Bab 8 - Hukuman

Romance Series 59396

David mulai menelusuri wajah Rosalia menggunakannya jemarinya. Penampilan Rosalia malam ini membuatnya semakin tertarik dari sebelumnya.

Rosalia memejamkan matanya, keringat dingin perlahan sudah mulai mengucur. Bibirnya terasa berat ketika hendak berbicara karena tamparan keras itu masih membekas bila didekatnya.

"Aku yakin kau juga menginginkannya?" bisik David.

Rosalia semakin mencengkram erat jemarinya hingga kukunya yang tajam menancap di kulit.

"Pergilah mandi, aku akan menunggumu di kamarku. Berhiaslah dan pakai pakaian yang sudah aku pesan tadi," ujar David sembari mendorong tubuh Rosalia menjauh darinya.

Rosalia hanya dia mematung sembari mengingat pakaian mana yang dipesan oleh David. Bukankah pria itu tidak mengatakan apapun padanya?

"Cepat, aku tunggu setengah jam. Kalau tidak bersiaplah untuk menanggung resikonya," ancam David lalu melenggang pergi meninggalkan Rosalia.

Wanita itu merosot ke lantai, kakinya terasa sangat lemas setelah David pergi. Apa yang harus dilakukan olehnya sekarang? Haruskah ia menuruti perintah David?

Rosalia mau tidak mau harus menjalankan perintah David. Karena ancaman David tidak pernah main-main.

Setelah selesai mandi Rosalia mencari pakaian yang dimaksud oleh David. Namun ia tidak ingat, sepertinya pria itu tidak mengatakan apapun padanya.

°°°°

Tok … tok …

Rosalia memberanikan diri mengetuk pintu kamar David setelah berdiri disana hampir sepuluh menit.

Wanita itu terus menggigit bibir bawahnya karena takut. Takut David melakukan sesuatu padanya. Namun ia tiga punya pilihan.

"Masuk!" seru David dari dalam.

Rosalia menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan. Dengan tangan gemetar akhirnya ia memutar knop pintu agar terbuka.

Di atas ranjang, David tengah berbaring dalam posisi miring dengan sebelah tangan memangku kepalanya.

Seketika mata David langsung menggelap melihat pakaian yang dikenakan Rosalia. Benar-benar tidak sesuai dengan bayangan dan ekspektasinya.

David membayangkan Rosalia memakai sebuah lingerie yang menampilkan lekuk tubuhnya yang lumayan. Bukannya berpakaian yang serba panjang.

"Apa yang kau kenakan? Apakah kau ingin menghinaku?" tuding David sembari melempar tatapan sinis pada Rosalia. Dadanya naik turun menahan rasa amarah yang semakin terbakar.

Rosalia bergerak mundur sambil menelan saliva. Memangnya dimana letak kesalahannya?  Piyama yang dikenakannya juga tidak murah.

David bangkit dari ranjang berjalan menghampiri Rosalia. Kancing bajunya sengaja tidak direkatkan semua hingga menampilkan dadanya yang kekar dan agak berbulu.

Tubuh Rosalia mulai gemetar hingga punggungnya menyentuh daun pintu yang ada di belakangnya.

"David, apakah ada yang salah dengan piyama yang aku kenakan? Percayalah ini harganya tidak murah," terang Rosalia terbata.

"Kau pikir aku peduli dengan harganya? Aku hanya ingin kau mengenakan lingerie, bukan baju seperti ini," tukas David sembari berdecak kesal karena harus mengatakannya secara terus terang.

"Lingerie?" gumam Rosalia dengan nafas yang memburu.

"Cepat ganti sekarang juga sebelum aku kehilangan kesabaran," perintah David sembari menggertakan giginya kuat-kuat.

"Tapi aku tidak membelinya," terang Rosalia.

"Aku sudah mengirimkan pesan pada Javier. Tidak mungkin dia tidak melaksanakan perintahku. Aku yakin ini semua hanya alasanmu saja," tuding David. 

Selama ini Javier tidak pernah melakukan kesalahan sedikitpun dengan perintahnya. Sehingga ia tidak percaya begitu saja apa yang dikatakan Rosalia.

"Dia tidak mengatakan apapun," sanggah Rosalia.

"Dasar pembohong, beraninya kau menolak perintahku!" David mencekal dagu Rosalia kuat-kuat. 

Seandainya saja Rosalia melakukan sesuatu sesuai bayangannya. Malam ini ia akan bersikap lebih lembut padanya. Namun apa yang terjadi sungguh tidak sesuai kenyataan.

Melihatnya saja merasa jijik, ditambah lagi dengan wajahnya tanpa polesan make up.

"Lain kali jika aku memanggilmu, percantik wajahmu terlebih dahulu baru kau menghadap. Satu hal lagi, kau tidak boleh membantah perintahku," ucap David dengan tegas tepat di wajah Rosalia.

"Jawab!" teriak David karena Rosalia justru diam saja.

"Ba … baik," sahut Rosalia terbata.

David lalu membuka pintu dan mendorong tubuh Rosalia keluar dari kamarnya.

Rosalia langsung tersungkur ke lantai. Hampir saja kepalanya terbentur lantai, beruntung ia menggunakan telapak tangannya sebagai bantalan.

"Javier!" teriak David dengan suara menggema.

Tidak lama kemudian Javier datang dengan langkah terburu-buru. Ia sangat terkejut melihat Rosalia yang meringkuk di lantai.

"Rose?" gumamnya dengan jantung berdebar kencang.

Rosalia menatap nanar Javier dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Cepat bawa dia ke gudang!" perintah David pada Javier.

"Memangnya apa yang terjadi?" tanya Javier.

"Dia harus tahu kalau ancamanku tidak pernah main-main. Aku ingin dia dihukum karena sudah membantah perintahku. Serta dia juga sudah memfitnah dirimu," ungkap David sembari berkacak pinggang.

"Memfitnahku?" Javier tidak mengerti.

"Dia mengatakan jika kau tidak mengatakan apapun perihal lingerie. Aku yakin dia hanya ingin menjatuhkan dirimu di depanku. Kau tidak mungkin tidak melakukan apa yang aku perintahkan," ungkap David.

Javier menghela nafas berat lalu memandang Rosalia dengan sendu.

"Cepat bawa dia ke gudang belakang. Biarkan dia tidur bersama tikus disana," ujar David.

"Tuan, aku bisa menjelaskan semuanya. Aku mohon jangan hukum Nona Rosalia, biarkan aku saja yang menggantikannya," ujar Javier dengan nada memohon. Tidak mungkin ia membiarkan wanita itu terkena imbas atas kecerobohan yang dilakukan.

"Kau tidak bersalah sehingga tidak perlu melakukan apapun. Cepat bawa dia pergi sebelum hukumannya bertambah lebih berat," perintah David.

"Tapi …." Javier hendak menjelaskan semuanya tapi pintu sudah ditutup. Satu hal yang bisa dilakukan hanyalah menuruti perintahnya.

Rosalia mengusap sikunya yang sakit. Wanita itu masih duduk bersimpuh di lantai.

"Rose," ujar Javier sembari berjongkok. Nada suaranya terdengar berat dan dipenuhi dengan rasa bersalah. Seharusnya ia tidak bertindak gegabah tanpa memikirkan resiko yang terjadi.

"Kau bisa membawaku ke gudang," tukas Rosalia dengan nada datar sembari bangkit berdiri.

"Rose, maafkan aku. Tidak seharusnya aku menyembunyikannya darimu." Kepala Javier tertunduk.

"Semuanya sudah terjadi, tidak ada uang bisa dilakukan kecuali melakukan perintah David." Rosalia tidak tahu bagaimana bersikap dengan Javier. Apa maksudnya tidak memberitahukan hal itu padanya.

Rosalia berjalan terlebih dahulu menuju gudang. Sedangkan Javier beberapa meter jauh di belakangnya.

Tidak lama kemudian mereka sudah berada di bagian belakang villa. Di sana ada sebuah gudang yang tidak terpakai. Tempatnya gelap dan mencekam.

Javier tidak tega membiarkan Rosalia berada di sana. Tempat itu sangat berdebu karena tidak terpakai.

"Rose, sebaiknya kita kembali ke dalam. Aku akan mencoba menjelaskan semuanya. Ini semua bukan kesalahanmu, aku lah yang bersalah."

"David sudah terlanjur mengambil keputusan, dia tidak akan mendengarkan. Lain kali berpikirlah agar tidak membuatku susah," ungkap David.

Bagaikan ada sebuah batu besar yang menghujam dada Javier mendengar pernyataan Rosalia.

"Aku hanya ingin David tidak melihatku seperti seorang wanita malam," terang Javier.

"Terima kasih atas semua perhatianmu," tukas Rosalia. Ia tahu Javier berniat baik tapi itu semua salah besar.

Javier membersihkan dulu sebagian gudang untuk tempat tidur Rosalia. Tidak mungkin ia membiarkan wanita itu tidur di lantai yang kotor.

Share this novel

Nur Baiti Saleh
2021-06-22 08:05:34 

update plss


NovelPlus Premium

The best ads free experience