CHAPTER Three

Drama Series 3606

sandi sedang menyiapkan beberapa dokumen untuk sania masuk ke kampus yang sania inginkan
"san ini berkas²mu mulai besok kamu sudah bisa bekerja di juruan HUKUM" jelas sandi pada sania
"makasih ya kak san" ucap sania
"hmm" jawab singkat sandy
sela beberapa menit telepon sandi berdering
"bagaimana?" tanya hendra pada sandi
"sudah beres tuan besok sudah mulai masuk" jelasnya sandi
"segera k kantor bawa wanita kampung itu juga" perintah hendra "baik tuan"
"san ayo ke kantor bos kamu diminta menemui dia" ajak sandi sopan
"ayo" ucap sania dia senang bukan main karena keinginan kuliah terpenuhi tanpa biaya sedikitpun entah apa yang akan hendra lakukan untuk membayarnya

---diruangan hendra
"arghh terus sayangg senangkan aku karena lusa tunanganku kembali dan aku tidak bisa bersama kalian" perintah hendra pada wanita yang sekarang memanjakannya itu
"ya babe tahan sebentar" seru wanita itu

toktoktok
"sania masuk" perintah hendra yang sedang mengauli wanita sewaannya
"astaga maaf tuan maaf" suara sania merasa bersalah
"masuk tunggu sebentar" sengaja hendra menyuruh sania melihat mereka karena hendra fikir sania sering melakukan itu kepada beberapa lelaki
"sudah sana pergi akan ku transfer nanti" sambil mencium bibir wanita dengan intens
"kenapa menutup mata" ucap hendra pada sania "bukannya kamu sering melakukan itu pada lelaki" jelas hendra lagi "tidak usah sok jual mahal"
sania hanya mengangguk karena sania yakin berdebat dengan bos didepannya tidak akan membuatnya menang sania hanya mengiyakan saja karena sania tidak mau memperpanjang urusan dengan bosnya itu
"iya bos" jawab sania lirih
hendra memang tidak ingin menyentuh sania sama sekali karena hendra yakin yang di pakai sania adala lelaki yang bukan levelnya entah kenapa hendra tidak tertarik sama sekali dengan sania padahal dia cantik kulitnya putih matanya bulat pipinya chubby rambut lurus ke pinggang payudara lumayan berisi sania memang disebut wanita cantik saat sekolah menengah atas itu.
"gak heran kenapa aku tidak bergairah melihatmu" ucap pedas hendra
"kenapa bos memanggil saya?" tanya sania.
"2hari lagi Clara tunanganku pulang jadi segera kamu tinggalkan kamarku an tidur di kamar ART dengar" suara hendra meninggi
"iya pak dengar" suara sania
'padahal kemarin sania memang ingin meninggalkan kamarnya tapi ditahan oleh hendra lagian kemarin mereka tidak tidur seranjang apa yang perlu ditakutkan' gumam sania kesal dengan watak bosnya ini
"bos apa saya tidak sebaiknya pulang diruma ayah saya" suara sania berharap di kabulkan oleh hendra
"TIDAK aku tau sifat ayahmu bisa bisa kamu dijual di renterir lain padahal hutangnya padaku belum lunas Clara hanya beberapa disini dan setelah itu kamu kembali ke kamarku" suara hendra lantang
"iya iya bos maaf" suara sania menyesal
entah apa yang ada dipikiran hendra dia tidak bisa jauh dari sania tapi hendra juga tidak mau menyentuh wanita itu karena hendra yakin sania bekas lelaki lelaki murah karena hendra yakin dia sudah dijual di beberapa pria oleh ayahnya
"ayo pulang" ajak hendra padhal jam masih menunjukkan pukul 14.00 segera sania berada dibelakang bosnya itu.
sesampai dirumahnya ART diperingatkan oleh sandi agar tidak membuka mulut pada clara bahwa sania tinggal sekamar dengan hendra mereka segera menunduk setuju
sania segera pergi ke kamar hendra dan segera mengambil koper tidak banyak barang sania yang dikeluarkan karena memang benar hendra tidak ingin menyentuhnya sama sekali karena jijik tapi disisi lain sania senang karena dia masih memegang predikat perawannya sampai sekarang gadis 21 tahun itu agak lega juga karena sudah tidak sekamar oleh lelaki itu
hendra setelah membersihkan dirinya dan memakai kimono tidurnya itu ingin beristirahat sebentar entah kenapa hatinya jadi waswas dan tak rela bahwa wanita yang sekarang beberes di kamarnya pindah kamar lain lelaki itu memang tidak mau menyentuhnya apalagi menikahinya dia ingin menjadikan sania buda ranjangnya tapi entah kenapa hendra tidak tega.
"shit!" gumam hendra membuat sania kaget dengan seketika
"ada apa bos" tanya sania khawatir
"tidak ada cepat pergi" ucap hendra kesal dengan perasaannya sekarang.
"baik bos" suara sania

sania sedang merapikan bajunya dilemari plastik dia sekarang sejajar dengan para ART bosnya memang ARTnya tidak sering menginap di rumah hendra tapi hendra memberikan tempat istrahat bagi ARTnta kamar yang hanya sepetak tapi lengkap dengan AC TV dan lemari setiap kamarnya di fasilitas seperti itu .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience