Bab 3 - Tidak menurut

Romance Series 59395

Rosalia sudah duduk di depan meja makan berhadapan dengan David. Keduanya sama-sama diam. Terlebih lagi David tetap bersikap cuek seperti tidak terjadi sesuatu semalam.

Ada pula Javier yang berdiri di sana seperti biasanya. Sejak tadi pria berambut cepak itu memandang Rosalia yang menundukkan kepalanya.

Di ruangan itu hanya terdengar suara peralatan makan yang berdenting saling bersahutan satu sama lain.

"Javier, temani Rosalia mencari pakaian," perintah David.

Rosalia menegakkan kepalanya memandang David dengan raut wajah bingung. Ini pertama kalinya Rosalia diperbolehkan keluar. Selama dua tahun ia terkurung di dalam villa itu.

Javier mengerutkan keningnya, masih bingung mendengar perintah David.

"Apa maksud anda, Tuan?" tanya Javier tergagap.

"Temani Rosalia membeli pakaian. Aku tidak suka melihatnya acak-acakan dan lusuh jika di hadapanku. Lagi pula besok malam ada pesta. Aku tidak mau dia tampil memalukan," terang David.

"Ba … baik, Tuan," sahut Javier terbata.

Biasanya Javier selalu mengikuti kemanapun David pergi. Namun sangat aneh karena tugasnya kali ini justru harus menemani Rosalia. 

Rosalia hanya diam mendengarkan David menghinanya. Bagaimana mungkin dirinya akan tampil menarik? Jika selama ini hanya terkurung dan tidak diperbolehkan pergi kemanapun.

"Sekalian suruh dia memilih gaun malam. Aku ingin dia terlihat menarik jika aku mengunjunginya setiap malam," imbuh David.

Rosalia menelan ludah. Apa maksudnya mengunjungi setiap malam? Tangannya mulai gemetar memikirkan sesuatu yang buruk.

"Satu hal lagi, ajak dia pergi ke salon kecantikan. Agar wajah dan kulitnya jauh lebih terawat. Dia harus sempurna jika di hadapanku," ujar David seraya melirik Rosalia dengan seringainya.

"Baik, Tuan," sahut Javier dengan patuh.

°°°°°

Setelah selesai sarapan Rosalia teta berdiam diri di kamarnya. Tidak ada keinginannya untuk keluar dari kamar itu. Meski David memintanya untuk pergi keluar tapi ia sama sekali tidak tertarik.

Hidupnya selama ini sudah terlalu menyedihkan. Untuk apa terlihat cantik, jika David hanya menganggapnya sebagai wanita penghibur.

Tok … tok … tok .

Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. 

Rosalia sama sekali tidak beranjak dari posisi tidurnya. Telungkup sembari menggunakan kedua tangannya sebagai bantalan.

"Nona, ayo kita berangkat," seru Jasper dari luar karena pintu tak kunjung terbuka.

"Pergilah sendiri, aku tidak akan kemana-mana," sahut Rosalia.

"Tapi Tuan David sudah meminta kita untuk pergi. Aku khawatir dia akan marah jika Nona tidak menurut," terang Javier.

"Tidak apa-apa. Sudah terbiasa aku seperti ini selama dua tahun," sahut Rosalia.

Javier tidak bisa membujuk Rosalia lebih jauh lagi meskipun ia sangat khawatir David mengetahui hal itu.

Javier memilih meninggalkan kamar Rosalia sembari sesekali menoleh ke belakang. Barang kali wanita itu berubah pikiran.

"Mana Rosalina?" tanya David yang tiba-tiba saja muncul tepat di hadapan Javier.

Seketika Javier melompat karena sangat terkejut. Ia pikir bosnya sudah pergi meninggalkan rumah.

"Dia … dia masih ada di kamarnya," sahut Javier terbata. 

"Kenapa lama sekali? Suruh dia keluar karena aku muak melihatnya. Tidak menarik sama sekali," ujar David sembari mendengus kesal.

"Rosalia tidak mau pergi, Tuan." Akhirnya Javier mengatakan yang sebenarnya.

"Apa?" seru David dengan suara meninggi.

"Dia menolak untuk pergi," ungkap Javier hati-hati.

"Kurang ajar! Beraninya dia membantah perintahku," ujar David sembari menggertakan giginya kuat-kuat karena geram. Ia paling tidak suka jika perintahnya dibantah.

David segera menaiki anak tangga dengan langkah tergesa-gesa. Ia marah karena Rosalia tidak mau menuruti perintahnya.

"Tuan!" seru Javier tapi sayang sekali karena bosnya sama sekali tidak menoleh.

"Arghhh, sial," umpat Javier lalu berlari mengikuti David kembali naik ke atas.

David melangkahkan kakinya lebar menuju kamar Rosalia. Sepertinya ia harus membuat Rosalia kapok.

Brakkk …

David mendorong pintu dengan sangat keras agar terbuka.

Rosalia sampai terperanjat, seketika tubuhnya langsung terduduk. Jantungnya berdetak kencang saat melihat sorot mata David yang menatap tajam ke arahnya.

Plakkk ….

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Rosalia.

"Beraninya kau menolak perintahku?" David mencekal dagu Rosalia dengan sangat kuat hingga kuku-kukunya menancap tajam pada kedua pipinya yang mulus.

Rosalia menutup matanya, tatapan tajam itu sangat menusuk. Sangat mengerikan seperti seekor singa yang akan memakan mangsanya.

"Tidak usah terlalu jual mahal. Kau pikir kau sangat cantik hingga tidak mau menuruti semua keinginanku," cibir David sembari menggertakan giginya kuat-kuat.

"Aku tidak akan pergi kemana-mana. Semuanya tidak akan merubah apapun," ucap Rosalia terbata.

"Dasar wanita pembangkang!" David kini bergantian menarik rambut Rosalia dan mencengkeram dengan sangat kuat.

"Arghhh!" pekik Rosalia dengan suara keras.

Rosalia meringis menahan rasa sakit di sekujur kepalanya. Perlahan matanya mulai berair.

"Tuan, tolong hentikan," sergah Javier.

Beberapa waktu yang lalu Javier tetap berada di depan pintu karena tidak ingin ikut campur. Namun mendengar suara Rosalia yang berteriak membuatnya tidak tega.

"Sekali lagi kau membantah maka aku akan menyiksamu lebih dari dari ini," tukas David sembari menarik rambut itu lebih kuat.

"Tuan, tolong hentikan. Jika Tuan Gustav tahu anda selama ini bersikap kasar pada Rosalia pasti akan sangat marah," terang Javier dengan dahi yang mulai berkeringat.

David seketika mendorong Rosalia ke ranjang. Tangannya mulai mencengkram kuat. Jika ayahnya tahu, perusahaan itu tidak akan menjadi miliknya.

"Ingat, jangan pernah mengadu pada orang tuaku jika kau masih ingin tetap hidup," ucap David tepat di depan wajah Rosalia.

"Javier, jika dia tidak mau melaksanakan perintahku kau bisa menyiksanya sampai mau," perintah David sebelum pergi meninggalkan kamar itu.

Javier menelan ludah. Tidak mungkin ia tega melakukan itu pada Rosalia. Sulit baginya bersikap kasar pada wanita.

Rosalia meringkuk sambil memeluk kedua kakinya dalam posisi duduk. Kini Isak tangisnya semakin terdengar jelas bersamaan dengan tubuhnya yang gemetar.

Sudah biasa baginya mendapatkan perlakuan dan sikap yang buruk dari David. Namun hari ini sudah sangat keterlaluan.

Hati Javier ikut teriris mendengar suara isak tangis Rosalia yang terdengar sangat pilu. Pelan-pelan pria bertubuh tinggi itu berjalan menghampirinya.

"Nona, maafkan aku." Javier memberanikan diri mengulurkan tangannya menyentuh pundak Rosalia.

Rosalia menengadahkan kepalanya, dengan air mata yang bercucuran menatap sendu pada Javier.

"Sekarang bersiaplah aku tidak mau Tuan David melakukan kekerasan padamu lagi," bujuk Javier sembari mengusap lembut pundak Rosalia.

Rosalia tetap bergeming, ia ingin pergi dari cengkeraman David tapi tidak semudah membalik telapak tangan. Ada banyak pengawal yang menjaganya sepanjang waktu. Rumah itu bahkan dikelilingi oleh puluhan penjaga pada setiap sudutnya.

Rosalia benar-benar terpenjara dan sangat sulit keluar dari rumah itu.

"Ayo," bujuk Javier dengan suara yang lebih lembut.

Rosalia akhirnya mengangguk pelan. Perkataan Javier mampu sedikit menenangkan hatinya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience