hendra sudah memasuki kantornya yang dia telah dirikan beberapa tahun silam.
berbadan tinggi wajah klimis terasa jiwa maskulin yang membuat orang beruntung jika hanya jadi teman tidurnya saya lain halnya dengan sania yang kini jadi istrinya walau hanya istri hutangnya tapi sania masih belum termasuk daftar keberuntungannya.. hendra terus saja memikirkan istri hutangnya bersenda gurau dengan lelaki yang tidak lain adalah selingkuhan wanita yang hendra cintai clara
"shitt" satu kata yang bermakna banyak hal sedang menganggu pikirannya saat ini yang sedang berada didalam lift pribadinya bersama sandi
"sand awasi terus sania aku tidak mau dia terlalu dekat dengan lelaki brengsek yang sudah jadi teman tidur clara" perintah hendra
"baik bos" jawab sandi singkat sembari mengambil ponsel dalam saku jasnya dan langsung memberi aba aba pada bawahannya langsung
dikelas sania tampak bengong dengan pikiran liarnya yang terjadi semalam yang membuat dirinya telah kehilangan mahkota berharganya..
"iy uda udah itu hanya hubungan semalam" suara sania kecil sambil menghapus pikiran yang terjadi semalam
"sania kamu nanti ada acara kah? ngafe yuk?" ajak Bryan dengan nada memohon
"iya iya" jawab sania yang lagi malas berdebat dengan Bryan
"yeah makasih makasih terbaik deh" tanpa sadar Bryan memeluk gadis yang duduk di sebelahnya karena merasa senang sania mau di ajak date
"ih apaan sih yan malu lepasin" perintah sania karena merasa risih memang sih kelas mereka kelas bebas bisa melakukan apa saja tanpa dosenmu tau.
tanpa mereka sadari kamera sempat memotret kejadian barusan (saat Bryan ketawa girang dan memeluk sania)
didalam ruangan kerja sandi tanpa terkejut sedangkan hendra meyelesaikan beberapa dokumen yang akan dibawa meeting
"bos bos bos" teriak sandi sambil membuka pintu
"ada apa jangan buat aku panik " suara hendra lagi
"lihat ini! " sambil menyodorkan handphone sandi pada Bryan.
"sialan tuh cowo semua mau di embat apa tidak kurang dengan clara saja" suara kesal hendra sambil mengepalkan tangannya.
Share this novel