ANGGIGRI | 12

Romance Series 1666

"Hubungan kita sampai disini aja ya Gi," aku berbalik mengatakan itu, aku tak ingin melihatnya apalagi menatapnya saat mengucapkan kalimat yang begitu sulit untuk ku katakan.

 "Nggi, ada apa? Lihat aku," pintanya membalikkan badanku menghadap di depannya.

Mataku sontak saja bertemu langsung dengan tatapan teduhnya.

"Apa yang kamu ucapkan?" lanjutnya.

"Aku ingin mengakhiri semuanya. Aku sudah memutuskan untuk berhenti melanjutkan hubungan ini dan menjauh darimu."

"Kamu gak serius kan?"

Aku menggeleng cepat, "Aku serius."

"Aku tidak akan melepaskan kamu Nggi, aku kan udah bilang kalo kamu itu milikku. Apa kurang jelas?"

"Apa yang kamu katakan? Kamu sadar gak sih?" aku setengah berteriak mengatakan itu.

"Dengerin aku Nggi, apa kamu nggak denger kalo aku itu cinta sama kamu."

Kini Irgi beralih menangkup pipiku dengan tangannya.

"Aku tidak ingin bercanda Gi, saat ini aku hanya ingin aku dan kamu sampai disini, " lirihku menatap Irgi dengan memohon. "Meskipun aku juga mencintaimu, " lanjutku tapi hanya dalam hati.

"Aku sama sekali nggak bercanda Nggi, aku serius dengan apa yang baru saja aku katakan, apa kamu tidak sadar dengan perlakuan ku terhadapmu, apa kamu tidak sadar dibalik itu ada cinta yang tumbuh? "

"Kamu gila, kita gak mungkin bersama, kamu harus ingat kalo kamu itu punya tunangan, dan aku ini hanya pacar gelap kamu Gi, aku harap kamu ngerti."

Aku menunduk tak ingin bertatap muka dengan Irgi, cowok ini benar-benar sudah gila.

"Harusnya kamu yang mengerti, lalu untuk apa selama ini kita bersama jika kamu sudah mengerti akan siapa diriku bagimu, " Irgi setengah berteriak.

"Maaf, tapi aku rasa semuanya selesai."

Aku berbalik dan melangkah meninggalkan Irgi yang masih saja tetap pada pernyataan nya.

Belum dua langkah, Irgi dengan gesit menahan lenganku dan menarikku ke dalam dekapannya, memelukku dari belakang.

"Saat ini kamu milikku, sampai kapanpun dan apapun yang terjadi aku tidak akan melepaskanmu, karena aku mencintaimu."

Bisikan ditelingaku terasa begitu hangat tapi aku tidak mau terfokus untuk itu. "Kamu sadar Gi! Kamu ingat sama tunangan kamu! Berhenti bersikap seakan-akan kamu tersakiti!"

"Ya aku memang yang tersakiti disini, Aku dan Angel udah batalin pertunangan kami. Dia ternyata punya pacar lain."

Mataku melotot mendengar pengakuannya itu. Apa katanya? Dia menggenggam tanganku.

Lalu kejadian itu....

"Kamu tahu, aku pernah lihat Angel sama cowok lain." Aku teringat kejadian ketika bertemu Angel di cafe beberapa hari lalu. Sudah lama aku ingin mengatakan perihal ini ke Irgi.

"Beneran?" dia sedikit ragu.

"Iya. Waktu itu kamu bilang kalo Angel lagi ke luar negeri, tapi aku lihat dia sama cowok lain. Saat itu kamu bohong ya sama aku?"

Senyum mengembang di wajahnya. Secepat itukah perubahannya. Beberapa saat lalu, tatapannya sangat sendu dan sekarang..

"Aku nggak peduli dengan apa yang Angel lakukan. Maaf Nggi, saat itu aku memang bohong sama kamu. Tapi jujur, saat itu aku belum bisa cerita sama kamu dengan kejadian yang sebenarnya terjadi."

Aku menatap mata indahnya. Berbagai pertanyaan kembali melintas dibenakku. Mengapa Angel melepaskan cowok sesempurna ini demi cowok lain?

"Asal kamu tau, alasan kenapa aku ingin kamu berada di sisiku setiap saat adalah karena aku ingin lebih dekat denganmu. Nggak ada cara lain selain itu dan aku sungguh ingin bersamamu tanpa menjalin hubungan yang tertutup."

Dia mengecup punggung tanganku, dan aku hanya diam saja membiarkan dia menumpahkan segala kegundahan dalam hatinya yang selama ini terus menyiksanya.

"Kebersamaan kita membuatku jatuh hati sama kamu, lambat laun aku sadar bahwa aku benar-benar mencintaimu dan tidak ingin kehilanganmu, dan aku pun sadar bahwa aku harus berusaha untuk berjuang jika aku benar-benar mencintaimu."

"Tapi apa benar kamu menginginkan hubungan kita ini berlanjut dengan serius? " aku tak tahu mengapa pertanyaan ini keluar begitu saja dari mulutku.

"Apa kamu melihat kebohongan di kedua mataku? " Irgi mengatakan nya memperdalam tatapan matanya padaku, seolah dia begitu berharap aku mengatakan apa yang ia tunggu.

"Tapi aku tidak bisa menutupi jika Angel kembali bersamamu Gi. "

Entah mengapa perasaan takut akan hal itu kembali dan merusak semua apa yang sebenarnya aku jalani nantinya.

"Pertunangan kami telah berakhir, dan saat ini yang ada di hati aku cuma kamu Anggi, hanya kamu. "

Perkataannya membuatku menghangat. Benarkah hanya aku? Aku merasa begitu ingin bersamanya, tapi saat ini aku tak tahu apa ini benar atau malah sebaliknya.

"Meskipun jika Angel memintaku bersamanya lagi dan aku pernah mencinta-"

"Bagaimana jika Angel kembali lagi? Dan apa kamu akan meninggalkanku? " potongku saat Irgi belum selesai melanjutkan ucapannya.

Arghh pertanyaan macam apa itu? Pertanyaan seolah-olah aku begitu menginginkan Irgi, berharap dengan kelanjutan cerita kami. Layaknya wanita yang cemburu dengan mantan sang kekasih.

"Kamu cemburu?" tanyanya dengan seringai yang menyebalkan.

Seketika wajahku mulai memanas, besar kemungkinan warnanya kini berubah menjadi seperti kepiting rebus. Aku memalingkan wajah dari tatapannya. Apakah harus mengaku bahwa aku cemburu?

Suasana yang tadinya tegang kini semakin tegang dan horor bagiku.

"Jawab pertanyaan aku Nggi, apa kamu cinta sama aku?" pintanya.

Kini tangannya beralih mengelus pipiku dengan lembut, kehangatan sentuhannya menggetarkan semua sarafku.

Ingin rasanya berteriak dan mengatakan bahwa aku mencintainya, tapi aku tidak ingin ia terlalu percaya diri dan membanggakan dirinya. "Eumm itu.. "

"Meskipun kamu mengatakan bahwa kamu tidak mencintaiku, kamu akan tetap menjadi milikku dan akan selalu begitu selamanya."

Tatapannya semakin lekat padaku. Wajah tampannya begitu membuatku terpesona. Dia begitu tampan saat ini, dia begitu indah bagiku, dia begitu perfect.

"Aku juga cinta sama kamu."

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience