Chapter 4 (Kehidupan Biasa Apartemen)

Action Series 1626

Ketika sudah dirasa cukup dia melakukan tugasnya hari ini, sebelum dia pulang ke umah, dia mampir ke supermarket untuk membeli beberapa mie instan dan kemudian pulang ke rumahnya yang merupakan sebuah apartemen.

Sebuah apartemen?! Kenapa mengejutkan sekali Bagaimana tidak, seorang pembunuh bayaran sepertinya hanya tinggal di apartemen, apakah dia tidak takut jika tetangga maupun yang lainnya melihatnya pulang malam dengan senjata ataupun apapun itu yang bisa saja membuat rumor yang membenarkan bahwa pekerjaannya memang sangat mencurigakan.

Tapi Silvax mencoba menghindari itu, dengan sudah jelas sekali bahwa senjata yang dia gunakan merupakan senjata yang mudah sekali masuk ke dalam tas ranselnya yang merupakan samaran dari tas yang dibawa ke kampus, jika tidak menggunakan senjata itu, dia juga akan menggunakan senjata yang lainnya, mungkin senjata yang tidak akan mau di dalam tas ranselnya tapi muat di dalam tas biolanya.

Terlihat dia sudah sampai di apartemennya dan membuka pintu kemudian melepas semua apa yang dia bawa merapikan semuanya dan juga mandi, karena seharian ini dia di kampus dan juga bekerja kemudian dia harus berjalan dengan jarak yang sangat jauh sekali dari apartemennya hingga saat ini larut malam menunjukkan pukul 08.00 malam.

Hal itu membuatnya segera mandi kemudian membuat masakan untuk dimakannya sendiri, mau bagaimana lagi, Dia tidak punya siapapun yang dapat memasak apalagi seorang ibu ataupun seseorang yang dapat diandalkan untuk memasak, itu sama sekali tidak ada, dia harus menahan lapar di antara dia memasak.

Setelah dia selesai memasak, Dia kemudian memakan makanannya sendirian di suasana yang gelap dengan hanya lampu penerangan saja. Memakan dengan penuh wajah yang suram dan juga memikirkan sesuatu soal kondisinya saat ini.

"(Jika dipikir-pikir kesepian memanglah sudah menjadi bagian dari diriku, karena aku memang tidak dianggap atau mungkin mereka memang tidak tahu keberadaanku, meskipun Masih banyak orang yang mau sekali berkenalan denganku dan mengobrol denganku juga, tentunya yang paling aku benci adalah orang yang mencari masalah denganku termasuk dosen tadi...)" Dia tiba-tiba ingat pada Dosen tadi membuatnya sangat kesal dan tidak enak dalam makanannya.

"Kurang ajar kenapa aku ingat dia terus, Apakah setelah ini dia akan selalu menerorku dengan menungguku di depan kelas, kemudian aku akan menjadi babu kelas untuk membantunya mengangkat dokumen, lalu hanya nama aku Yang diingat karena aku sudah bersikap sangat aneh...." Ia sangat kesal dengan apa yang terjadi di kampus tadi pagi tapi mungkin dia harus melupakan semuanya dan ingat lagi bagaimana dia bisa kesepian sekarang ini.

"(Oh benar juga, aku tak punya siapa-siapa di sini, tak ada yang mau masakanku, tak ada yang mau makan denganku, tak ada yang membantuku, bahkan tak ada yang mau mengobrol denganku, mungkin Jika aku putus asa dengan hal itu, aku harus mulai bercermin melihat diriku sendiri, Apakah aku bisa menghargai orang lain, Tentu saja aku tidak bisa melakukannya karena aku bukan tipe orang yang peduli, pekerjaan ini tentu saja sudah menjadi bagian dari hidupku tapi tetap saja ini semua tetap sama saja....)" Dia Tampak suram, Bahkan tak menghabiskan makanannya, dia lebih menyimpan makanannya di dalam lemari es kemudian dia berjalan duduk di sofa yang di depannya ada televisi yang tidak menyala.

Jika pembunuh bayaran sepertinya bekerja dengan sangat profesional di luar namun inilah yang terjadi padanya Jika dilihat dari dalam rumahnya. Hanya bisa menahan kesepian dan juga rasa ingin sekali mengobrol dengan orang lain, apalagi jika dilihat dia seperti tak punya kasih sayang sejak dari kecil.

"Jika di pikir pikir... Seorang gadis yang tinggal sendirian di apartemen tanpa keluarga memiliki banyak opsi untuk mengisi waktu luangnya. Beberapa kegiatan yang bisa dia lakukan termasuk:

1. Hobi dan Keterampilan:
- Mengejar hobi seperti melukis, menulis, merajut, atau bermain alat musik.
- Mempelajari keterampilan baru seperti memasak, membuat kerajinan tangan, atau bahkan belajar bahasa baru.

2. Pendidikan dan Pengembangan Diri:
- Mengambil kursus online atau kursus komunitas untuk meningkatkan keterampilan atau pengetahuan.
- Membaca buku atau mengikuti klub buku untuk merangsang pikiran dan mengeksplorasi berbagai dunia.

3. Kesehatan dan Kebugaran:
- Melakukan rutinitas latihan di rumah atau bergabung dengan pusat kebugaran.
- Mempelajari yoga atau meditasi untuk kesehatan mental dan spiritual.

4. Kegiatan Sosial:
- Bergabung dengan komunitas atau kelompok sosial untuk bertemu dengan orang-orang baru.
- Menghadiri acara lokal atau pertemuan untuk membangun jejaring sosial.

5. Pekerjaan Sosial:
- Terlibat dalam kegiatan sukarela atau proyek sosial untuk membantu orang lain.
- Menjadi anggota kelompok amal atau organisasi nirlaba.

6. Entertainment dan Rekreasi:
- Menonton film, acara TV, atau mendengarkan musik.
- Mengunjungi tempat-tempat rekreasi seperti taman, museum, atau kafe.

7. Pengembangan Karir:
- Fokus pada pengembangan karir melalui pelatihan atau sertifikasi.
- Mempersiapkan diri untuk mengejar pekerjaan baru atau peluang karir.

8. Menjaga Keseimbangan Hidup:
- Menetapkan rutinitas harian yang seimbang antara pekerjaan, rekreasi, dan istirahat.
- Menjaga hubungan sosial dengan teman-teman atau tetangga di sekitar.

Tapi, tak ada satupun yang bahkan bisa aku lakukan.... Aku bukan orang seperti itu..." Ia tampak kecewa kemudian menghela napas panjang dan menoleh ke meja tempat dimana senjata nya berantakan berada.

"Harus kah aku membersihkan nya untuk besok rabu yang membuat ku tak akan menyentuh mereka" Ia berdiri dan berjalan mendekat, mengeluarkan sebuah kotak kecil dan itu adalah senjata sniper yang ia gunakan tadi dan ia ingat ada komponen yang hampir rusak.

"Ck, ini tak bisa di perbaiki" Dia menatap kesal. Lalu mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang, dia meletakan nya di telinga nya yang di jepit bahunya sambil membersihkan komponen sniper dengan kain khusus.

Kemudian dia terdengar bicara. "Halo... Hei, aku butuh senjata model lama yang aku beli saat itu.... Yang Steyr SSG 69, aku butuh satu komponen saja di bagian penembakan peluru, komponen ini paling penting..... Ha, apa?! Kau pikir memberitahu ku untuk membeli lagi itu mudah, lebih baik aku membeli senjata jarak dekat yang lebih murah, aku hanya ingin satu komponen, bukan membeli senjatanya" Dia tampak bicara dengan nada yang serius.

Sepertinya dia memang sedang menghubungi seseorang dan seseorang itu seperti terlihat di sebuah pelabuhan. Seorang pria berbaju militer dengan liontin militer berpangkat A/0 yang artinya begitu tinggi.

Pria itu berbicara dengan nada berat khas pria dewasa. "Senjata itu memang sudah tua, pihak militer saja tidak mau menggunakan benda itu lagi, apalagi benda itu hanya ada beberapa di dunia ini, pihak pabrik sudah berhenti memproduksi nya karena tahun lalu itu di bilang ilegal, karena itulah aku sarankan kau untuk membeli barang lain, jika kau merasa membeli itu sulit, kau hanya perlu belajar lagi" Kata Pria itu sambil menatap lautan dan bicara pada ponsel.

Silvax uang yang mendengar itu menjadi menghela napas panjang. "Nama apa yang harus aku beli?"

"Aku punya SSG 69 memiliki akurasi yang mengesankan dan dianggap paling efektif pada jarak 800m" Kata Pria itu.

"SSG?.... (Aku seperti pernah mendengar itu.....) Baiklah, aku ambil"

"Apa kau serius? Senjata itu sangat berat dari senjata sniper apapun, Dengan berat 5-7 KG, kau akan kesusahan"

"Aku tak peduli.... Hanya tinggal ke gym lagi" Balas Silvax dengan dingin kemudian menutup ponsel nya sambil kembali menghela napas panjang.

"Benar benar merepotkan" Dia menatap senjata nya itu yang bahkan sudah tua, kemudian mengambil kotak kayu dari sebuah gudang nya, kotak kayu itu tidak di bilang besar, dia memasukan semua komponen senjata itu dengan hati hati.

"Mau bagaimana lagi.... Aku tak pernah gagal menggunakan senjata ini...." Ia tampak kecewa sekaligus sedih, sepertinya dia akan menyingkirkan senjata itu.

Setelah memasukan nya, dia mendorong kotak kayu itu di bawah meja tempat senjata tadi berada.

Kemudian dia berdiri dan menatap jam dinding. "Sepertinya aku melupakan sesuatu...." Ia berjalan mengambil sebuah laptop untuk menyalakan nya dan kembali duduk di sofa untuk mulai mengetik cerita nya. "Aku sudah putuskan, judul novel yang akan menjadi 500 bab dalam satu bulan adalah Gadis Pembunuh Tanpa Cinta Tanda Sejati...." Dia bertekad membuat kemudian mulai mengetik.

Sebagai seorang penulis cerita digital sepertinya, pastinya dia bisa mengetik dengan sangat cepat dan begitu akurat apalagi dia bisa menyeimbangkan otak kanan dan otak kirinya sehingga kedua tangan dan sepuluh jarinya dapat bekerja sama.

Hingga ketika hampir tengah malam, dia menutup laptopnya dan menguap lebar. "Melelahkan" Sambil meregangkan tubuhnya kemudian meletakan laptopnya itu dan berdiri, dia akan berjalan ke kamar dan tidur tapi ponselnya tiba tiba berbunyi membuat nya menoleh ke ponsel nya yang ada di meja samping ranjang nya.

Sambil terbaring, dia mencoba meraih ponsel nya dengan malas hingga kemudian mendapatkan nya, melihat dari nomor tidak di kenal, tanpa basa basi dia langsung menerima nya.

Dan di saat itu juga, ada yang bicara yakni Tuan Klien. "Apa benar ini Pembunuh bayaran?"

"Hem...." Silvax membalas dengan mengantuk.

"Aku Klien baru mu besok, kirim aku lokasi mu berada dan aku akan memberitahu tugas mu" Kata Klien.

Tapi Silvax langsung berwajah suram, dia menghela napas panjang dan membalas sesuatu. "Maaf Tuan Klien, tapi, setiap hari rabu, aku libur" Kata Silvax membuat Tuan Klien terdiam.

Tapi dia memaksa. "Aku akan membayar lebih"

"Tidak mau"

"Kau minta apa, aku akan lakukan! Karena aku ingin kau membunuh nya secepatnya!!" Tuan Klien memaksa.

"Maaf, kau bisa minta aku lakukan hari Kamis... Sampai Jumpa" Silvax tetap menolak dan menutup panggilan nya.

Sebelum melemparnya di meja, dia membuat mode hening dalam ponsel nya agar tak di ganggu dalam tidurnya, hingga kemudian meletakan ponsel nya dan langsung tertidur begitu saja.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience