Bab 8

Romance Series 7458

Bukan Arkana namanya kalau tidak membuat Kiara geleng-geleng kepala.setelah ucapannya kemarin yang berhasil membuat Kiara terbelalak,kini anak itu kembali berulah kepada dirinya.

Kali ini Arkana memaksa Kiara untuk memperbolehkannya ikut pergi kesekolah.hanya sekedar mengantar,karena Arkana ingin memastikan bahwa Kiara baik-baik saja sampai di sana.

Memang,semenjak kejadian kemarin sikap arkana sedikit berubah.laki-laki itu terlihat lebih protektif terhadap kiara.bahkan semalam anak itu tidak henti-hentinya menelfon hanya untuk menanyakan keadaannya.

Setelah melalui perdebatan yang cukup alot,akhirnya Kiara hanya bisa pasrah menyetujui permintaan arkana untuk ikut bersamanya.alhasil sekarang kiara berangkat sekolah dengan diantar pak Muslih dan juga Arkana.

"Kita udah sampai non?" Ucap pak Muslih ketika baru saja menghentikan mobilnya dihalaman sekolah TUNAS BANGSA.

Kiara yang mengetahui dirinya sudah sampai di sekolah langsung mengangguk pelan,kemudian bergegas memakai tas miliknya dan bersiap-siap untuk keluar.

"ka,gue sekolah dulu ya.loe langsung pulang aja,oke.jangan pergi kemana-mana?" Arkana tersenyum lalu mengiyakan perkataan Kiara.

"kia juga hati-hati disekolah.kalau ada yang jahilin kia,telfon arka aja.arka gak mau kejadian kemarin sampai terulang lagi?" Ucap Arkana yang balik memberi pesan.

"Loe tenang aja.gue bakalan lebih hati-hati kok?" Untuk kedua kalinya laki-laki itu terlihat tersenyum.setelah selesai berucap Kiara pun bergegas keluar dari mobil lalu melambaikan tangannya kepada Arkana yang tengah melihatnya dari dalam mobil.

"Kita pulang sekarang den?" Ucap pak Muslih sambil menoleh ke arah Arkana yang berada dikursi belakang.

"Iya pak?" Arkana mengangguk cepat.namun sebelum pak Muslih menghidupkan mesin mobilnya,tiba-tiba saja perhatian Arkana teralih pada sebuah buku di sampingnya.

"Loh,ini kan bukunya kia?" Diambilnya buku tulis tersebut.sesaat dirinya memandangi keadaan diluar mobil.namun sial,Kiara sudah tidak lagi terlihat disana.dan itu artinya Arkana harus keluar mencari Kiara untuk memberikan buku tersebut.

"Tunggu sebentar ya pak.buku tulis kia ketinggalan nih.arka harus kasih ini ke kia?" Tidak ingin kehilangan jejak,Arkana pun langsung bergerak cepat membuka pintu kemudian berlari keluar mencari sahabatnya itu.

Setelah beberapa langkah berjalan akhirnya orang yang Arkana cari pun terlihat.saat itu juga Arkana langsung mengejar kiara."Kia!!...tunggu!!..." Seru Arkana sambil berlari mengejar Kiara yang tengah berjalan menuju lorong sekolah.bukannya berhenti,Kiara justru terlihat asyik berjalan selangkah demi selangkah melewati satu persatu ruangan disampingnya.

Persetan dengan janjinya kepada Kiara yang sempat mereka sepakati sebelum pergi tadi.saat ini dirinya harus memberikan buku tersebut.arkana tidak mau kalau Kiara sampai dihukum hanya karena buku tulisnya tertinggal di dalam mobil.

"Kia!!" Teriak Arkana sekali lagi.

Karena yang dipanggil tidak kunjung menghentikan langkahnya,Arkana pun mau tidak mau semakin mempercepat laju larinya.namun tiba-tiba saja...

"BRUKK"

Arkana menabrak seseorang dihadapannya,sehingga keduanya jatuh kesisi berlawanan.dan sialnya seseorang yang ditabrak itu ternyata adalah LAUREN.

======================

Kini keduanya tampak meringis kesakitan.arkana berkali-kali mengusap bokongnya,begitu juga dengan lauren.sesekali gadis itu tampak mengusap belakang kepalanya yang sempat terbentur dinding gedung sekolah.tidak lama Lauren bangun lalu menghampiri Arkana yang masih setia mengusap bokongnya.

"HEH!!!...BRENGSEK!!!...BANGUN LOE!!!..." Bentak Lauren.

Dengan raut wajah ketakutan Arkana beranjak dari tempatnya.tidak lupa dirinya mengambil buku tulis Kiara yang ikut terjatuh bersamanya tadi.

"Ma-maaf....a-arka gak sengaja.a-arka cuma mau ngejar kia buat ngasih buku tulisnya?" Ucap Arkana terbata-bata.

Mendengar nama tidak asing di telinganya,Lauren pun sontak mengerutkan keningnya."kia?" Ulangi lauren dan Arkana langsung mengangguk cepat."jadi loe temennya Kiara,si anak baru itu?" Selidiknya dan Arkana lagi-lagi mengangguk,mengiyakan perkataan Lauren.

sejenak Lauren menatap Arkana dari atas sampai bawah.CULUN,satu kata itulah yang bisa Lauren gambarkan untuk penampilan laki-laki dihadapannya saat ini.rambut berponi,kaca mata tebal serta baju kodok bergambar Spongebob.uuhhh...membuat Lauren geleng-geleng kepala rasanya.

Awalnya Lauren tidak ingin menanggapi lebih Arkana,hanya membuang-buang waktu saja,menurutnya.namun tiba-tiba sebuah ide jahat muncul di dalam fikirannya."kayaknya enak nih buat dijadiin mainan?" Batinnya.lauren terus menyorotkan matanya menatap sosok Arkana.tidak lupa dengan seringai licik diwajahnya.bermain sedikit tidak apa kan??

"Pe-permisi ya.a-arka mau cari kia dulu?" Merasa tidak nyaman ditatap lauren,Arkana pun berniat pergi dari sana.tapi naasnya gadis itu tidak mau Arkana berlalu begitu saja.dengan gerakan cepat Lauren mencekal lengan laki-laki itu.hingga langkah Arkana tertahan seketika.

"Eits...nanti dulu dong.gue kan belum selesai ngomong sama loe?" Arkana semakin dibuat ketakutan dengan tatapan Lauren.

"A-ada apa lagi?" Tanya Arkana gugup.

Lauren mulai mendekati arkana dan berjalan mengelilingi laki-laki tersebut."kaca mata loe bagus juga ya.boleh gue pinjam gak?" Belum sempat Arkana menjawab lauren sudah terlebih dahulu mengambil kacamatanya."tolong kembalikan kaca mata arka.arka gak bisa liat kalau gak pakai itu?" Arkana berusaha mengambil kacamata ditangan Lauren,namun Lauren terus menjauhkan benda itu dari jangkauannya.

"Loe mau kaca mata loe ini,hm?" Ledeknya sambil menggerakkan tangannya kesana-kemari didepan mata buram Arkana.

"Arka mohon....kembalikan..." Meski dalam pandangan yang sangat minim Arkana terus berusaha menangkap tangan lauren.tidak,dia tidak boleh menyerah begitu saja.dia harus mendapatkan kacamatanya kembali.demi Kiara.

"Ayo,sini...sini?" Lauren mengarahkan tangannya kesisi lain.tanpa ragu Arkana bergerak ketempat tersebut.dan....

"DUUKK!!"

Kening Arkana membentur keras tiang didepannya.alhasil membuat benjolan besar di area tersebut."arrgh...sakit..." Ringis arkana.lauren yang melihat Arkana kesakitan langsung tertawa terbahak-bahak."ahahaha...sukurin....emang enak,ble?" Lauren menjulurkan lidahnya,meledeki Arkana.

Terlihat Laki-laki itu memejamkan kedua matanya dengan tangan yang mengepal.ingin rasanya Arkana marah,namun tidak bisa."Kia...kia dimana...tolongin arka...kepala arka sakit kia?" Arkana kembali meringis saat tangannya menyentuh benjolan di keningnya."sa-kiiitt...." Lirihnya.

Disisi lain,seseorang yang baru saja datang menghampiri mereka tidak segan-segan mendaratkan tamparan keras diwajah Lauren."DASAR BITCH!!...APA YANG LOE LAKUIN HAH!!" Prilly menatap murka Lauren.Ya, Prilly.sosok itulah yang telah berani menampar wajah Lauren.dan gadis itu tidak datang sendirian,dirinya datang dengan ditemani sang kekasih,Alvin.

"BERANINYA LOE TAMPAR GUE,HAH!!!" Lauren berniat membalas tamparan Prilly.tapi pergerakannya seketika tertahan saat melihat sosok laki-laki yang berdiri membentengi Prilly.

"Berani loe sakitin prilly,maka loe akan berurusan ama gue,ren?" Alvin menatap tajam teman sekelasnya itu.

"Kalian berdua....argh!!..." Lauren melempar kasar kacamata ditangannya kearah Arkana,dan pergi begitu saja meninggalkan ketiga orang tersebut.

===================

Setelah kepergian Lauren,pandangan Prilly langsung teralih pada sosok yang tengah berjongkok didekatnya.perlahan dirinya mendekat,lalu mensejajarkan tubuhnya dengan Arkana."loe gak apa-apa?" Tanya Prilly.bukannya menjawab,Arkana malah tampak terdiam,dirinya sibuk mencari-cari kacamata yang sempat dilemparkan oleh Lauren kearahnya tadi.

"Loe cari ini?" Entah sejak kapan,kini kacamata yang dicari Arkana sudah berada di tangan Prilly.

Ingin sekali Arkana mengambil kacamatanya,namun dirinya merasa enggan.dia takut kalau priily sama dengan Lauren,yang hanya ingin mengerjainya saja."jangan takut.gue gak sejahat cewek tadi kok?" Perlahan Prilly meraih tangan Arkana kemudian memberikan kacamata tersebut."te-terima kasih?" Arkana pun segera memakai kembali kacamatanya.sekarang laki-laki itu sudah bisa melihat dengan jelas apa yang ada dihadapannya.termasuk sosok cantik Prilly.

"Loe ngapain ada disini?loe bukan anak sekolahan tunas bangsa kan?" Tanya Alvin.

Arkana berdiri bersamaan dengan Prilly yang ikut berdiri juga."gak.arka bukan murid sekolah ini.arka cuma mau cari kia aja kok?" Jawabnya."kia???maksud loe Kiara??" Ucap Prilly memperjelas nama yang dimaksud Arkana."iya.kiara.kamu kenal sama dia?" Prilly mengangguk antusias."tentu aja gue kenal.dia kan sahabat gue?" Arkana tercengang Mendengarnya.jadi ini sosok Prilly yang diceritakan oleh Kiara.

"Eh,itu kening loe?" Ketika prilly hendak mendekat Arkana malah melangkah mundur menjauhinya.

"Arka baik-baik aja kok.ini...tolong kasih ke kia ya?" Arkana menyodorkan buku tulis milik Kiara kepada prilly dan diterima dengan baik oleh gadis itu.sesaat Arkana tersenyum kemudian mengucapkan terima kasih dan berjalan pergi tanpa sepatah kata lagi.

"arka?" Tidak tau kenapa ketika prilly melihat wajah Arkana dirinya langsung teringat pada seseorang.

"Beib,hei.." Alvin menjentikkan jarinya tepat dihadapan Prilly.

Prilly pun tersentak dan segera mengalihkan pandangannya ke arah Alvin."kamu kenapa?kok ngelamun gitu.kamu kenal sama orang yang tadi?" Prilly menggeleng cepat."gak.aku sama sekali gak kenal sama dia.cuma...wajahnya itu...." Prilly menggantungkan perkataannya,membuat Alvin menatapnya penuh keseriusan.

"Wajahnya kenapa?" Alvin melipat kedua tangannya,laki-laki itu semakin dibuat penasaran karena sang kekasih tidak mau melanjutkan perkataannya.

"Udahlah lupain aja.bukan apa-apa kok.yuk,antar aku kekelas?" Baru saja Alvin ingin melemparkan pertanyaan kembali,namun prilly sudah memboyongnya pergi dari sana.

=====================

Berbeda dengan Prilly yang tengah sibuk memikirkan sosok Arkana,kiara justru sedang dilanda perasaan gugup bukan main.bagaimana tidak,saat ini tepat dihadapannya tengah berdiri sosok laki-laki yang merupakan pujaan kaum hawa satu sekolah.christopher,ya,siapa lagi kalau bukan dirinya.

"Mau sampai kapan kamu memandangiku terus,hm?" Tegur Christopher kepada Kiara yang terus menatap dirinya.

"Ah,mm..." Kiara tersenyum kikuk lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Come on...urusanku masih banyak.dan lima belas menit lagi bel masuk akan berbunyi?" Sekilas Christopher menatap jam ditangannya dan kembali menatap gadis didepannya.

"A-aku..." Kiara semakin gugup dibuatnya,kedua ibu jarinya terus dimainkan didepan perut.

"Hhaaaahhh....oke.kalau emang gak ada yang ingin kamu bicarakan.aku pergi.buang-buang waktu aja?" Cibir Christopher diakhir kalimat.

Melihat sosok didepannya telah pergi sontak saja membuat Kiara kalang kabut.dia pun segera mengejar Christopher kemudian buru-buru mencekal tangan kanan Christopher."ada apa lagi sih!!" Oke, kesabaran Christopher kini sudah habis.sekarang dia benar-benar kesal dengan Kiara.

"a-aku..."

Shit!!...kenapa dirinya kembali tergagap.kalau begini caranya bagaimana bisa Kiara menyampaikan sesuatu kepada Christopher.

"Please kiara!!..kalau kamu berniat mengganggu aku.ini bukan waktu yang tepat!!...enyah kamu dari sini!!..." Bentak laki-laki itu.

DEG!!

Kiara tersentak,hatinya teramat sakit saat mendengar bentakan keras dari Christopher.wajahnya mulai memanas,kedua matanya kini berkaca-kaca.dan perlahan....air mata pun jatuh menetes di pipinya.

"Maaf.." Kiara melepaskan cekalannya.

"Maaf udah ganggu waktu kakak?" Sejenak gadis itu mengusap air matanya kemudian pergi meninggalkan Christopher.

Christopher yang melihat Kiara menangis mendadak jadi tidak enak hati.entah kenapa dirinya merasa bersalah sekali karena sudah melukai Kiara atas perkataannya.

"Hei...tunggu!!" Ucap Christopher meminta Kiara untuk berhenti.namun sayang gadis itu sama sekali tidak memperdulikannya.kiara terus berjalan tanpa menoleh kearah dirinya.

==================

Prilly sampai didepan ruang kelasnya.setelah memasuki ruangan tersebut,dirinya dibuat terheran karena tidak mendapati sosok sahabatnya didalam sana."kia kemana??kok gak ada dikelas sih?" Merasakan hatinya tidak enak,alhasil prilly pun berniat mencari keberadaan kiara.tapi belum sempat dirinya keluar kelas,Prilly dikejutkan dengan sosok Kiara yang masuk ke dalam kelas sambil menangis tersedu-sedu.

"Kia...loe kenapa???loe kok nangis gini sih?!" Tanyanya khawatir.

Sejenak Kiara menatap Prilly dalam-dalam.dan....

"GREP"

Tiba-tiba saja Kiara memeluk Prilly.dan itu tentu saja membuat dirinya terheran-heran."kia??..ada apa??..." Masih dalam keadaan bingung Prilly perlahan membalas pelukan Kiara."hei...cerita sama gue.siapa yang udah buat loe nangis kayak gini??apa ini ada hubungannya sama Lauren??" Tanyanya.

Kiara menggeleng cepat lalu segera melepaskan pelukannya."kak Chris,prill?" Jawabnya."dia yang udah nyakitin hati gue?" Gadis itu kembali sesegukan.dan detik berikutnya Kiara memeluk tubuh prilly kembali."Chris!!...apa yang udah dia lakuin sama loe,ki?!" Dengan sekali hentakan Prilly melepaskan pelukan Kiara."jawab kia!!apa yang dia lakuin sampai loe nangis kayak gini?!" Belum sempat menjawab tiba-tiba saja tangan Kiara ditarik paksa oleh seseorang.

