ANGGIRGI | 1

Romance Series 1666

Menikmati waktu berdua bersama pacar gelapku, membuatku sadar akan arti kebersamaan yang semu. Berdua, saling bertukar cerita, bercanda bersama tanpa sepengetahuan wanita yang berharga dimatanya.

Wanita yang malang, selama ini tidak pernah tahu apa yang dilakukan tunangannya selama dia melakukan magang di luar sana.

Tidak lama kemudian, dia mengangkat kepalanya dan memandangiku, wajahnya dapat terlihat jelas, wajah oval miliknya, rahang yang indah terlihat memesona di bawah cahaya lampu remang apartemen miliknya.

"Terima kasih," ucapnya sambil membelai pipiku.

Aku mengangguk mengiyakan.

Tiga bulan menjalani hubungan gelap bersamanya, membuatku perlahan mengerti tentangnya.

Aku cukup sadar dengan posisi ini, sebagai pelampiasannya tapi tidak menutup kemungkinan jika aku juga membutuhkannya.

Just because a reason.

Dia pun membaringkan tubuhnya di sebelahku, kemudian memejamkan kedua matanya.

Tak lama, nafasnya mulai terdengar teratur, setelah memastikan dirinya sudah tertidur, aku pun beranjak.

Aku melangkah menuju sofa, mengambil tas yang berada di sana.

Aku mencari ponsel yang mungkin saja sudah dipenuhi oleh deretan pesan maupun panggilan yang tak kujawab.

Dan benar saja, beberapa panggilan tidak terjawab dan juga pesan memang dari Ibu dan Naomi.

Aku membuka satu pesan dari Ibu yang menanyakan keberadaanku sekarang dimana. Ya ampun, aku lupa memberitahu mereka kalau malam ini aku tidak pulang.

Lelaki yang tengah terlelap di atas tempat tidur itu tiba-tiba saja menelepon dan memintaku untuk menemuinya di apartemen.

Ya begitulah tugasku sebagai pacar gelapnya harus menemaninya untuk menghilangkan kepenatannya dari banyaknya tugas kampus sebagai bantal saat ia tidur, tempat ia mencurahkan kepenatannya akan rasa cintanya pada kekasih sah nya.

Pesan dari Ibu langsung kubalas dan mengatakan bahwa aku baru pulang besok pagi karena harus menginap di rumah teman.

Hanya itu yang bisa kukatakan padanya sebagai alasan. Selama ini Ibu hanya tahu jika aku akan menginap di rumah teman setiap pacar (FK) memanggilku menemaninya.

Jika semua ini diketahui Ibu, mungkin dia akan shock saat itu juga. Meskipun selama ini sakit yang dia derita tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda baik. Hanya Aji dan Calvin yang tau statusku saat ini. Meskipun selama ini Aji tidak henti-hentinya mengingatkan akan akibatnya nanti, tapi aku tidak punya pilihan lain. Semua ini terpaksa dilakukan demi keluargaku.

Ponselku berdering tidak lama setelah pesan untuk ibu terkirim. Dengan malas aku berjalan ke luar kamar untuk menjawab telepon tersebut.

"Iya, Bu?"

"Harusnya kamu kasi tau kami dulu, Gi."

Suara Ibu terdengar lemah, membuat hatiku merasa bersalah kepadanya.

"Maaf sudah membuat Ibu khawatir. Besok pagi aku akan pulang."

Tidak perlu memberikan waktu bagi Ibu untuk membalas ucapanku.

Mendengar suaranya yang sangat lemah membuat air mataku mengalir cukup deras, ditambah lagi dengan kebohongan yang terus kukatakan padanya.

Segera aku seka air mataku yang tiada hentinya menerobos pertahanan ku.

Aku tidak boleh terlihat lemah.
Yah, I can.

Terbiasa tersakiti dan hidup dalam skenario penderitaan yang tiada akhir membuatku menahan sangat dalam tekad itu di hati. Seberat apa pun masalah yang kudapat, aku tak akan pernah menyerah.

Kubuka kembali pintu kamar yang menjadi tempatku menghabiskan malam dengan seorang pria, kemudian membaringkan tubuhku di sebelahnya.

Aku tersenyum kecut, anggaplah diriku adalah seorang wanita paling kejam di dunia karena telah menggoda pria yang telah menyandang status tunangan dari wanita lain, tapi sepenuhnya bukanlah kesalahanku.

Dia tidak mengatakan telah bertunangan ketika memutuskan hubungan kami.

Hari berikutnya dia mengatakan semuanya, kenyataan bahwa dia telah memiliki tunangan, dan tentu saja membuatku tidak bisa lari setelah perjanjian itu.

Tiga bulan lalu, Irgi, pria yang masih terlelap ini datang ke kafe dan bertemu denganku yang saat itu menjadi pemain musik bayaran dalam sebuah bangunan interior para pasangan remaja dan tempat menghabiskan waktu malam minggu.

Malam itu adalah pertama kalinya aku bertemu dengannya.

Suara dentuman musik melow yang sangat merdu pun mengalun indah, berpadu dengan melodi piano yang saat itu ku mainkan.

Dan mataku tertuju pada sosok pria yang tengah berjalan mencari tempat untuk dia tempati. Tanpa risih aku berjalan mendekatinya. Pria yang ternyata bernama Irgi itu datang sendirian.

Sakit hati yang pernah kualami, membuat sikapku berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya.

Sekarang aku bukanlah Anggi yang lemah tapi sekarang, aku berubah menjadi wanita murahan karena sakit hati itu.

Aku mengajaknya berbincang-bincang bagaikan teman lama yang baru bertemu kembali.

Irgi sangat ramah, dia memperlakukanku dengan sangat manis. Tapi jelas aku lihat, penampilannya saat ini terlihat sangat kacau, kelopak mata yang menghitam dan raut wajahnya sangat tampak kusam.

Dalam hati aku bertekad, jika malam ini aku mendapatkan satu pria yang bisa membuatku lupa dengan masalah itu, aku akan menerimanya.

Di malam pertama bersama Irgi, dia ingin aku menemaninya untuk makan bersama dan kami memutuskan untuk menjalin hubungan terlarang dan tentu saja aku menyanggupi karena aku saat ini membutuhkan pelampiasan. Jahat memang, tapi apalah dayaku yang tersakiti oleh cinta, dan memilih untuk menjadi gadis kejam seperti ini.

Tunangan Irgi, Angel adalah seorang model dan ia juga berasal dari keturunan Poland. Keluarga Poland adalah keluarga yang sangat disegani, sama halnya dengan keluarga Regar yang merupakan keluarga terkaya di seluruh Asia.

Kehormatan yang mereka miliki membuat kedua orang tua mereka akhirnya menjodohkan Irgi dan wanita itu untuk menggabungkan perusahaan mereka agar lebih terpandang.

Irgi mencintai tunangannya, mereka saling mencintai.

Namun kesibukan Angel membuat Irgi sendiri merasa kesepian. Setiap hari Angel akan bekerja sesuai dengan rutintitasnya sebagai model atau hanya menghabiskan waktu bersama teman-teman seprofesinya belanja atau ke salon untuk mempercantik dirinya.

Dan hal itulah yang menjadi alasan bagi Irgi mencari wanita lain yang bisa memberikannya perhatian-perhatian atau hanya sekedar tempat untuk bersandar.

Meskipun Angel juga mencintai Irgi namun cintanya pada pria itu tidak akan melebihi cintanya pada pekerjaan yang dijalaninya sekarang. Itulah yang dikatakan Irgi kepadaku.

Aku pernah melihat Angel beberapa waktu lalu saat Irgi dan Angel berjalan bersama. Wajahnya sangat cantik dan itu adalah hal yang sangat wajar jika Irgi terpikat pada sosok Angel yang notabene nya adalah seorang model terkenal yang siapa saja akan terpikat oleh pesonanya.

Tapi jika Irgi memang sangat mencintai Angel, lantas kenapa pria itu bermain dengan wanita lain ketika Angel tak ada?

Apakah karena Angel terlalu sibuk? Bukankah cinta akan menerima apa adanya yang ada pada pasangannya?

Kubelai wajah tampan Irgi yang begitu tenang ketika tertidur, meskipun sering bertemu dengan pria ini, entah mengapa hingga sekarang aku tidak merasakan adanya getaran lain.

Banyak yang mengatakan pertemuan yang didasari oleh kepalsuan lambat laun akan menimbulkan cinta.

Tapi aku tidak pernah merasakan itu, dan Irgi pun sepertinya memiliki perasaan yang sama. Dia hanya menganggapku sebagai wanita murahan yang dapat ia panggil ketika butuh.

Sejak sakit hati yang hadir tiga bulan lalu, hatiku seperti enggan untuk merasakan kembali sesuatu bernama cinta.

Dan mungkin saja aku bisa lupa bagaimana itu cinta. Cintaku telah hilang bersama dengan hilangnya perasaanku pada pria yang dulu aku cintai.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience