawatir. Dia meminta maaf dan memutuskan untuk tidak keluar rumah terlalu malam lagi di hari berikutnya.

"Iya, ayah. Maaf ya. Aku gak bakal pulang terlalu malam lagi," ucap Ella dengan nada yang rendah.

Setelah meminta maaf, Ella pun segera naik ke kamarnya. Dia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan memejamkan matanya. Ia merenungkan kembali semua kejadian yang telah dialaminya selama ini, ia merasa sangat bersyukur bisa memiliki keluarga yang selalu mendukung dan mencintainya apa adanya. Dia berjanji akan lebih berhati-hati lagi di masa depan dan tidak akan membuat keluarganya khawatir lagi.

Sebelum tidur, di kamar. Ella mengambil hp lama nya dari dalam laci dan menyalakan nya lagi.

Ella duduk di atas ranjangnya sambil menatap layar hp lamanya. Ada banyak sekali pesan dari teman-temannya yang masih mencari tahu tentang Elpan.

Ella membuka salah satu chat dari Rio.

Rio: "Elpan, lo itu kemana sih woy? ngilang gak ada kabar.. apa coba.."

Ella merasa sedih membaca pesan Rio. Dia tahu bahwa dia harus menjawab pesan itu sekarang atau nanti akan semakin sulit.

Ella mengetik balasan, tetapi menghapusnya lagi. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan.

Ella: "Gak tega rasanya, apa gua harus kasih tau Rio, Yayan dan Heri ya?. Tapi gimana caranya? Gua takut mereka gak nerima gua jadi temen lagi."

Dia terus merenungkan situasinya, kemudian memutuskan untuk tidur. Dia harus berpikir dengan tenang dan jernih untuk menyelesaikan masalah ini.

To be Continued

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience