Bab 1 - Malam Pertama setelah 2 tahun menikah (21+)

Romance Series 59395

Makan malam.

Rosalia hanya menatap makanan di piringnya dengan tatapan hampa. Hanya mengacak-acak tanpa ada keinginan untuk memakannya.

"Rose, kenapa tidak makan? Apakah kau sedang hamil?" tanya Anna. Seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibu mertuanya. Sekaligus wanita yang sudah menjadi ibu angkatnya sejak kecil.

"Uhuk … uhuk …." Rosalia merasa tenggorokannya tercekat hingga terbatuk. Hamil? Itu pertanyaan yang sangat mengerikan baginya.

"Minumlah." Anna menyodorkan segelas air putih pada menantunya.

Rosalia meneguknya hingga tidak tersisa. Pertanyaan itu membuatnya dadanya terasa nyeri. Bagaimana mungkin dirinya hamil? Selama ini David tidak pernah memyentuhny. Melihatnya saja tampak jijik.

"Terima kasih, Bu," ucap Rosalia sembari melirik suaminya yang bersikap biasa saja.

"Apakah kau belum hamil?" tanya Anna dengan penuh harap.

Rosalia menggelengkan kepalanya dengan kepala tertunduk. Sedangkan kakinya bergerak gelisah karena gugup.

"David, sebaiknya bawa istrimu ke dokter untuk konsultasi. Kalian harus periksa kesehatan agar segera memiliki momongan," terang Anna. Baginya David adalah satu-satunya harapan untuk memiliki keturunan. 

"Nanti saja," sahut David cuek.

"Kalian harus cepat memiliki anak agar kami bisa segera menimang cucu," timpal Gustav. Pria berambut putih itu kerap iri pada teman-temannya yang sudah memiliki cucu.

"Benar, kami sudah tua. Kami juga ingin menggendongnya sebelum kami tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Anna.

Rosalia dan David memilih diam saja karena desakan mereka tak berarti apa-apa.

============

Rosalia duduk di tepian ranjang sambil memainkan jemari yang diapit pada kedua kakinya.

Tangannya meremas seprai dengan erat saat David masuk ke dalam kamar. Tidak biasanya pria itu masuk ke kamarnya.

"Kenapa kau tampak ketakutan seperti itu? Apakah kau gugup dan tidak sabar ingin memiliki anak denganku?" cibir David sembari memandang Rosalia dengan tatapan sinis.

"Ti … tidak. Jika kau memang tidak mencintaiku kita berpisah. Aku akan mengatakannya pada Ibu," terang Rosalia terbata.

Untuk apa menikah jika tidak tercipta kebahagiaan di antara mereka?

"Tidak, kau akan tetap berada di rumah ini sampai kapanpun," ucap David dengan tegas.

"Untuk apa aku disini? Jika kau tidak menganggapku sebagai istri? Kau bahkan lebih memilih menghabiskan waktumu dengan kekasihmu?" Rosalia sudah tidak tahan lagi. Ia ingin mengatakan apa yang dipendam selama dua tahun lamanya.

David mencengkeram dagu Rosalia seraya menatap tajam ke arahnya.

"Apakah kau menginginkan aku menghabiskan waktu bersamamu?" bisik David di telinga Rosalia.

Rosalia memejamkan matanya. Merasakan sakit dia pipinya yang tertusuk kuku pria itu.

"Aku akan melakukan yang kau inginkan." David kemudian menghempaskan dagu Rosalia dengan kasar hingga wanita berusia 25 tahun itu tersungkur ke ranjang.

Rosalia meneteskan air mata. Baginya kekerasan batin sudah biasa dilakukan oleh David. Tak jarang pria itu membawa kekasihnya yang bernama Claire ke rumah itu.

"Aku akan menghabiskan malam ini bersamamu," ucap David sembari memicingkan matanya.

Rosalia gemetar ketakutan, terlebih lagi ketika melihat David yang sudah melepaskan dasi dan bajunya. Ini pertama kalinya melihat otot-otot kekar tubuh David karena sebelumnya mereka tidur di kamar yang berbeda.

"David, apa yang kau lakukan?" ujar Rosalia sembari menyeka air dari sudut matanya.

"Tidak usah pura-pura bodoh," cibir David sembari naik ke atas ranjang.

Rosalia beringsut mundur merasakanbada sesuatu yang tidak beres.

"Arghh!" pekik Rosalia.

Dengan gerakan cepat David sudah berada di atas tubuh Rosalia. Matanya yang kuning keemasan memandang tubuh Rosalia. Bibir sebelahnya naik ke atas membentuk senyuman mengejek.

Jika tidak karena paksaan orang tuanya, David tidak akan pernah mau menikahi Rosalia. Sejak kedatangannya di rumah orang tuanya, ia memang tidak pernah menyukai Rosalia.

"David, pergilah." Rosalia mencoba mendorong tubuh David agar beranjak dari tubuhnya.

"Diamlah!" sentak David dengan suara keras.

Bibir Rosalia seketika langsung terbungkam. Namun tak ada yang diinginkannya kali ini selain ingin kabur.

Brakk …

Dengan sangat kuat David menarik gaun tidur tipis yang dikenakan Rosalia. Hingga gaun itu robek dan memperlihatkan tubuh bagian atasnya.

"David, jangan," sergah Rosalia. Sekuat tenaga tangannya meronta. Bukan dengan cara kasar seperti itu yang diinginkan oleh Rosalia.

David tidak peduli, tangannya kini sudah mencengkram benda kenyal milik Rosalia yang sangat pas di tangannya. Meski tidak mencintainya tapi tidak munafik jika David mulai tertarik dengan tubuh Rosalia.

"Lepaskan!" Rosalia terus meronta meski tubuhnya gemetar. Jangan sampai David melakukannya secara paksa seperti itu. Ia ingin diperlukan sebagai istri pada umumnya.

"Sial!" umpat David saat tubuhnya terjengkang karena Rosalia mendorongnya dengan kuat.

Rosalia merapatkan kain yang tersisa untuk menutupi bagian dadanya. Nafasnya terengah-engah menahan rasa takut melihat David. Ia segera meraih selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Dasar wanita murahan!" umpat David dengan mata berapi-api. Kini kesavaray sudah mulai habis.

Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Rosalia lalu membuangnya ke lantai.

"David, biarkan aku pergi," ujar Rosalia dengan nada memohon.

"Tidak akan. Kau sudah membuatku sangat marah," tolak David dengan seringai liciknya.

David mengambil dasinya yang tercecer di lantai. Lalu kembali mendekati Rosalia yang sudah meringkuk ketakutan di ujung ranjang.

"Pergilah menemui Claire," perintah Rosalia untuk mengalihkan perhatian.

Namun David sudah tidak peduli. Emosinya sudah tidak bisa dibendung lagi. Pria itu lalu mencekal kedua tangan Rosalia. Mengikatnya dengan dasi yang dikaitkan dengan ujung ranjang.

"David, apa yang kau lakukan?" ujar Rosalia sembari merintih kesakitan.

"Menikmati tubuhmu!" ucap David sembari mencekal dagu Rosalia.

Belum sempat Rosalia berkata lagi, David sudah membungkam bibirnya. Melumatnya secara kasar, sangat berbeda ketika melakukannya dengan Claire yang lembut.

Rosalia hanya meneteskan air mata merasakan bibirnya yang terasa perih dan memanas. Tak ada yang bisa dilakukannya kali ini karena ikatan pada tangannya sangat kuat.

"Arghh!" jerit Rosalia ketika kedua tangan David meremas kuat dua buah persik ranum miliknya.

"Dasar wanita murahan!" cibir David sembari tersenyum mengejek. Lalu melepaskan cengkraman benda kenyal milik Rosalia.

"David, tolong jangan lakukan ini padaku. Jika kau ingin hidup bersama Claire, tidak masalah. Tapi jangan sakiti aku," ucap Rosalia di sela isak tangisnya.

"Tidak usah pura-pura. Kau pasti sudah lama menantikan aku menikmati tubuhnya," sindir David.

Ini pertama kalinya David melihat tubuh Rosalia yang sudah terbuka. Biasanya ia acuh, tak akan peduli.

David menarik gaun yang tersisa di tubuh Rosalia hingga terlepas semua. Kini yang tersisa hanyalah pakaian dalam yang tidak seberapa menutupi tubuhnya.

Pipi Rosalia memerah menahan malu di sela isak tangisnya. Ini pertama kalinya ada pria yang melihat tubuhnya tanpa pakaian.

David kembali mengungkung Rosalia di bawahnya. Lalu melepaskan semua pakaian yang tersisa di tubuh Rosalia.

"David, jangan," ujar Rosalia dengan wajah memelas. Tidak masalah baginya jika David mencintainya tapi pria itu sama sekali tidak menginginkannya.

David mulai memainkan bagian tubuh sensitif Rosalia. Menelusurinya hingga beberapa saat. Namun tubuhnya sudah memanas, sudah tidak sabar ingin menikmatinya. David langsung menghentikannya lalu melepas celana yang tersisa di tubuhnya.

Share this novel

hazel
2021-07-07 23:09:37 

bila nk sambung

Diela Muhd
2021-06-29 10:16:41 

next


NovelPlus Premium

The best ads free experience