"Kak Chris?" Kiara sangat terkejut saat melihat sosok Christopher lah yang menarik paksa tangannya.

"Ikut aku?!" Titah Christopher.

Belum sempat Kiara menolak,tiba-tiba saja kiara merasakan tubuhnya seperti melayang.dan WHAT!! Ternyata Christopher telah menggendong dirinya ala bridal style.sontak saja pemandangan itu membuat beberapa pasang mata disana terbelalak melihatnya."gue pinjam temen loe sebentar?" Prilly berkali-kali mengerjapkan kedua matanya saat melihat Christopher mengedipkan satu mata kearahnya.dan tanpa dia sadari kedua sosok itu Kini sudah pergi meninggalkan kelas.

===============

Christopher terus menggendong Kiara melewati beberapa kelas.dirinya sama sekali tidak menghiraukan orang-orang disekitarnya yang terus menatapnya dengan keheranan.lain halnya yang dirasakan oleh Kiara.gadis yang tengah berada digendongan Christopher itu merasa sangat malu sekali.Bahkan sekarang Kiara tidak berani menatap sekelilingnya dan memilih untuk menyembunyikan wajahnya didada bidang milik Christopher.

Setelah cukup lama berjalan,akhirnya Christopher pun menurunkan tubuh mungil kiara.sejenak gadis itu menatap keadaan sekitar,ternyata kini dirinya sudah berada di taman belakang sekolah tunas bangsa.

"Untuk apa kakak bawa aku kesini?!..apa kakak belum puas bentak-bentak aku tadi,hm?" Sindir Kiara sambil menghapus buliran air matanya.

Christopher tersenyum miring.perlahan dirinya melangkah mendekati Kiara."ka-kakak mau apa?!...ja-jangan macam-macam ya?!..." Kiara yang merasa takut otomatis langsung memundurkan langkahnya.sekangkah demi selangkah,sampai akhirnya punggung gadis itu terbentur dinding.

Christopher kembali menyeringai.dengan cepat laki-laki itu mengukung sosok Kiara."maaf?" Ucap Christopher tiba-tiba.kiara sempat terbengong,namun sedetik kemudian gadis itu merespon perkataan Christopher."ma-maaf untuk apa?" Kini pandangan keduanya terkunci.cukup lama,sampai akhirnya Christopher tersadar dengan sendirinya dan langsung menjauh dari tubuh Kiara.

"Atas perkataan aku tadi.aku benar-benar minta maaf.aku gak bermaksud untuk menyakiti perasaan kamu?" Jelasnya.Kiara menghela nafas panjang lalu tersenyum kecut kearah kakak kelasnya itu.

"kakak gak salah.disini aku yang salah.aku udah buat kesal kakak?" Ucapnya.kali ini giliran Christopher yang menghela nafas panjang.

"kamu tadi mau bilang apa?" Christopher mengesampingkan egonya.dia tidak mau kembali marah-marah dan buat Kiara sakit hati lagi karena ucapan kasarnya.

Terlihat gadis itu terdiam.tidak lama Kiara membuka tasnya dan mengambil kotak makan yang dibawanya tadi."aku cuma mau kasih ini aja?" Christopher menaikkan satu alisnya menatap kotak makan yang disodorkan oleh Kiara."makasih atas pertolongannya kemarin?" Karena Christopher belum juga menerima pemberiannya.kiara pun langsung menarik tangan laki-laki itu lalu menaruh kotak makan miliknya di telapak tangan Christopher.

"Ini..." Belum sempat Christopher melanjutkan perkataannya Kiara sudah pergi meninggalkan dirinya.

Pandangan Christopher kini tertuju pada benda yang berada di tangannya.dengan rasa penasaran laki-laki itu pun membuka kotak makan yang diberikan oleh Kiara.

"Nasi goreng?" Gumam Christopher.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience