Bab 11

Romance Series 7458

Ibu soraya menatap penuh senyum anak perjakanya yang masih tertidur nyenyak di ranjang.sesaat wanita itu melihat kearah jam weker di nakas.jarum jam sudah mengarah pada angka sembilan,tapi Arkana belum juga bangun dari tidurnya.

"Arka,bangun yuk nak.ini udah siang loh?" Ucap ibu Soraya yang masih berdiri di samping ranjang.

Arkana yang mendengar suara lembut dari sang bunda langsung merentangkan kedua tangannya diselingi leguhan kecil.

"Nanti bunda.arka masih ngantuk nih?" Jawab Arkana dengan suara serak.merasa Engan membuka matanya Arkana pun kembali melanjutkan aktivitas tidurnya.

Sang bunda yang melihat hal tersebut hanya bisa menggelengkan kepala.dia pun segera melangkahkan kakinya ke arah jendela.

SREEEKK

Gorden dibuka.cahaya matahari mulai memasuki ruangan tersebut.arkana yang mulai terganggu dengan cahaya matahari kembali bergumam.

"Bunda??" Arkana meraba kasurnya mencari guling berbentuk Doraemon kesayangannya.setelah menemukannya Arkana pun segera menutupi wajahnya dengan bantal tersebut.

"Dasar anak nakal?" Ibu Soraya kembali terkekeh melihat tingkah Arkana.

"Mau sampai kapan kamu tidur nak.kia tadi cariin kamu loh?" Mendengar kalimat terakhir sang bunda,Arkana pun segera membuka matanya lalu memposisikan dirinya duduk menghadap sang bunda.

"Kia cari arka?" Tanya Arkana.

"Iya?" Ibu Soraya mengangguk pelan.

"Terus sekarang kia nya ada dimana?" Tanya laki-laki itu lagi.

"Udah berangkat ke sekolah?" Kini ibu Soraya duduk di tepi ranjang.dengan penuh kelembutan wanita itu merapikan rambut anaknya yang sudah mulai panjang.

"Iiihh...bunda kenapa gak bangunin arka dari pagi sih?!" Arkana merasa kesal dengan sang bunda yang telat membangunkan dirinya.padahal hari ini Arkana berniat memberikan coklat Cadbury yang dibelinya kemarin untuk kiara bawa ke sekolah.sebagai tanda terima kasih karena sudah mengenalkan Prilly kepadanya.

"Kata siapa bunda gak bangunin kamu dari pagi,hm?" Dengan gemas ibu Soraya menarik hidung mancung Arkana.

"Bunda udah coba bangunkan kamu dari jam 5 subuh.tapi kamunya gak bangun-bangun?" ibu Soraya tidak berbohong,dirinya memang sudah membangunkan Arkana sejak pukul 5 tadi.tapi Arkana sangat sulit dibangunkan.bahkan Kiara pun sudah mencobanya juga.tapi usahanya nihil.

Arkana menghela nafas panjang.raut wajahnya seketika berubah menjadi lesu."padahal hari ini arka mau kasih coklat buat kia?" Dari sang bunda kini pandangan Arkana teralih ke laci nakas tempat dimana dirinya menyimpan coklat untuk Kiara.

"Kan arka bisa kasih coklat nya setelah kia pulang sekolah nanti.ayo sekarang kamu bangun,terus mandi,sarapan setelah itu kita kerumah sakit ya?" Bujuk ibu Soraya.

Kalau kalian semua berfikir salah satu diantara mereka sedang sakit maka jawabannya adalah salah.arkana dan ibu Soraya saat ini dalam keadaan sehat walafiat.

Setiap 3 bulan sekali ibu Soraya memang selalu membawa Arkana ke rumah sakit untuk check up.memeriksakan kondisi kesehatan mental anak tersebut.walaupun belum ada perubahan sampai sekarang,namun ibu Soraya tetap positif thinking,berharap Arkana bisa menjadi laki-laki pada umumnya.

"Bunda?" Panggil Arkana ketika melihat sang bunda hendak bangkit dari tempat tidurnya.

"Kenapa sayang?" Tanya sang bunda.

"Arka mau sekolah?" Pinta Arkana dengan tatapan memohon.

"Arka mau sekolah kayak kia.arka mau berangkat ke sekolah bareng kia.arka bosen dirumah terus.arka kesepian bunda??" Oh shitt?!..siapa yang menghujam jantung ibu Soraya saat ini.hatinya teramat sakit mendengar perkataan Arkana tadi.

TES

Tanpa sadar buliran air mata keluar dari pelupuk mata ibu soraya.namun dengan cepat dirinya menghapus air mata tersebut.

"Arka mau sekolah nak?" Arkana mengangguk cepat.

"Nanti bunda coba daftarin arka ya?" Ibu Soraya mencoba untuk tersenyum manis walaupun sebenarnya hatinya sangat terluka.

"Beneran bunda???" kedua matanya kini berbinar-binar.

"Hore!!!...arka bisa sekolah kayak kia!!...asyik!!..." Saking senangnya Arkana melompat-lompat kegirangan di atas kasur.

"Makasih bunda?" Satu kecupan mendarat di pipi ibu Soraya.dengan penuh semangat Arkana mengambil handuk miliknya kemudian berlari menuju kamar mandi.

Ibu Soraya menatap pilu arkana.kepalanya langsung tertunduk dengan tangan yang menopangnya."Ya Tuhan,aku harus bagaimana sekarang?" Gumamnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience