Chapter SIX

Drama Series 3606

malam semakin larut
semilir angin semakin menghembuskan hawanya
hendra masih terus menghujam clara kali ini hendra yang memimpin permainan. clara semakin menggila karena di luar sana clara sama sperti hendra yang gila akan SEKSnya tapi.
setelah beberapa jam dan beberapa ronde clara memutuskan tidur sejenak.. dilihatnya wajah cantik tirus bulu mata lentik bibir tebal bawah
"mengapa aku begitu sangat mencintaimu clara sampai aku tidak bisa menyentuh istri sahku, kenapa aku tidak menyentuh istri sahku karena aku takut jatuh Cinta padanya dan cintaku padamu akan luntur" gumam hendra pada dirinya
iya, sampai saat ini clara tidak tau bahwa hendra sudah menikah karena dia ingin pernikahannya sebagai ajang melunasi hutang ayah sania hanya keluarga besar sania yang tau.
tapi setelah sania bersikap dengan lembut tentang luka di dadanya hendra takut akan jatuh Cinta padanya
"dan kami sania aku sampai kapanpun tidak akan menyentuh mu", sambil memegang luka yang ada di dada bidangnya serta mengepal tangan kirinya.
saat clara tidur terlalu pulas karena capek hendra segera menginjakkan kakinya kelantai berjalan menuju kamar sania dipegang gagang pintu sania ternyata terkunci segera hendra mengambil kunci cadangannya
krekkkkk,,,
sania tertidur dengan pulas memakai baju seksi tidur kebiasaan sania tidur tidak pernah memakai bra. diliatnya gundukan dadanya dengan tonjolan kecil hendra semakin mendekatkan wajahnya pada sania.
"bos" sapa sania dengan mata yang masih berusaha dia buka
"tidurlah" ucap hendra lembut
tapi tiba-tiba sania membuka matanya dan duduk
"bos ada apa" ucap sania jutek
"kenapa, apa aku harus meminta izinmu masuk dikamar istriku ini rumahku aturanku juga" suara hendra sambil penekanan
"iya aku tau tapi bukannya bos bersama miss clara bukannya bos sedang bercinta dan membuat suara gaduh isi rumah oiya lupa aku istrihutang bos bukan istri yang anda inginkan bos jadi santai saja tidak udah merasa tidak enak" suara sania agak kesal entah apa karena sania cemburu atau sania kesal karena dia melakukan seks nya didepan sania
"kenapa kamu cemburu" ucap hendra
"hah tidak tidak cemburu cuman tidak nyaman aja" suara sania "aku bisa melakukannya juga" tambah sania
"tidak heran aku tidak ingin menyentuhmu karena kamu bekas lelaki yang bukan levelku" sontak hendra
" ya ya ya trserah anda bos" sambil memutarkan bola matanya ,saat sania menjawab sambil menyepelekannya hendra langsung menyambar
milik sania entah kenapa hendra sudah sangat tergoda pada puting yang menonjol itu dihisapnya bergantian membuat sania mendesah pelan karena hari ini para ART beberapa orang menginap diruma mewah itu
"argh bos" suara desah sania tapi tangan kiri hendra memasukan 2jari pada mulut wanita itu sehingga mulut sania penuh dengan jari hendra
"payudaramu sangat berisi sania" ucap hendra sambil tangan kanannya menutup pintu agar suaranya tidak terdengar keluar
"bos mau anda apa kemarin anda menciumku sekarang payudaraku anda sadar anda melanggar ucapan anda agar tidak menyentuhku" ucap sania
langsung disambar bibir ranum sania tangan kirinya memegang payudaranya dilakukan berulang bibir payurada bibir payudara sampai sania merasakan pelepasan tetapi hendra masih tidak menyadarinya.
selang 15menit kegiatan mereka suara panggilan untuk hendra terdengan segera hendra keluar kamar sania dan sania segera merapikan bajunya yang sudah di koyak oleh hendra.
"ingat jangan mendekati pria yang tadi mengantarmu" perintah hendra.
clara berjalan menuruni tangga
"sayang" suara clara sampai dilantai 2
"hei kenapa sayang malam² mencariku" sahut hendra
"dari mana aku mencarimu" suara clara manja
"dari dapur sayang ayo kembali ke kamar" ajak hendra
sambil menoleh arah deretan kamar ARTnya
"dasar seenaknya sendiri udah bikin aku basah tiba tiba meninggalkanku" suara kesal sania segera beranjak ke kamar mandi untuk membenahi dirinya.

pagi sudah menunjukan cahaya.
subuh sania sudah bangun sengaja sania bangun subuh agar pergi ke ke kampus tidak melihat kemesraan hendra dengan tunangannya puting payudara sania masih terasa ngeri iya sania masih perawan tentu jadi dia tidak pernah bersentuhan apalgi tidur dengan lelaki manapun segera di sambar tas untuk kuliah jam 5.30 sania pergi memang kampus tidak akan ada kegiatan jam segitu kecuali kuliah pagi tapi sania harus cepet² ke kampus karena males bertemu hendra dan clara

"iyem aku berangkat dulu ya" bisik pada ART
"siyap san hati² ya" balas iyem
segera meloncat kecil seperti orang kegirangan sandi yang berada didepan pintu
"perlu ku antar nona" sapa sandi
"enggak usah san aku ingin jalan kaki serta menghirup udara pagi kamu layani bosmu dan tunangannya saja jangan hiraukan aku" jawab sania
"baik" ucap sandi singkat tapi sandi menyuruh bawahannya untuk tetap mengawasi sania dari jauh

"Pagi" sapa hendra pada sandi yng sedang membaca majalah profit
"pagi tuan" bungkuk sandi
"sania mana" sambil melihat semua penjuru ruangan
"berangkat sekitar 15menit yang lalu" jawab sandi
"masih pagi ini untuk" suara hendra terhenti saat clara menuruni langkahnya dari lantai 2
"sayang ada apa pagi pagi ribut ayo sarapan" suara clara
"tidak sayang hanya beberapa bisnis" bohonh hendra pada sania
"sayang hari ini temani aku berbelanja ya" pinta clara pada hendra
"sayang aku ada beberapa rapat kau pergi sendiri saja ya ditemani sandi" suara hendra memelas
"tidak usah aku bisa pergi sendiri " suara clara ngambek
tapi clara malah senang dia bisa bersenang² saat hendra sibuk
"baiklah baiklah aku temani" jawab hendra
"tidak usah sayang aku ingin ketemu hani jadi aku pergi dengan dia ya" suara clara
"baik atur saja terserah kamu" suara hendra.

--dikampus
"Bryan" suara sania mengagetkan lamunan lelaki itu
"hey san" jawab bryan
"ngelaman aja" sania smbil memegang bahu bryan
"enggak, eh kemana kita hari ini" ajak bryan
"kemana ya aku juga lagi bdmood" suara sania menggerutu
tiba-tiba handphone sania berbunyi dari HENDRA
lelaki yang selalu memancing gairahnya tapi tidak pernah dijamah
"sebentar ya" kode sania pada bryan
"aku sudah bilang jangan dekati lelaki itu"
sania yang kaget bukan main ditolehnya kearah penjuru luasnya lapangan kampusnya tapi tidak ditemukan sedikit bau hendra 'darimana dia tau' dalam hati sania
"tidak perlu mencariku sekali kamu macam2 jangan salahkan aku" suara hendra tega "cepat datang dikantorku" perintah hendra
"baik bos" sambil mengedipkan mata berulang kali segera mematikan teleponnya
"bryan aku gabisa ikut kamu kamu pergi sendiri ya dadadah" suara sania segera dia lari untuk menuju perusahaan hendra.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience