"ayah sania pergi" suara lirih sania sambil di ciumin punggung tangan ayahnya yang menjadi Cinta pertama gadis itu yang membuat sania yakin dia akan aman bersama ayahnya tapi nyatanya ayah malah menyerahkan pada lelaki yang akan menjadi menantunya itu
--- sampai diruma besar rumah besar seperti ISTANA lantai 3 terpampang nyata matanya nyari keluar karena melihat rumah sebesar ini.. bernuansa merah hitam rumah itu tampak elegan
sampai di pintu utama sania disuguhi pemandangan yang membuat dirinya risih iya dari lantai 2 hendra keluar bersama 2wanita yang nampaknya kekasihnya itu dua wanita seksi badan berisi payudara menonjol dan pantat yang lumayan seksi
"pacarnya 2" matanya bukan mau jatuh lagi tapi sepertinya ibarat sudah jatuh karena melihat pemandangan dimana hendra menciumin leher wanita sebelah kirinya sedangkan sebelah kanannya menciumi hendra hendra tau bahwa sania akan datang hari ini ternyata ini rencana hendra untuk diperlihatkan ke sania bagaimana kelakuannya
"spertinya pak hendra tidak menyadari kehadiranku baiklah sebaiknya aku kabur saja" mau membalikkan badan suara hendra trdengar sangat keras
"mau kemana! bukannya kamu yakin ingin bekerja denganku? " sapa hendra dengan nada tertawa sinis
"iya pak " jawab sania "kalau begitu naiklah kesini" timbal hendra
"siapa sayang? mainan barumu? " suara salah satu mereka
"bukan dia pembantu sudah sana nanti aku akan temui di club" perintah hendra dengan mendorong wanita itu agar enyah dari hadapannya
"SINI!" sentak hendra pada sania diliatnya badan sania mulai dari ujung rambut sampai ujung jempol kakinya
'cantik juka diolesi' gumam hendra
"iya tuan apa pekerjaanku" tanya sania takut
"mandikan aku" perintah hendra
dengan wajah terkejut sania tidak menyangka pekerjaan dirinya
"maaf tuan saya mengerti " tanya sania lagi
"saya ingin mandi tolong mandikan saya" dengan nada dieja agak wanita itu mengerti
"bagaimana tuan sudah besar tapi minta mandikan apa itu bukan dosa" ceramah sania
"kamu mau ceramah apa mau lunasin hutang ayahmu" jawab hendra kesal
"maaf maaf tuan saya khilaf" jawab sania dengan senyum menyeringai
"ayo ke kamarku" ajak hendra , yeah kamar hendra memang dilantai 3 , satu lantai itu khusus hendra karena hendra suka bercinta di sembarang tempat, tapi biasanya hendra bercinta di lantai 2 ada berberapa kamar disana untuk menghilangkan penat dan nafsunya bersama wanita yang lain² hendra. mempunya diskotik, bar, butik, dan beberapa aset perusahaan dia lelaki berpengaruh di dunia malam atau gelap. bahkan dia mempunya hotel ilegal ,
"taruh tasmu disana" tunjuk hendra di sudut ruangan seperti kamarnya
"baik pak" jawab sania
segera mereka menuju kamar mandi segera dilepaskan pakaian hendra dan sania menutup matanya
"ada apa denganmu buka matamu! " perintah hendra
"pak maaf saya tidak bisa melakukan ini karena saya tidak tau bagaimana cara memandikan seseorang pak" jawab sania dengan nada ketakutan
"kalai begitu cepat bayar hutang ayahmu saja lalu pergi dari sini sebelumnya saya sudah meyakinkan kamu apa mau mengambil pekerjaan denganku" jawab lantanh hendra dengan nada sedikit marah
"baik baik pak saya kerjakan" jawab sania dengan pasrah
sania memandikan lelaki itu hanya mengusap punggung tidak ada yang aneh dengan pekerjaan memandikan kali ini setelah mereka selesai baru sania beranjak dari kamar mandi hendak keluar tapi lengannya ditarik oleh hendra
"mau kemana?" tanya hendra
"keluar pak." jawab sania gugup
"kamu tinggal selamat denganku menjadi teman tidurku sampai aku bosan denganmu dan kuanggap hutang ayahmu lunas" jelas hendra sambil memakai baju untuk bersiap tidur
sania menela salivanya terkejut dengan pernyataan hendra
'tidur dengannya sampai bosan' dalam hati sania
"why?" tanya hendra pekik
sania berpikir dengan bekerja pada hendra dia akan dinikahinya dan akan dijadikan budak ranjangnya tapi semua berbalik dia tidak diberi status apa apa pikir sania dengan kalut
"kamu fikir aku akan menikahimu jangan bermimpi" jelas hendra ketus
mata sania berkaca²
"aku tidak akan menyentuh mu sedikitpun karena aku punya tunangan bernama CLARA" timbal hendra lagi
'tidak menyentuh tapi barusan apa suruh mandikan dirimu' dalam hati sania kesal
"whats wrong? " tanya hendra "tidak tidak ada yang salah pak" jawab terbata² sania
segera sania pergi dan menyiapkan beberapa makanan untuk hendra yang sekarang jadi bosnya
sania masih dilema apa dia masih diperbolehkan kerja untuk ny. aiden
"bos" sania menghampiri hendra diruang kerjanya "masuk! " perintah hendra sania menghampirinya dan memberikan beberapa makanan untuk disantap hendra "apa masih boleh saya bekerja florist" dengan nada takut
"buat apa lagi" tanya hendra heran sambil mengigit makanan yang diberikan sania "untuk menambah uang kuliah ku bos" jawab sania lirih dan hendra hanya melirik kearah sania yang sedang menjawab
"kenapa aku merasa iba pada wanita itu aku tidak begini sebelumnya pada pengemis kotapun tidak ada sedikit simpati " guman hendra
"tidak usah bekerja tunjuk ingin kuliah dimana nanti biar sandi yang urus" perintah hendra dengan memberi isyarat sania agar segera keluar
"hah benar bos baik bos makasih bos" jawab sania lega dan langsung meninggalkan lelaki itu sendiri
hendra masih heran kenapa dia merasa iba pada wanita tadi apa yang salah dengan perasaan hendra dia dikenal sangat kejam bisa membunuh tanpa jejak dan bisa melakukan segala cara tapi saat mendengar suara permintaan sania dia tidak bisa berkutik sama sekali
Share this novel