Chapter 2 (Kehidupan Kampus Yang Biasa)

Action Series 1626

Terlihat di sebuah Kampus, tepatnya di bagian salah satu kelas di sana, memperlihatkan seorang Gadis duduk memainkan pensilnya di meja dengan memutarnya secara cepat menggunakan jarinya sambil menatap ke sekitar dengan wajah bosan.

Kelas yang berisik tanpa pengawasan Dosen yang belum datang dan sudah jam segini.

Mereka mulai membahas soal Dosen yang tidak akan datang. "Sepertinya Dosen tidak datang"
"Yah, seharusnya kita di liburkan saja.... Membuang waktu sekali"

Tapi siapa sangka, seseorang masuk dalam jalur Dosen, seorang Pria yang terlihat masih muda bahkan bisa di bilang seumuran mereka yang merupakan Mahasiswa.

Dengan langkah Pria dan kacamata kotak yang bisa mengawasi di manapun dia melirik.

Kemudian berhenti berjalan di depan kelas membuat seisi Kelas terdiam menatapnya.

Dia mengawali pembicaraan dengan merapatkan kacamata nya dengan jari tengah nya dan mulai bicara. "Aku adalah Dosen baru yang akan mengisi kelas kalian mulai hari ini dan satu minggu ke depan, aku hanya sementara menggantikan Dosen kalian yang sakit, Beliau meminta ku yang sekaligus Dosen baru di Universitas ini, semua pendidikan sudah aku lewati dengan cepat, jadi jika ingin bertanya soal materi, aku akan menjawab nya" Tatap nya yang dari tadi hanya menggunakan wajah datar.

Jika bukan karena wajah tampan dan begitu dewasa nya apalagi tubuh nya sangat bugar, dia tidak akan di perhatikan para Mahasiswa yang sebelumnya selalu meremehkan Dosen Tua yang mengajari mereka sebelum ada Dosen baru yang begitu muda.

Semuanya tampak kagum dengan nya tapi satu ekspresi yang sama sekali tak berubah dan kebetulan dilihat oleh Dosen itu, dia menatap seorang Gadis yang memasang wajah sama dengan nya, yakni membosankan dan datar.

Tapi dia hanya menandai nya dan berbalik menatap papan tulis kapur. Dia bahkan tak ada basa basinya langsung menulis materi lanjutan dan sekarang sedang menerangkan materi yang akan diberikan kepada semua orang di kelas termasuk untuknya.

Namun terlihat Gadis yang pertama tadi tampak diam saja dan rupanya di balik rambut panjang nya ada earphone yang menyumbat telinganya. Dia sedang tidak mendengarkan musik melainkan mendengarkan perintah dari kliennya.

"Mobilku akan menjemputmu nanti, dengan warna hitam dan merk Mercedes, setelah sampai di tempatku dengarkan perintahku untuk membunuhnya agar kau dapat imbalan..." Kata Klien yang hanya didengar olehnya melalui earphone-nya.

Namun di sini ada kejanggalan, jika dia berniat mendengarkan apa yang disalurkan oleh earphone-nya itu berarti dia tidak akan bisa melihat atau mendengarkan apa yang Dosen katakan.

Dia terlihat memakai earphone-nya di sebelah telinga kirinya dan dia mendengarkan suara Dosen dari telinga kanan.

Seharusnya dia akan menjadi bingung mana yang harus dia dengarkan, mungkin antara materi penting yang disampaikan Dosen melalui telinga kanannya dan informasi yang sudah cukup biasa dan terbiasa dan dia tidak butuh penjelasan lagi soal membunuh dari Kliennya, Karena itulah dia menggunakan telinga kiri untuk mendengarkan perintah dari Kliennya.

Tapi di sini Dosen menyadarinya, dia kebetulan menoleh ke arahnya yang hanya terdiam melamun saja.

Kemudian memanggil namanya. "Silvax!" Panggilnya dan itu membuat Gadis yang terlihat tadi menatapnya dan rupanya memang benar adalah Silvax.

"Apa yang aku Terangkan tadi?" Tambah Dosen yang membuat pertanyaan pada Silvax yang menjadi diam sekarang.

Dia berpikir sebentar dan itu membuat keheningan, semua Mahasiswa dan Mahasiswi menjadi menatapnya dengan Tatapan yang ragu dan mereka menduga bahwa Silvax tidak mendengarkan apa yang dikatakan Dosen.

Tapi ini sungguh mengejutkan, mendengar apa yang dikatakan kata-kata dari mulut Silvax. "Apa yang Anda terangkan adalah sesuatu soal bersangkutan dengan sebuah novel, novel adalah suatu bentuk karya sastra yang harus dimiliki setiap orang, karena novel membentuk sebuah cerita dan bisa diubah melalui bentuk karya fiksi dan imajinasi sebagai seorang penulis. Kenapa dikatakan semua orang harus memiliki novel karena semua orang juga memiliki cerita masing-masing. Anda tak hanya menerangkan soal novel melainkan apa yang disebut sastra seperti puisi prosa cerita dan juga naskah"

Mendengar hal itu membuat Dosen terdiam, tapi bukannya dia merasa cukup dengan jawaban Silvax dia mencoba melemparkan pertanyaan lagi.

"Apa kau bisa membuat novel dengan jumlah bab yang tak terhingga?"
Seketika Silvax terdiam, dia berpikir sebentar. "Aku sudah setiap hari membuat sebuah cerita, Apalagi itu bersangkutan dengan apa yang menjadi kehidupanku sekarang, dan Baru kali ini aku mencoba direndahkan hanya karena pertanyaan yang sungguh sangat tidak umum.... Ya aku bisa membuatnya..." Tatap Silvax menjawab pertanyaan tadi.

"Kalau begitu aku akan menantangmu, jika kau berhasil membuat sebuah cerita atau novel dalam bentuk tulisan komputer dan setiap satu episode berjumlah 1500 kata. Dan buatlah 500 chapter lebih, aku akan memberi waktu dalam satu bulan...." Kata Dosen seketika Silvax terkejut mendengar perintah dan tantangan itu, tak hanya dia, semuanya juga terkejut mendengarnya.

Seharusnya dalam 30 hari atau 1 bulan seorang penulis hanya bisa membuat 10 sampai 30 chapter saja, tapi ini benar-benar sangat berat 500 chapter dalam satu bulan, sungguh tidak masuk akal, tapi jawaban Silvax benar-benar berani.

"Baiklah aku menerimanya... Jika aku berhasil menyelesaikannya Apa yang akan Anda lakukan?"

"Aku akan mempromosikannya dan kamu bisa membuat untung dari novel yang kamu tulis, selagi itu menarik peminat pembaca, dan tak hanya itu, aku juga akan memberimu gelar sebagai Mahasiswi terbaik tahun ini hingga tahun ke depan kamu lulus..."

Tapi di saat Dosen selesai mengatakan itu, ada satu Mahasiswa yang mengangkat tangannya, lalu langsung bertanya. "Tuan Dosen, Apakah kita juga bisa ikut, kita memang belum tahu Apakah kita bisa melakukannya tapi kita sangat tertarik dengan imbalannya, menjadi Mahasiswa terbaik itu sungguh sangat langka sekali..." Dia langsung mengatakan itu dan Dosen menjawabnya.

"Tentu, jika kalian bisa melakukannya, padahal aku hanya semata memberi tantangan ini kepada Silvax karena dari tadi aku melihatnya menggunakan earphone di telinga kirinya..." Tatap Dosennya melirik pada Silvax yang terdiam.

Padahal tak ada celah sedikitpun di mana rambutnya hanya menutupi telinganya, mata Dosen sangatlah tajam sehingga dia bisa melihat earphone yang Bahkan tidak bisa dilihat di telinga kiri Silvax.

". . . Maafkan Aku..." Silvax langsung melepas earphone-nya karena dia tahu bahwa Dosen mengetahuinya tapi di sini yang aneh adalah tatapan Silvax seperti kecewa dan begitu datar tanpa Rasa apapun.

Dosen hanya meliriknya, merapatkan kacamatanya dengan menggunakan jari tengahnya kembali. "Aku akui pendengaran mu sangat bagus di lain tempat dan kamu sangat akurat menjelaskan apa yang menjadi materi hari ini, jika aku boleh tahu apa yang kamu dengarkan melalui musikmu sehingga kau harus mendengarkannya melalui telinga kiri dan mendengarkan apa yang kau katakan melalui telinga kanan...?"

"(Kenapa dia terus bertanya seperti memprovokasi ku....)" Silvax terdiam dengan tatapan agak kesal, mau bagaimana lagi, dia tidak tahu harus menjawab apa soal pertanyaan musiknya karena yang dia dengarkan adalah perkataan Klien, tidak mungkin dia mengatakan jujur, ia lalu berbohong.

"Aku mendengarkan musik dari album artis yang bernama Ziandru Auriga" Dia refleks mengatakan itu karena motif ponselnya langsung muncul seorang artis yang sudah terkenal di media sosial baru-baru ini.

Semuanya langsung terdiam dan bahkan tertawa sendiri. Kemudian mereka bergumam dan bergosip.

"Ih Bukankah itu artis yang baru ini terkenal, dia tidak hanya artis tetapi juga idola"
"Benar sekali, dia bahkan menjadi seorang yang memiliki followers atau pengikut yang sangat banyak sekali mengalahkan banyaknya artis"
"Semuanya tertarik pada dia karena tak hanya suaranya maupun nadanya sangat bagus tetapi juga seluruh tubuhnya, penampilan dan wajahnya yang menawan"
"Baru-baru ini dia menjadi terkenal lagi karena merilis album barunya"
"Pantas saja Silvax harus mendengarkan musiknya agar tidak tertinggal zaman.." Mereka mulai bergosip seperti itu.

"Oh baiklah..." Kata Dosen dengan suara tegas membuat semua orang terdiam karena di sini yang paling besar suaranya adalah Dosen. Dia memaafkan kesalahan Silvax dan kembali menatap papan tulis.

"Kita akan melanjutkan pelajaran ini, tapi sebelumnya aku meminta Silvax nanti agar tinggal kelas dulu, jangan pulang duluan.." Kata Dosen melirik.

Tapi Silvax yang mendengar itu menjadi terdiam. "(Tunggu, tapi aku harus segera bekerja....)" Ia menjadi sangat kesal.

Hingga ketika kelas berakhir, semua Mahasiswa maupun Mahasiswi segera berkemas dan langsung pulang sementara Dosen menata bukunya.

"Sore Dosen!" Semuanya menyapa nya dengan baik dan menghormati, tapi Dosen yang sekarang sudah di kenal datar itu tak membalas dan hanya fokus menata bukunya.

Tapi ketika semua sudah keluar, dia memalingkan wajah pada meja di bagian belakang sendiri, tepatnya meja paling atas dimana Silvax yang tertinggal sendiri sedang mengemasi barang nya juga, kemudian membawa tas ransel hitam nya di bahunya.

Ia berjalan dengan santai dan tidak berkata apa apa akan melewati Tuan Dosen.

Tapi dia memanggil. "Silvax"

Membuat Silvax berhenti berjalan dan menoleh kecil dengan lirikan nya.

Tuan Dosen kembali membenarkan kaca mata nya dengan jari tengah nya dan tatapan serius dengan cahaya memantul di kaca matanya. "Apa kau tidak ingat apa yang aku minta tadi?"

Tapi Silvax membalas dengan sama sama datar. "Maaf Tuan Dosen, tapi aku harus bekerja" Hanya itu yang ia katakan dan dengan cepat berjalan meninggalkan nya membuat Tuan Dosen terdiam.

Tapi rasa penasaran nya untuk melihat Silvax menjadi muncul, dia menoleh ke jendela kelas yang kebetulan mengarah langsung ke gerbang sekolah.

Ia berjalan ke sana dan tak lama kemudian melihat Silvax dari lantai atas itu sedang berjalan sendiri menuju gerbang.

Tapi di saat yang bersamaan, ada sebuah mobil merk Mercedes berwarna hitam langsung berhenti di samping gerbang kampus, tepatnya di depan Silvax membuat jalan nya Silvax berhenti.

Silvax tidak langsung masuk, dia berjalan ke kaca supir yang terbuka dan dia seperti mengobrol singkat, kemudian mengeluarkan masker hitam dan memakai nya sambil masuk ke dalam bangku tengah mobil.

Itu membuat Dosen bertanya tanya. "Dia berjalan ke gerbang dan melihat mobil itu yang berhenti di depan nya yang artinya mobil itu tahu bahwa dia harus menjemput Silvax, sementara dia memastikan mobil nya dengan berkonsultasi bersama supir, di rasa sudah bagus, dia masuk tapi kenapa harus memakai masker.... Sepertinya ada yang harus di tanyakan dengan pekerjaan nya" Dia berpikir serius dan bertanya tanya pada pekerjaan Silvax, pembacaan matanya tadi sangat tajam.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience