chapter EIGHT

Drama Series 3606

"iya clara sebut namaku" suara mendesah hendra membuat sania tampak kesal dengan suara hendra dia kecewa kenapa saat berciuman dengan sania malah dia menyebut clara didorongnya hendra.
"kenapa kamu" bentak hendra
"kamu ya apa apaan sebut nama clara saat bersamaku" suara sania kesal
"hei kamu tidak sadar siapa dirimu istri hutangku terserah aku mau lakukan apa saja" suara hendra meninggi
"kalau kamu ingin tidur bercumbu hanya untuk melampiaskan dengan clara bayar perempuan lain" suara sania sambil merapikan bajunya lalu pergi.
"sania.. sania" panggil hendra yang sekarang sudah tidak dihiraukan.
"non makan dulu" sapa sandi pada sania yang mengusap air matanya.
tapi lagi lagi sania tida menghiraukan itu dia langsung pergi tanpa menoleh makanan yang tadi dia pesan.
'ternyata memang aku bukan istri yang dia mau ternyata dia sangat mencintaimu clara walau tau clara sudah berhubungan dengan lelaki lain shittt' gumam sania

---
sedangkan di hotel Bryan menggila
di ciumin bibir seksi clara ke leher ke dada payudara sampai ke Puncak klimaksnya
"argggggghhhh Bryan kamu pintar sekali" suara desah clara
"iyakah baby kamu suka jika kamu suka aku bisa berikan kenikmatan ini setiap hari" goda Bryan sambil memasukan 2jarinya pada bagian intim clara yang sekarang sudah memasuki 3jarinya
"arggghhhhh syang" suara desah clara yang sudah tidak tahan pelepasan
"keluarkan sayanggg ini masih awal belom inti dari game" suara Bryan yang sangat eksotis didalam ruangan itu.
dalam bayangan Bryan seandainya dia adalah sania tapi itu hanyalah mimpi belaka
"maaf sayang beberapa hari lagi aku harus kembali ke asalku disini aku hanya menemui kekasihku" suara clara sambil meraba bagian bidang dada Bryan
mereka sekarang sudah sama2 dipuncaknya
"aragggghhhhh aku sudah tidak tahan Bryan" suara clara
"sebentar lagi kita sama² sebentar sayang" suara Bryan.
"arrggghhh Bryan aku udh gakuat bryannnnn arggghhh" diremas sprei rambut Bryan
akhirnya mereka pelepasan bersama dibuangnya kondom berisi cairan Bryan ke tong sampah
clara memang tidak menginginkan hamil karena tuntutan karir.
"makasih sayang permainanmu lebih lebih daripada kekasihku" puji clara
"benarkah, apa boleh aku minta nomormu" goda Bryan sambil melumat bibir dan payudaranya
"aku juga terimakasih kamu pelampiasan yang sempurna" suara Bryan senang
clara yang hanya melirik dengan ekpresi bingung.
sesudah memainkan 2x ronde hubungan mereka clara memutuskan untuk pergi karena yakin hendra akan mencarinya sedangkan Bryan masih menetap di hotel.
"Bryan kamu diman" chat masuk dari sania segera Bryan menelepon sania
"iya san kenapa kami butuh aku?" suara panik Bryan
"tidak aku hanya ingin berbicara padamu" sania tau dia sedang bercinta dengan clara mungkin tadi siang mereka sudah menghabiskan beberapa kondom karena sania tau clara sangat hebat daripada dirinya yang tidak tau apa²
"kamu dimana aku jemput" tawar bryan
"tidak tidak usah aku sudah diruma didepan rumah maksudku" bohong sania sania marah pada hendra yang hanya melampiaskan untuk clara sania juga agak risih bila bryan disini karena dia juga sudah mencicipi clara sedangkan dirinya hanya kantong plastik makanan yang hanya dibawa kemana kemana tapi tidak berarti.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience