chapter 34

Poetry Series 1493

Bersangka Baik Mencapai Redha Allah

Didiklah hati dengan bersangka baik. Berprasangka baik ada 2 iaitu bersangka baik pada Allah swt dan bersangka baik kepada manusia.

Kita mulai dulu dengan berprasangka baik kepada Allah swt. Terlebih dahulu kita dengar hadis riwayat "Aku sesuai dengan prasangka hamba padaku" (hadis riwayat Fatafakun Alais). Begitulah bunyinya dalam sebuah hadis, dengan adanya sebuah hadis hadis ini , maka dimaksudkan dengan ketika kita berfikir bahwa Allah adalah zat yang memberikan keampunan kepada kita,maka Allah akan beri keampunan. Jika kita fikir bahwa Allah adalah zat yang mengabulkan doa-doa kita, maka Allah kabulkan doa-doa kita. Kalau kita berfikir apapun yang kita minta, Allah akan berikan. InshaaAllah.

Bersangka baik kepada Allah swt .
InshaaAllah kita mulai dengan berprasangka baik terhadap ujian ujian yang Allah berikan kepada kehidupan kita. Dalam kehidupan ini, kita tidak lepas dari berbagai macam ujian. Setiap orang memiliki ujiannya sendiri. Jika kita tidak diuji dengan Harta, diuji dengan keluarga, diuji dengn anak, diuji dengan pekerjaan, sahabat dll. Tidak ada seorang pun lepas dari ujian sebagaimana dalam surah Al-Baqarah ayat 155. Allah swt berfirman:
Yg artinya: "Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar"(Al-Baqarah:155).

Bersangka baiklah terhadap ujian yang Allah berikan kerana di dalam kehidupan tidak pernah lepas dari ujian dalam surah al -baqarah ayat 155 mengajarkan kita bahwa tidak pernah lepas dari ujian Allah dan kita harus memahami bahwa ujian tidak hanya berupa ujian kesedihan bahkan ujian juga berupa kesenangan.

Dalam surah Al-Anbiya' ayat 35
Allah berfirman:
Yg artinya: "Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan."(Al-Anbiya:35).

Semua yang bernyawa akan mati dan Allah akan menguji kita dengan keburukan dan kebaikan. Allah akan menguji kita dengan kesedihan dan kebahagiaan. Dan masih ada juga yang tidak terlepas ujian kesenangan. Sebagaicontoh, ketika diberi harta yg banyak, anak-anak yg sihat, kedudukan sosial yg baik dll. Menjadi orang yang tidak bersyukur melainkan menjadi orang yng kufur. Allah berikan begitu banyak kenikmatan pada dia dan dia tidak juga bersyukur kepada Allah tetapi Allah tetap berikan kenikmatan.

Itulah namanya Istidroj. Istidroj adalah Allah berikan semua dan dia lupa pada Allah. Namun, bahwa pada hari ini membincangkan bagaimana cara agar kita terus bersangka baik untuk mencapai redha Allah. Banyak orang ketika diberikan ujian dari Allah mereka ada yang marah, ada yang mengeluh dan ada yang menanyakan mengapa aku diuji seperti wahai Allah, apa salah saya, apa dosa saya, saya sudah solat, melakukan hal yang Engkau cintai tapi mengapa Engkau berikan ujian kesedihan ini ya Allah. Pernah tak jumpa orang yang marah ketika diberikan ujian untuknya?

Ada juga orang yang ditimpa musibah golongan paling rendah adalah seorang yg marah. Namun golongan yg berikut adalah orang yg ikhlas dan paling tertinggi ketika diberikan ujian kesedihan dia bersyukur pada Allah swt.

Abu Khilabah sentiasa mengajarkan kita supaya sentiasa berprasangka baik kepada Allah. Dan jika kita bersangka baik pada Allah setiap perbuatan kebaikan yg kita lakukan tidak pernah sia-sia. Sebagaimana firman Allah swt kebaikan yang engkau lakukan untuk dirimu sendiri, dan kejahatan yang engkau lakukan untuk dirimu sendiri. Dalam agama Islam tidak ada karma tapi dalam Islam berlakunya apa yang engkau perbuat, kau akan dapat perkara yang sama.

Allah itu maha Adil atau ada kalimat "Balasan sesuai dengan perbuatan" Jika kita memahami konsep ini kita tahu yang Allah maha Adil. Kita buat baik Allah balas baik. Setiap kejahatan yang diperbuat oleh diri kita atau orang lain, semua dosa ada pembersihannya. Oleh itu sentiasalah berfikiran positif.

Bersangka baik kepada Manusia, kepada suami, anak, sahabat, jiran dll. Dalam surah Al-Hujurat ayat 12 :  
Yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan sangkaan kerana sebahagian dari sangkaan adalah dosa. Dan janganlah kamu mengintip dan janganlah mengumpat satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (Surah Al-Hujurat:12)

Orang-orang yang berbuat hal demikian adalah orang yang seperti memakan bangkai saudaramu sendiri. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat, lagi Maha Penyayang. Dalil Al-Quran Al-Hujurat:12 menjadi dalil rujukan landasan untuk kita tidak mencari kesalahan orang lain. Jika kita melakukan seolah-olah kita memakai bangkai saudara kita sendiri.

Hati-Hatilah terhadap prasangka. Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya prasangka adalah berita yang paling dusta. Jauhilah kebanyakan sangkaan keranan sebahagian dari sangkaan adalah dosa. Maknanya prasangka yang diperbolehkan jika kita tengok secara zahir dalam mata kita tengok kita punya bukti bolehlah kita berprasangka buruk. Kalau kita memang kita sudah tengok dia tukang berzina, tukang ahli maksiat dll. Boleh berprasangka buruk kerana kita punya bukti. Jika kita tidak punya bukti , janganlah kita berprasangka buruk pada orang lain.

Dalam kisah Aisyah r.a istri Rasulullahsaw pernah terkena sebuah musibah berupa berita bohong. Aisyah r.a dituduh berselingkuh. Pada suatu ketika Aisyah r.a bersama Rasulullah saw dan para sahabatnya baru pulang dari perang dan hendak pulang ke Madinah, berhenti di tengah jalan , Aisyah r.a keluar dari untanya dari dia atas unta itu tempat yang ditutup. Namun, Aisyah r.a keluar untuk hajat setelah itu, ketika kembali, rombongan sudah pergi kembali ke Madinah. Mereka tidak menyadari Aisyah r.a tidak ada di tempatnya. Singkatnya, Aisyah r.a menunggu di tempat itu berharap agar rombongan Rasulullah saw kembali menyedari bahwa Aisyah r.a tertinggal. Namun rombongan tidak kembali , seorang sahabat Rasul bernama Sofwan tertinggal di rombongan dan ketika berjumpa Aisyah r.a Sofwan berkata: 'inalillah wa inna ilahi rajiun’.
Dan mempersilakan Aisyah r.a naik keatas unta dan membawa unta tersebut sampai kr Madinah. Tokoh munafik bernama Abdullah bin Ubai bin Salul tokoh yang munafik mulai menceritakan berita bohong tersebut. Sampai kemudia Rasulullah pun berubah sikapnya terhadap Aisyah r.a tidak selembut seperti dulu. Aisyah jatuh sakit selama 1 bulan dan Aisyah r.a baru tahu setelah 1 bulan ternyata seluruh orang di Madinah membicarakan tentang hal dirinya yg dituduh berselingkuh dengan sahabat Rasulullah saw. Aisyah sangat bersedih dan Rasulullah saw bertanya kepada salah seorang istrinya Zainab:"Wahai Zainab bagaimana pendapatmu tentang berita ini bahwa Aisyah r.a berselingkuh. Zainab mengatakan:" Aku tidak tahu apa2 yg aku tahu Aisyah r.a adalah gadis yang sangat baik seumur hidup dia baik, di mataku dia baik, aku tidak tahu permasalahan ini".

Di sisi lain juga kita boleh lihat pembelajaran dari Zainab binti Jahsyi. Kalau kita tak tahu perkara tentang sesuatu dan kita tahu dia orang baik kita mengambil kesempatan dalam kesempitan Misalnya kita mengetahui sahabat, suami, anak dll. Kita tahu selama hidup dia baik kita terdengar ditelinga kita ada kesalahan kita cuba untuk memberitahu kebaikannya.

Dalam surah Al-Hujurat ayat 6:
Yg artinya :"Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini - dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) - sehingga menjadikan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan."(Al-Hujurat:6).

Wallahualam..

semoga bermanfaat^^ :)

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience