> S2_3

Detective Completed 4964

" Kalau macam tu aku akan bincang dengan mereka dulu. Dan kau boleh siapkan data dengan Jaja. See you. " Ujar Atiqah ketika sedang berbincang beberapa hal dengan sang ketua.

" Ok. " Balas Jone.

Mereka kembali ke depan 3 ahli lagi. Mereka sedang rehat dengan minum di meja rehat.

" Apa yang korang bincang. asyik berdua je. Kongsi la. " mohon Dellia.

" Dell dan Joy, Ikut aku. ada yang perlu dibincangkan. Dan Jaja, ada data yang harus Joy miliki. Berpecah. " Ucap Atiqah depan mereka semua yang sedang minum itu.

Dalam kiraan 3 detik, semua dah berkumpul dengan daerah masing masing. Macam Atiqah dan 2 orang lagi, mereka berada di tempat latihan , dan Jone dan Jaja pula dibahagian rak pingat yang Tim Harimau Bintang perolehi.

> ATIQAH <

" Harini Tim kita akan serang Markas Super Namja ! Jadi aku bahagikan tugas ikut kemampuan korang je ! Dellia cari tempat dan Joy jejak lokasi ! Boleh ? " Dengan tegas Atiqah menjelaskan pada mereka.

" Tapi Qa, bukan ke Super Namja tu kumpulan terganas dan tersadis yang ada " Soal Dellia ingin penjelasan.

" macam tu la. Tapi kita tetap kena hentikan mereka ! mereka berjaya dengan sesuatu yang tak seharusnya mereka miliki !! secepatnya kita akan balas perbuatan itu ! "

" Aku dengar, Mereka mengelola syarikat tanah milik median orang mati, dan setiap gadis akan diperkosa hingga mati juga setiap kanak kanak akan di seksa setelah itu mereka bagi makan pada jerung. Mereka ke yang kau maksud ? " Soal Joy pula.

" Yup ! Kau betul. aku maksudkan mereka. Mula cari markas mereka sekarang ! Nanti Jone akan bahagikan tugas ketika sampai disana. Aku ada hal ! aku pergi ye. " Ujar Atiqah . Setelah itu terus bergerak pergi.

" Dia akan jumpa pakcik Marbo dia ke ? " Soal Joy pada Dellia

" Takda hal penting, selain itu. " dengan santai Dellia jawab dan menuju ke meja meja laptop yang ada disebelah bilik latihan samsak ini.

> AFIQ <

sekarang Afiq masih berada di officenya, Mengerjakan tugas yang hadir setelah 2 tahun ini. Tiba tiba ada yang mengetuk bahu Afiq, reflek Afiq memandang belakang.

" Tuan Afiq. Jum kita makan tengahari. " Ajak seorang Inspektor yang terkenal dengan kekacakannya.

" Maksud kau makan petang. " Ucap Afiq yang perasan jam akan masuk jam 2.

" Eh. yeye. aku tak makan lagi. Jum la. Kau tentu belum makan. sejak tadi aku perasan kau tak stop kat depan komputer kau ni. " Ujar Salman, Sang Inspektor bahagian Pengintip di Tim termuda.

" Aku tak lapar. nanti aku lapar, aku Kekantin. Lagipun karang aku ada mesyuarat dengan yang lain. " Tolak Afiq lembut.

" Oh ye eh ? Takpala. aku pergi dulu. Nanti aku tapow kan untuk kau Nasi beriani masak ayam merah okay ? " Ucap Salman semangat.

" Terserah kau. Btw thanks. " Setelah mengutarakan itu, Salman pun pergi. Tiba tiba mata Afiq tertuju pada Aris dan Nawi yang masih dengan beberapa borang didepan mereka. Afiq bangun dari duduknya, dan berjalan kearah mereka.

" Korang sebuk ke ? Ada benda aku nak cakap. " Ujar Afiq bercakap ditengah antara mereka. Sekejap Aris dan Nawi menghentikan gerakan tangan mereka. Mereka berdua bangun sekejap dan berjalan keluar menuju kantin.

Afiq yang dah kenal lama mereka, hanya mampu tersenyum melihat tingkah mereka yang tak berubah.

Kantin Kantor. Tak terlihat ramai. Ada beberapa orang sahaja yang makan. Ada juga yang berborak. Disebuah kerusi ada Afiq, Aris dan Nawi yang saling diam . Macam biasa Aris dan Nawi menatap handfone mereka tak melihat Afiq yang memerhati tingkah mereka, sampai Afiq membuka mulut membuat mereka salah tingkah

" Aku mintak maaf sebab mengkhianati kepercayaan korang. Tapi aku yakin korang faham. Cuma korang nak penjelasan bukan ? Baiklah. Aku akan cakap. " Afiq masih memerhati tingkah mereka yang enggan melihat Afiq tapi dari mata mereka itu, bergerak gerak seolah tak fokus dengan handfone masing masing.

" Semasa aku 10 tahun, aku janji dengan sahabat aku, kami akan melindungi satu sama lain dan merawati satu sama lain. Seorang sakit, seorang lagi mesti sakit. Seorang bahagia, seorang lagi tentu bahagia. Macam tu juga aku, Ikwan masuk lokap, aku juga. Bukan maksud aku nak abaikan kepercayaan korang. " Ujar Afiq menerangkan kajian sebenar

Nawi melihat kedepan kearah Afiq dengan datar seolah masih kecewa.

" Sampai kau nak bunuh Atiqah yang menjadi mangsa keadaan itu ? Kau polis ke ? penjenayah ? sampai taktahu mana betul, dan mana salah. " Dengan panas Nawi balas. sedangkan Aris masih dengan telefon nya walau telinganya dengar semua yang berlaku.

" Aku pikir kes Atiqah dah habis. Ye aku tahu, aku hampir bunuh Atiqah. Tapi kejadiannya berpaling terbalik dengan apa yang korang lihat. Atiqah sendiri tak dapat dibawa bincang dengan hasrat dendam dan membunuh. Macam aku cakap, aku dan Ikwan saling melindungi. " Dengan Tenang Afiq jawab walau hatinya masih berasa bersalah dengan apa yang dia lakukan pada Atiqah padahal Atiqah dah bantu dia.

seketika Nawi diam dan cuba memahami kalau dia berada di tempat Afiq. Afiq memandang Aris yang hanya diam. Namun Aris itu sangat peka. Tapi tetap saja dia buat bodoh seakan sangat malas dengan apa yang terjadi.

" Tak payah tengok tengok. Semua dah settelkan. Ada lagi yang kau nak cakap ? " Soal Aris. Yang sangat yakin ada hal lain

" Ye. Aku dapat kasus 2 tahun lalu kembali. Kita akan ke Selangor, untuk membantu sekaligus mendapatkan maklumat dari pelajar yang menjalani tugas mengintip Marbo. " Terang Afiq

" Membantu ? " Soal Aris
" Mendapatkan maklumat ? " Soal Nawi pula. Dan dibalas anggukan Afiq.

Sekarang mereka sudah berkumpul di ruang mensyuarat. 20 orang Tim Brown dari berbagai tugas sudah berkumpul. Didepan Afiq menerangkan beberapa hal dan kasus yang sudah dia dapat.

" Seperti yang sudah aku cakap, Maklumat yang aku dapat. belum boleh dibocorkan. Jadi ahli yang membantu adalah Aris, Nawi, Joho dan Foza. Yang lain boleh tinggalkan ruang mesyuarat. " perintah Afiq tak terbantah. Setelah semua meninggalkan ruang. Sekarang tinggal 5 orang itu.

" Aku dengar, kita akan ke Selangor. Siapa yang akan kita datangi ? " Soal Joho

Isi fail biru gelap yang dilihat Aris barusan diperlihatkan pada Joho dan yang lain.

" Oh ? Namanya tak asing. " Ujar Joho dengan dahi berkerut.

" Siapa yang nama tak asing ? " Soal Foza tak tahu.

" Ini. " Joho memperlihatkan " Nurul Amrihsha Natiqah ? Dia adik Ipar tiri aku la. Sekarang tengah sambung belajar kat Selangor , Bidang apa aku taktahu. Dah 2 tahun tak balik. " Ucap Foza.

" Maksud kau Atiqah ? yang dulu masuk rumah dan buat rumah macam rumah sendiri tu ? " Soal Foza dapat faham siapa yang dibicarakan.

Mereka melihat Afiq yang faham siapa yang dimaksud.

" Kita akan tahu kalau kita lihat siapa orangnya nanti. " Ujar Afiq yang tak mahu berteka teki.

" Kalau dia memang Atiqah. Dia nak ke berkerjasama ? Aku rasa dia dah tersinggung dengan pengkhianat kerjasama kau dengan dia dulu. " Ujar Nawi mengingatkan Afiq.

" Takpa. Lagipun kalau dia tak perlukan. Ahli lain pasti memerlukan. Tambah tambah dia hanya ditunjuk menjadi penolong, bukan ketua. " Ujar Aris pula.

" Memang ditunjuk menjadi penolong.. Tapi lihat. Dari sini, dah boleh tengok seberapa pentingnya dia dalam Tim Harimau Bintang. Maknanya kalau takda Natiqah ni, Tim Harimau Bintang takda. Kan ? " Soal Foza tak percaya dengan hal yang dilihat.

" Sudahlah. Tengok saja apa yang terjadi nanti. Kita akan bergerak lusa. Esok siapkan semua laporan hari juga. Jangan ada yang tertinggal. Faham ? terutama Aris. " Ujar Afiq memandang Aris yang cuai

" Ye. "

> ATIQAH <

Saat ini, seorang lelaki yang tidak terlalu berumur dan berjanggut hitam sedang menunggu Atiqah. Ditemani seorang lelaki muda dewasa sedang duduk disebelah lelaki itu juga. Mereka sedang bersembang serius sambil menunggu seorang gadis.

" sorry im late. " Ujar Atiqah yang baru tiba dengan jaket hitam merah dan Hoodie menutup kepala.

" Ye kamu sangat lambat. Duduk la. " pinta Marbo yang memakai jaket hitam dan Hoodie menutup kepala itu menyuruh Atiqah duduk

Seorang pelayan cafe datang tepat ketika Atiqah duduk.

" Order ? " Pinta Pelayan itu.

" Pakcik dah order ? " Soal Atiqah ramah

" pakcik dah. Kamu je belum. "

" Okay. One Iced Latte and cake mousse dark chocolate order. " Ucap Atiqah pada pelayan itu.

" please wait. " Setelah pelayan itu pergi. Atiqah dan 2 lelaki beda umur itu mula berbincang

" tiga bulan lagi blue pearl drug akan sampai di Sabah. Kita kena kesana sebelum dapat dijejak mafia lain. Kamu ikut tak ? " Soal Arai Si lelaki muda itu. Arai hanya memakai topi hitam dan cermin mata hitam sahaja.

" Mesti. Kenapa tak ikut. Berapa orang ikut pergi ? " Soal Atiqah semangat.

" Tak ramai, dalam 10 orang je. Tapi ingat, kalau kamu nak ikut. Jangan terlalu terekspos tahu . " Ujar Marbo

" executed sir ! " Dengan semangat Atiqah meletakkan tiga jari di kening kanan nya.

Setelah itu mereka bercakap dengan tenang sehingga air sampai. Mereka masih berborak dengan gembira. Seolah tiada prasangka antara satu sama lain.

' dia terlalu comel untuk mengkhianat ' Batin seseorang diantara dua orang lelaki itu. Suara yang agak garau dan gembira.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience