Hari-hari berlalu dengan cepat. Tidak ada hiruk pikuk drama murahan yang dimainkan oleh sang ratu drama Fatima, baguslah. Dengan demikian aku dan istriku bisa menjalani ujian dengan tenang setelah itu sekolah usai. Libur panjang yang sesekali diiringi dengan pemberitahuan dari pihak pesantren mengenai hal-hal yang berkaitan dengan foto ijazah dan tanda tangan cap tiga jari untuk ijazah kami.
Semua berjalan mulus lancar tanpa hambatan. Nah begini kan enak. Tenang dan damai dan kami bisa berpikir jernih tentang masa depan kami selanjutnya. Seperti yang diutarakan istriku bahwa dia akan meneruskan kuliah di pesantren kami, aku memutuskan untuk kuliah di universitas negeri umumnya agar aku bisa kuliah sambil bekerja.
Aku telah menjadi seorang suami sekaligus kepala rumah tangga jadi sudah kewajibanku untuk mencari nafkah dan itu ku mulai hari ini juga. Hari dimana kami pulang ke rumah berdua sebagai pasutri baru. Bedanya kami tidak pulang ke rumah masing-masing melainkan ke rumah kecil milik kami berdua. Tiada orang tua ku atau orang tua dia yang ada hanya berdua. Berdua mengarungi samudera rumah tangga. Berdua merenda kasih. Berdua melakukan apapun. Ya berdua... hanya berdua, ASYIK...
Pikiran ku melayang kemana-mana. Sekarang tidak ada seorang pun yang menghalangi jalan kami. Aku bisa bermesraan berdua dengan belahan jiwaku. Merajut cinta yang telah kami tunda sebelumnya karena serangkaian peristiwa yang mengoyak hati dan raga kami. Peristiwa yang membuat bidadariku menangis kesakitan.
Sekarang semua sudah berlalu dan ini waktunya untuk memberikan semua cinta dan perhatian untuk pujaan hatiku. Kekasih halal ku yang tersayang. Aku akan membalutnya dalam kasih sayang tiada terkira juga sentuhan hangat yang membuat dia tidak dapat berkutik lagi. Dia akan bertekuk lutut tunduk kepada diriku.
Aku akan membuat dia ketagihan terhadap diriku dan sentuhan ku. Aku akan membuat Shiva merengek untuk dimanjakan oleh ku. Aku benar-benar sudah tidak sabar menguji setiap pengetahuan baruku kepada istriku. Semua jurus jitu telah ku pelajari dari film-film dan komik-komik dewasa hehehe.
Tunggulah istriku sayang, suamimu ini akan membuat kamu mendesah keenakan. Dan kamu akan merengek minta tambah kepadaku setiap hari.
Hehehehe
Tanpa kusadari aku membuat wajah aneh karena membayangkan yang bukan-bukan dan istriku melihatnya. Dari raut wajahnya dia bingung dan heran kenapa aku seperti itu tapi dia tidak berani untuk bertanya. Melihat itu bukannya malu aku malah tersenyum geli melihat istriku. Sepertinya otakku sudah konslet karena kebanyakan nonton film dewasa tapi tidak mengapa toh aku butuh contoh agar bisa memuaskan istriku nanti malam. Ya nanti malam.
Semoga hari ini tidak ada penolakan dari Shivaku tersayang mengingat kemarin-kemarin dia mulai menerima sentuhan dariku. Dia mulai cemburu padaku. Itu pertanda baik dari dia. Semoga hari ini pun semua berjalan lancar.
"Mas sudah sampai di rumah," kata Shiva membuyarkan lamunanku.
"Eh iya sayang ayo masuk ke dalam!" jawabku asal.
"Turun dulu Mas dari taksi baru masuk," ucap Pak Sopir meledek.
Aku malu sekali. Benar-benar saat ini aku seperti orang yang linglung. Sedari tadi pikiran ku tidak ada ditempatnya sontak saja ledekan sopir taksi ini membuat aku kikuk. Aku tahu benar maksud dari sopir taksi ini.
Shiva hanya tersipu melihat kearah ku. Dia telah berada di luar taksi, menungguku. Ya ampun, sungguh memalukan. Tanpa membuang waktu aku turun dan membayar biaya taksi. Ku gandeng tangan istriku masuk ke dalam rumah. Shiva menurut dengan mengikutiku. Tidak ada penolakan darinya, Alhamdulillah.
Kami berdua berberes rumah yang mana sudah mirip dengan kandang binatang karena di tinggal berbulan-bulan. Shiva memasak makanan untuk kami berdua. Rasanya kami telah menjadi pasutri sejati saat ini.
Aku melirik istriku di setiap kesempatan. Ingin rasanya mengusili dia. Kira-kira bagaimana reaksinya ya? Hmmm... mari kita coba!
"Aaaarggghh....," pekikku sekencang mungkin agar terdengar oleh Shiva.
Shiva kaget dan berlari ke arahku.
"Ada apa, Mas?" tanyanya panik.
"Ada kita sayang disini," kataku nyengir.
"Ih.. apa sih Mas, jangan bikin orang panik aku sedang masak ini," katanya cemberut.
"Ya sayang maaf, aku cuma ingin ngusilin kamu aja," kataku sambil memeluk tubuhnya.
"Mas, aku sedang masak," kata Shiva sambil berusaha melepaskan pelukanku dari tubuhnya.
"Sebentar saja sayang," kataku sambil mendekatkan wajahnya padaku.
Aku melumat bibir istriku dengan penuh nafsu. Shiva tidak menolak meskipun dia belum mau membalas gerilya ku pada bibir manisnya itu. Aku melumat bibirnya cukup lama hingga tiba-tiba sesuatu tidak asing menyentuh hidung kami berdua. Bau gosong. Shiva segera melepaskan dirinya dariku dan berlari ke arah kompor yang masih menyala.
"Yah gosong kan. Bagaimana ini Mas? Kita tidak punya persediaan makanan lagi," kata Shiva.
Aku menghampirinya dan memeluknya dari belakang.
"Tidak apa-apa sayang kita beli di luar saja ya makanannya," kataku sambil mengecup pipinya.
Shiva mengangguk menuruti permintaan ku. Aku memutar balikkan tubuhnya dan kembali mengecupnya. Kali ini tidak cuma bibirnya saja yang aku nikmati. Aku menjelajah menuruni lehernya. Aku menciumnya yang masih mengenakan hijab. Shiva mendesah nikmat.
Mendapatkan sinyal dari istriku, segera ku gendong dia ke arah kamar. Shiva kaget tapi tidak memberontak. Ku dekap tubuh bidadariku hingga ku rebahkan pada ranjang tidur kami dan segera aku kembali bergerilya pada tubuhnya.
"Tunggu mas aku mau mandi dulu, tubuhku lengket," kata istriku.
Aku mengangguk mengiyakan karena memang kami baru saja sampai dari perjalanan jauh. Bidadariku masuk ke dalam kamar mandi sekitar dua puluh menit. Aku yang tidak tahan menunggu segera melucuti setiap helai baju yang ku kenakan dan pergi ke arah istriku di kamar mandi "mandi bareng ah" pikirku.
Ku buka pintu kamar mandi ku lihat sesosok wanita sexy yang sedang berguyur menikmati pancuran shower dengan khidmat. Ternyata istriku sexy sekali kenapa selama ini aku tidak bisa melihatnya ya? Apa karena tertutup busana muslim? Tapi Fatima terlihat sexy meski pakai busana muslim? Hmmm teori konspirasi apakah ini sebenarnya? Mendadak aku teringat saat-saat Shiva diperkosa, aaarrrrggghhh sialan. Para bajingan itu berani sekali menyentuh tubuh bidadariku ku sumpahin mereka gak diberi keturunan di hidupnya. Mereka gak layak jadi orang tua.
"Mas kok disini?" kata Shiva.
Ternyata dia menoleh ke arahku tanpa ku sadari. Aku bisa melihat payudaranya yang kencang dan bulat seperti melon kembar memaksa kejantananku bangun tegap. Aku menginginkannya. Aku segera menghampirinya dan melumat bibirnya Shiva. Di bawah shower aku bergerilya sampai akhirnya tanganku memegang buah dadanya.
Shiva terkejut, sepertinya dia lupa sedang telanjang. Aku segera memeluknya erat, mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Terasa sungguh empuknya payudara Shiva dan begitu mulusnya tubuh istriku ini. Senjataku yang sudah berdiri dari tadi menempel tepat di kemaluannya. Aku semakin hilang kendali. Segera ku lumat bibirnya sebelum dia menolakku.
Kali ini tidak boleh gagal. Nafsuku berada di puncak melihat istriku tanpa hijab dan telanjang bulat di bawah rintikan shower membuatku bersemangat. Aku terus bergerilya di bibirnya sambil memeluknya dan meremas dadanya dengan tanganku satunya. Shiva tak keberi kesempatan untuk menolak.
Setelah beberapa detik kusadari bahwa istriku sudah dalam kondisi birahi. Ku turunkan gerilya ku ke bagian leher. Dia mendesah keenakan. Perlahan tapi pasti aku turun ke buah dadanya ku lumat habis keduanya. Ku jilat dan kuhisap layaknya bayi yang sedang minta susu.
Shiva terus mendesah keenakan, sesekali menjerit kecil karena sengaja ku gigit pelan payudaranya. Tanganku bergerilya kemana-mana menyusuri lekuk tubuh istriku dengan sesekali meremasnya. Enak sekali, aku rasa aku kecanduan tubuh istriku yang sexy ini.
Sampai akhirnya aku berhasil menurunkan tanganku ke kemaluannya dan terus menggosoknya pelan. Karena tidak ada perlawanan lagi dari istriku kumasukkan satu jari ke kemaluannya untuk membuatnya basah dengan lendir agar kejantananku bisa masuk dengan mudah.
Beberapa detik saja kelamin istriku sudah sangat basah. Ku gendong Shiva keluar kamar mandi. Aku ingin hubungan ini berlangsung di atas ranjang. Ku rebahkan tubuh Shiva yang basah karena air shower ke atas kasur dan segera ku angkat kakinya mengangkangi wajahku. Ku jilat klitoris istriku dan dia mulai menggeliat tak karuan. Ku basahi seluruh kemaluannya dengan lendir yang keluar banyak dari klitorisnya.
Shiva sudah tidak malu-malu lagi. Dia mengerang sejadinya karena keenakan. Saat semua sudah tepat kumasukkan senjataku ke dalam kemaluannya. Menyatukan diri kami berdua sambil berpelukan dan berciuman ku gerakan kejantananku perlahan. Maju mundur dan sesekali ku putar di dalam hingga akhirnya croott, air maniku keluar di dalam kemaluannya.
Tidak hanya sekali tapi berkali-kali kami bercumbu. Aku puas dan istriku juga. Akhirnya kewajiban malam pertama bisa kami tunaikan juga. Semoga kami akan selamanya bersama.
Adegan dewasa, bijaklah dalam memilih bacaan, jika belum cukup usia hentikan sebelum menjadi ketagihan!!
Share this novel