chapter 46

Poetry Series 1493

Ketakutan Tidak Akan Memperlambatkan Kematian.

Hari demi hari yang kita jalani, telah banyak yang kita harungi. Masa tetap berjalan begitu pantas tanpa menghiraukan sesaat pon masa yg berlalu. Semakin hari kita semakin dijamah usia & matang dlm merencana. Pengalaman dlm saat & detik waktu yg lalu adakalanya mungkin telah banyak mematangkan jiwa & diri dengan izinNya.

InshaAllah, pada malam ini kita bincang sedikit mengenai kematian. Perkara mengenai kematian ada di dalam surah Al-Jumuah ayat ke 8 Allah swt berfirman

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".[Al-Jumuah:8]. Dan di dalam surah lainnya, surah An-Nisaa ayat ke 78 Allah swt berfirman,

[78]. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?[An-Nisa:78].

Kematian memang sudah ditentukan oleh Allah swt dan tidak boleh dipercepat atau diperlambat. Jika engkau bersembunyi dimanapun berselindung dimanapun kalau Allah swt kata engkau mati maka akan mati.

Kemudian, matlumat mengenai kebinasaan atau kematian ada juga dalam surah Ar-Rahman ayat ke 26 dan ayat 27.

[26].Semua makhluk yang ada di bumi akan binasa, dan yang tetap hidup adalah Wajah Tuhanmu, Pemilik Keagungan, kebesaran, keutamaan dan kemurahan. Dalam ayat ini terkandung penetapan sifat “wajah” bagi Allah sesuai dengan keagunganNYa, tanpa menyamakan dan menentukan bentuknya.
[27].Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.[Ar-Rahman 26 & 27].

Diriwayatkan daripada Umar r.a bahwa telah datang seorang lelaki Ansar bertanya kepada Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah, siapakah mukmin yang utama?" Baginda menjawab, "Orang yang paling baik akhlaknya". "Lalu siapakah yang paling cerdik dan mulia wahai Rasulullah?'' Ia kembali bertanya. Lantas baginda bersabda, "Secerdik-cerdik manusia ialah orang yang paling banyak mengingati mati serta yang gigih membuat persiapan menghadapi kematian itu. Merekalah orang yang paling cerdik. Mereka meninggalkan dunia dengan kemuliaan dan menuju akhirat dengan keagungan.'' (Riwayat Ibnu Majah 4259 Hasan kata Syaikh AlBani)

Mati adalah suatu yang pasti. Setiap makhluk yang bernyawa akan merasai kematian. Namun, marilah kita tanya diri sendiri, adakah kita sudah bersediakah kita menghadapi situasi yang pasti ini? Sesungguhnya kita tidak mengetahui bilakah tarikh dan saat kematian yang akan menjemput kita. Kita juga tidak mengetahui di bumi manakah nyawa kita akan dicabut. Dan Rasulullah saw ingatkan kepada kita perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan iaitu kematian dan Rasulullah saw juga ada katakan 'seandainya kalian semua tahu apa yang aku tahu kalian pasti akan lebih banyak menangis daripada tertawa. Justeru itu, Rasulullah saw ingin kita senantiasa banyak menangis untuk mempersiapkan diri untuk menjemput kematian kerana setelah berada di bumi perjalanan kita masih panjang dan ada alam kubur yang bagi orang-orang yang derhaka kepada Allah swt azab kubur akan disegerakan bahkan sebelum dari api neraka, Uthman Bin Affan r.a juga menangis ketika melewati kubur dan para sahabat berkata, 'kenapa menangis Uthman Bin Affan engkau adalah orang yang dijamin masuk syurga Allah swt' Uthman bin Affan ra berkata 'aku tidak tahu nasibku bagaimana nanti kalau aku mati dan masuk ke dalam kubur, kerana kubur ini adalah stasen pertama untuk merasakan siksaan dari Allah swt'. Oleh itu, Uthman Bin Affan ra saja mengkhawatirkan dirinya sendiri ketika mati nanti dan masuk ke dalam kubur. Justeru itu, jika kita menziarahi kubur sebenarnya kita menasihati diri kita sendiri bahawa kita juga akan menyusul mereka.

Selanjutnya, jika kita sudah ingat mati terus dalam kehidupan kita, perjalanan kita masih panjang maka kita akan mendapatkan manfaat  ingat mati iaitu khusyuk dalam solatnya. Oleh kerana kematian dirahsiakan sampai hari ini banyak orang-orang yang belum faham tentang makna-makna solat yang diucapkan dan ada juga banyak orang yang tidak tahu doa-doa atau bacaan solat maksudnya tidak tahu. Bagaimana kita boleh khusyuk dalam solat sementara salah satu cara supaya kita khusyuk kita faham tentang makna solat yang kita bacakan. Dalam hadis Ad-Dailami disebutkan, "Ingatlah kematian di dalam sembahyangmu maka sungguhnya apabila seseorang itu mengingati kematian di dalam sembahyangnya, maka dia akan memperokkan sembahyangnya. Sembahyanglah seperti sembahyang orang yang tidak pasti dia mendapat peluang untuk sembahyang lagi selepas itu. Dan waspadalah segala pekerjaan yang kamu tidak mampu melakukannya". Kemudian dalam hadis riwayat ahmad dari Abu Hurairah r.a ia berkata bahwa ada seorang yang pernah mendatangi Rasulullah saw dan berkata, "Ada seseorang yang biasa solat di malam hari namun pagi hari ia mencuri bagaimana seperti itu Ya Rasul". Maka Rasulullah saw menjawab, "Solat tersebut akan mencegah apa yang ia katakan". Solat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Dan harusnya orang-orang yang solat khusyuk dan mengingat mati pasti ia akan mengiringi akhlaknya dengan akhlak yang baik tetapi jika ada orang yang solat tapi masih melakukan perkara yang keji dan mungkar berarti dia tidak khusyuk dengan solatnya dan tidak bersungguh-sungguh dalam solatnya.

Hasan r.a berkata, "Kalau solat kamu tidak dapat menahan kamu daripada melakukan perbuatan mungkar dan keji maka sesungguhnya kamu dianggap tidak mengerjakan solat dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arahmu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk".

Berikutnya, kalau orang-orang senantiasa mengingat mati manfaatnya adalah tidak akan pernah tertipu dengan dunia. Di dalam surah Ali-Imran ayat ke 185.

[185].Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.[ Ali-Imran:185 ]. Orang yang mengingat mati maka dia tidak akan tertipu dengan dunia maksudnya ketika dia sedih tidak akan berlarut-larut dalam sedihnya kerana dia tahu bahwa dunia hanya sementara.

Dalam hadis riwayat Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Bani, "Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan(iaitu kematian) kerana jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia(sehingga lalai akan akhirat)".

Selain itu, mengingat mati membuat kita tidak berlaku zalim kepada orang lain. Adapun dahulu kisah-kisah orang soleh seperti kisah Ar Robi Bin Khutsaim. Ia pernah menggali kubur di rumahnya. Jika dirinya dalam kotor(penuh dosa), ia bergegas memasuki lubat tersebut  berbaring dan berdiam di sana. Lalu ia membaca firman Allah swt

[99]. (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), [100].agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.[Al-Mukminun:99 & 100]. Orang-orang yang senantiasa ingat mati adalah orang-orang yang tawadhuk, ia tahu bahwa semuanya apa yang dia miliki dia akan tinggalkan. Pernah suatu ketika, sahabat Rasulullah saw Salman Al Farisi ra beliau mengatakan, "Tiga hal yang membuatku hairan kepada manusia-manusia. Pertama, orang yang menginginkan dunia, padahal kematian sedang memburunya. Kedua, orang yang lalai, padahal dia tidak pernah dilupakan-Nya. Ketiga, orang yang tertawa terbahak-bahak, sedangkan ia tidak mengetahui, apakah ia membuat murka Tuhannya. Adapun tiga perkara yang membuatku bersedih hati. Pertama, perpisahanku dengan sang kekasih Nabi Muhammad saw. Kedua, dahsyatnya Hari Kiamat. Ketiga, berdiri di hadapanNya, sedangkan aku tidak tahu, apakah aku akan dimasukkan ke dalam syurga atau neraka." Intinya adalah semua dari kita menginginkan kematian yang husnul khotimah. Bagaimana ingin mati dalam keadaaan yang husnul khotimah adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah swt, memperbanyaklah mendengar firman dan kalimat Allah swt dengan banyakkan membaca Al-Quran.

Al-Quran yang Allah swt turunkan itu melalui perantara malaikat Jibrail untuk Nabi Muhammad saw ada hak yang harus kita tunaikan dengan Al-Quran iaitu harus dibaca, kemudian Al-Quran itu difahami, dihafalkan dan akhir sekali, diamalkan. Dan salah satu amal soleh yang harus kita lakukan adalah istiqamah dengan Quran.

Wallahu'alam Bish Shawab.
usrah by mar

semoga bermanfaat.. :)

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience