Alex mendongak ke atas. Terdengar bunyi pergerakkan di atas.

“Ada orang di atas?” soal Alex pada Davenport.

“Ramai….”

"Kenapa tak ajak makan sekali?" soal Alex .

"Mereka dah kenyang," jawab Danny Davenport.

Alex mengangguk, faham.

“Sedap anggur ni,” puji tetamu wanita yang tidak dikenalinya.

“Itu buah anggur pemberian Alex . Buah tu hasil dari tanaman dia,”
jelas Jenny Davenport.

“Apa rahsianya untuk mendapatkan buah anggur yang besar dan manis?” soal
tetamu tadi.

Alex tersenyum. Sempat lagi dia perhatikan perhiasan di tubuh wanita
itu. Wanita yang sukakan mutiara itu menanti jawapan Alex .

“Saya pun tak sangka pokok yang saya tanam boleh hidup dengan baik. Ini
bukan Hunter, tanah yang subur dan dekat dengan kawasan sungai.”

“Pasti bajanya bagus. Dari bahan organik seperti sisa makanan. Dalam
sisa makanan ada tulang….” Dany Davenport membuat andaian.

“Eeee… Encik Davenport. Saya tak guna bahan organik macam tu. Saya tabur
baja biasa.”

“Saya bergurau saja.” Dany Davenport menyuakan sesuap makanan ke mulut
lagi. Agak gelojoh. Bersepai sedikit makanan dari mulutnya ke meja dan
lantai.

“Nak air?” soal wanita tua yang dari tadi berdiri di belakangnya.

“Tak apa. Kalau saya nak, saya minta ya.” Alex menolak.

Alex memerhatikan keadaan sekeliling. Lalu pandangannya jatuh kearah
Mary . Gadis itu tidak mengusik makanan dan hanya memandang ke bawah
sejak dari tadi. Dany Davenport tidak menegur Mary sejak awal
kehadirannya.