Ada dua gadis cantik ini yang sedang aku perhatikan. Aku Alvian Pranaja Putra Alfahri yang biasa dipanggil Raja kini benar-benar harus berfikir keras untuk memilih satu diantara dua hati gadis cantik itu atau mungkin malah keduanya bisa saja bukan pilihan hatiku. Yang jelas aku ingin memastikan dulu seberapa pantas dia jadi pendamping hidupku. Seberapa layak kah dia ku jadikan ratu dalam hidupku.
Bukannya aku sombong dan arogan ataupun merasa paling baik tapi karena seumur hidupku aku merasa selalu direndahkan oleh wanita dan sayang mereka tidak mau tahu dan tidak paham akan hal itu. Begitu mereka aku tolak mereka mengatakan aku jahat dan tidak punya hati.
Aku mencari seorang wanita untuk ku jadikan istri, untuk pertama dan terakhir. Aku ingin dia mencintai diriku dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kumiliki dan mau mempertahankan aku sebagai miliknya. Hanya miliknya.
Banyak sekali wanita yang mengidolakan menjadi seorang seperti Aisyah istri Rasulullah yang di cintai dan memiliki kelebihan dalam segala hal terutama hatinya yang mampu berbagi dengan perempuan lain. Sungguh suatu yang sangat terpuji. Meskipun begitu bukan wanita yang ingin berlagak seperti Aisyah-lah yang aku inginkan. Melainkan seorang wanita seperti Khadijah istri pertama Rasulullah.
Bukan karena aku merendahkan Aisyah istri Rasulullah namun aku yang tidak layak dan tidak sebanding dengan Rasulullah lah yang tidak pantas memiliki seorang wanita seperti Aisyah dan karena wanita lain inilah yang telah salah mengartikan keagungan dan keistimewaan Aisyah istri Rasulullah.
Alih-alih menjadi seperti Aisyah banyak wanita yang ku temui dan telah hadir silih berganti hanya menjadi sebuah trauma tersendiri bagiku. Pasalnya mereka tanpa tahu bagaimana perasaan diriku dan bahkan mereka tidak tahu siapa aku dan apa yang aku inginkan mereka dengan congkaknya mengatakan mereka mampu dan mau untuk berpoligami dengan diriku.
Padahal di mataku laki-laki yang ingin dan mendambakan poligami hanyalah orang yang hina. Aku percaya bahwa tidak ada seorang manusia pun di dunia ini bisa adil dan bijaksana seperti Rasulullah. Karena itu bagiku laki-laki yang dengan arogannya mau bahkan meminta wanita menerima poligami adalah laki-laki biadab. Tidak lebih dari binatang yang mengatasnamakan cinta dan juga agama untuk memperbudak seorang wanita untuk melayani nafsunya. Padahal dirinya tidak lah mampu untuk berbuat adil dan itu termasuk diriku.
Aku bukanlah seorang yang berhati cabang, aku hanya orang yang bisa di bilang bucin terhadap seorang wanita karena aku termasuk orang yang sangat mencintai apa yang telah kumiliki apapun kekurangan milikku itu. Aku laki-laki yang mendambakan cinta seorang wanita hanya untukku dan hanya dia yang aku cintai. Aku adalah satu-satunya dihatinya dan dia adalah satu-satunya di hatiku.
Seorang wanita terhormat seperti Khadijah istri pertama Rasulullah yang memberikan segalanya untuk Rasulullah dan selalu bersama Rasulullah disisa hidupnya tanpa harus berpikiran untuk berbagi ataupun dibagi dengan wanita lain. Tapi berpikir tentang apa dan bagaimana dia bisa menyayangi, mengasihi bahkan membantu suaminya dalam keadaaan apapun juga bahkan hingga akhir hayatnya.
Bukan berpikir untuk jadi nomor satu dari sekian banyak orang apalagi menjadi nomor dua dan seterusnya tapi wanita yang berpikir menjadi satu-satunya untuk ku dan bagaimana dia bisa bersama denganku hingga batas usiaku nanti.
Wanita seperti itulah yang ku inginkan dalam hidupku. Wanita yang akan memikirkan diriku dan keluarganya sajalah yang aku inginkan. Aku tidak ingin muluk-muluk menjadi seperti Rasulullah yang bisa berpoligami. Tidak aku bukan beliau dan tidak akan pernah mampu menjadi seperti beliau. Karena ini jugalah aku sangat selektif dalam memilih wanita.
Aku tidak ingin menikahi wanita murahan yang berlagak menjadi Aisyah istri Rasulullah tapi sebenarnya tidak lebih dari pelacur yang suka digilir oleh suaminya sendiri. Aku tidak ingin istri seorang wanita rendah seperti itu. Aku tidak percaya bahwa ada wanita seperti Aisyah istri Rasulullah. Karena aku dan laki-laki di dunia ini bukanlah Rasulullah manusia pilihan Allah SWT yang sempurna. Maka tidak akan ada lagi Aisyah melainkan milik Rasulullah. Wanita lain hanya bermimpi dan mengidolakan menjadi seorang Aisyah.
Pertanyaannya apakah mimpi mereka itu benar? Jika mereka berpoligami atas dasar suaminya yang meminta dan mereka mengijinkan maka wanita itu adalah wanita Solehah karena mampu mengesampingkan keinginannya untuk memenuhi harapan suaminya dan untuk mempertahankan rumah tangga yang telah dibina hingga tidak berakhir dengan kata talak dan perpisahan.
Namun, jika seorang wanita menginginkan dipoligami bahkan dengan arogannya mengatakan dia mampu untuk berpoligami apakah sudah benar mimpi mereka itu apalagi jika sang suami adalah orang yang tidak ingin berpoligami, tidak bangga dan tidak Sudi berpoligami apakah benar keinginan mereka tersebut? Menurutku tidak.
Menurutku mereka hanyalah wanita-wanita murahan yang bahkan lebih rendah dari pelacur. Mereka mengatasnamakan cinta juga agama untuk memenuhi segala fantasi di kepalanya. Mereka hanyalah wanita-wanita yang tidak memiliki harga diri bahkan cinta yang suci.
Aku curiga bahwa jangan-jangan otak mereka itu sudahlah rusak atau bahkan lebih buruk lagi. Jangan-jangan sebenarnya mereka itu lesbian atau mereka sebenarnya tidak benar-benar ingin menikah melainkan ingin sombong. Mereka ingin menunjukkan mereka mampu berpoligami. Sungguh pemikiran wanita yang sia-sia.
Disaat laki-laki yang mereka nikahi yang menginginkan poligami tersebut maka surgalah imbalan bagi wanita yang mau mengabulkannya dan hormatlah bagi yang tidak mengabulkannya karena itu artinya sebegitu berharganya sang suami bagi dirinya. Disaat laki-laki tidak menginginkan poligami dan sang wanita yang malah menginginkan bahkan memintanya maka hinalah mereka DIMATAKU. Apapun alasan wanita itu tapi bagiku jika wanita ini yang justru menginginkan poligami maka berarti tidak berharga lah suaminya bagi mereka karena mereka ingin membaginya dengan wanita lain.
Jujur saja meskipun aku laki-laki aku tidak ingin berpoligami. Ada rasa jijik memikirkan aku menyentuh seorang wanita kemudian menyentuh wanita lain. Rasanya seperti aku sedang dijadikan gigolo (laki-laki pemuas nafsu wanita). Aku merasa direndahkan dan tidak berharga sebagai seorang laki-laki bahkan seorang suami.
Karena itu aku sangat selektif. Lebih baik aku tidak menikah daripada punya istri murahan.
Kini ada dua orang gadis cantik yang memikat ku. Aku ingin memastikan manakah diantara mereka yang terhormat yang dapat dijadikan istri di dalam kehidupanku. Jika seandainya mereka sama-sama terhormat maka aku akan memilih salah satu diantaranya dan jika keduanya tidak terhormat maka akan aku tinggalkan. Biarlah aku menerima kebencian mereka daripada aku tersiksa dan menyiksa istriku yang pastinya aku cintai.
Semoga saja siapapun dia yang ku pilih juga mau memilihku dan menerima diriku apa adanya. Karena kami berhak bahagia tidak hanya memikirkan kebahagiaan orang lain saja.
Tunggulah aku sebentar lagi Shiva dan Fatima. Aku akan memberikan keputusanku pada kalian. Aku tidak ingin mempermainkan perasaan kalian padaku tapi aku juga tidak ingin menyesal karena telah salah memilih.
cerita ini hanyalah imajinasi dari apa yang saya harapkan dari seorang laki-laki. Laki-laki yang mencintai satu orang wanita dalam hidupnya bukan laki-laki yang merendahkan wanita atas nama cinta juga agama. Karena agama mengatakan bahwa poligami diperbolehkan jika seorang laki-laki itu MAMPU, dan mampu bukan semata-mata hanya dari segi materi tapi juga akhlak dan perbuatannya.
Share this novel