Chapter 8 (Waktunya Tinggalkan)

Action Series 1626

"Bagaimana kau bisa memasak se enak ini? Aku bahkan tak bisa melakukan nya?!" Silvax menatap lalu Ziandru Auriga tersenyum kecil dengan mata yang ceria.

"(Akhirnya dia menyukai nya, aku tahu masakan rumahan tak pernah gagal meluluhkan orang yang memakan nya....) Hehe... Aku sudah bilang bukan, jika mau, aku bisa mengajarkan mu, jangan makan mie terus menerus, itu tak baik untuk kesehatan mu" Tatapnya.

Silvax menjadi kesal. "Jangan mengatur ku.."

"Haha.... Baik, baik, kamu benar benar sangat manis.... Ngomong ngomong, apakah Silvax bermain Biola?" Ziandru menatap.

". . . Dari mana kau berpikir begitu?"

"Ah, ketika aku membersihkan apartemen mu--

"Kau membersihkan Apartemen ku?! Aku sudah bilang padamu untuk tidak membuka kamar ku dan pintu di samping nya kan?!" Silvax langsung menyela dengan panik.

"Em.... Aku, tidak melakukan itu..." Ziandru membalas agak takut hingga Silvax menghela napas lega mendengar itu.

"(Sepertinya aku mulai penasaran dengan kenapa dia menyembunyikan hal itu, pasti ada sesuatu....) Tadi aku melihat biola cantik di sana" Ziandru menunjuk meja di lorong lain yang di sana ada Biola membuat Silvax terdiam menatap makanan nya seperti tak mau mendengar apapun.

Tapi Ziandru Auriga bertanya. "Apa kau memang suka bermain Biola, jarang sekali ada Gadis bermain Biola?"

Silvax terdiam sebentar hingga ia membalas. ". . . Hanya sedikit yang aku ketahui tentang nadanya... Aku juga tak ada waktu untuk memainkan nya.." Balas Silvax dengan dingin membuat Ziandru terdiam.

"(Sepertinya ada sesuatu yang tidak aku ketahui, bisakah aku mengetahui nya dan bertanya padanya... Tapi ini bukan urusan ku juga...)"

Ketika Silvax selesai memakan, ponsel nya berbunyi membuat nya berdiri. "Maaf..." Dia menatap pada Ziandru yang masih saja tersenyum lembut.

"Ini baik baik saja, aku akan membersihkan nya untuk mu" Dia mengambil piring Silvax lalu Silvax berjalan keluar dari apartemen nya, dia menerima panggilan ponsel itu dan berdiri di dekat pagar apartemen.

Siapa lagi jika bukan Klien nya yang menghubungi nya.

"Silvax, kau masih ingat aku yang kemarin, bagaimana, apakah kau setuju jika aku kirim ke luar negri untuk di tugaskan membunuh?" Kata Klien.

Silvax terdiam sebentar. "(Jika aku pergi, Lelaki Idola itu pasti akan di sini, dan bisa jadi dia meneliti setiap pekerjaan ku mulai dari penasaran membuka kamar maupun gudang senjata ku.... Ini akan berat sekali... Mungkin aku akan mengusirnya saja...) Baiklah, aku akan melakukan nya..." Balas Silvax.

"Bagus, aku tunggu besok malam, tepat ke sinilah nanti, akan aku tunggu...." Kata Klien laku mematikan ponsel nya membuat Silvax terdiam dan menghela napas panjang.

Hingga hari berikutnya, Silvax terbangun dari tidurnya, ia menguap lebar dan meregangkan tubuhnya. "(Tidurku lebih baik....)" Pikirnya, lalu ia berdiri dan berjalan keluar dari ranjang.

Siapa sangka, dia terdiam ketika melihat Ziandru Auriga tertidur di sofa, tampak pulas dan jika dilihat, dia pasti tidak nyaman.

"(Kenapa bisa bisanya dia tidur di sofa... Sebenarnya dia ini orang apa... Kenapa aku malah merasa kasihan hanya karena dia tidur di sofa... Bukankah ini saatnya aku bisa mengusirnya... Aku hanya tinggal mengatakan aku akan pergi karena pekerjaan... Ini memang bukan pertama kalinya aku pergi ke luar negri hanya untuk membunuh, ini sudah berkali kali aku lakukan dengan tenang, tapi ini pertama kalinya aku pergi meninggalkan rumah ku dengan orang yang bahkan baru beberapa hari bertemu...)"

Silvax menjadi terdiam menatap lalu mendekat, tapi ia tak sengaja melihat ponsel Ziandru Auriga di meja dekat sofa dan kebetulan ada pesan masuk yang bertuliskan sesuatu. == Zian, mereka bisa melacak mu kapanpun, kau harus kembali sebelum kau merugikan orang di sekitar mu ==

Membaca pesan itu membuat Silvax terkejut bahkan langsung mengepal tangan. "(Dasar, ternyata ini lebih berbahaya.... Jika mereka berhasil melacak nya, mereka akan masuk ke dalam sini, sialan, dan aju juga harus berpikir bahwa ini pertama kalinya aku membawa pulang orang...)"

Dan di saat itu juga Ziandru Auriga bangun dengan membuka mata perlahan dan melihat Silvax di pandangan buram nya yang perlahan jelas.

"Hm.... Silvax?" Dia menatap Silvax yang juga menatap nya.

Tapi mendadak Silvax memegang kerah nya. "Akhiri ini saja! Kau tahu kau akan merugikan ku nantinya jika kau di sini, dan aku peringatkan kau untuk pergi" Tatapnya dengan kesal membuat Ziandru Auriga terdiam bingung.

"Apa maksud mu?"

"Dengar, aku tak bisa mengizinkan mu untuk tinggal di sini, jika saja aku adalah gadis biasa, aku pasti akan berjanji membiarkan mu tinggal untuk mengamankan diri mu di sini, tapi sayang nya, aku bukan gadis biasa dan juga bukan Gadis normal, jadi aku tak akan mengizinkan mu tinggal di sini" Kata Silvax.

"Tapi.... --

"Tak ada tapi tapi" Silvax langsung menyela membuat Ziandru Auriga terdiam kaku, dia tak di beri kesempatan. Hingga Silvax menambah perkataan nya. "Dan juga, lagipula aku harus pergi bekerja dan Klien bilang, aku harus pergi keluar negri"

"Apa maksud mu!!" Ziandru Auriga langsung menyela membuat Silvax yang sekarang terdiam. "Apa yang kau bicarakan, sebenarnya apa pekerjaan mu?"

"Karena itulah aku bukan Gadis biasa... Carilah Gadis biasa lain... Aku yakin masih ada yang tidak peduli tentang popularitas mu, tapi jika kau kembali pada kehidupan mu sekarang, aku yakin, itu tak akan lebih buruk dari apapun" Kata Silvax.

"Kau meminta ku untuk kembali?"

"Yah...."

"Kau tahu kan mereka akan mengincar ku, mereka tak membiarkan ku istirahat"

"Kau hanya perlu meminta mereka dengan tegas, kau hanya perlu waktu, mereka akan mengizinkan nya, karena bagaimanapun juga kau manusia.... Jika mereka sudah mengizinkan mu, mereka juga akan tenang karena idola mereka tidak hilang tapi hanya butuh istirahat, lakukan saja..." Tatap Silvax.

Hal itu membuat Ziandru Auriga terdiam lalu berdiri dengan wajah suram. "Baiklah, aku akan kembali.... Maafkan aku telah merepotkan mu.... Dari awal, aku hanya ingin menemukan seseorang yang bisa menerima ku tanpa adanya obsesi berlebihan..."

"Kita hanya seseorang yang tidak saling mengenal" Silvax langsung mengatakan itu.

"Yah.... Aku tahu, tapi, bisa kita berteman saja kalau begitu" Ziandru menatap.

Silvax terdiam sebentar, dia laku menghela napas panjang. "Terserah saja...."

"Jika kita bertemu lagi dengan suatu kebetulan ataupun takdir... Aku ingin kamu mengakui ku sebagai teman mu, jangan menghindar"

"Yah, terserah.... (Kau pikir kita akan bertemu lagi...) Sekarang pergilah..." Tatapnya.

"Silvax, kau harus tahu... Karena pertolongan mu, mungkin aku memiliki perasaan padamu, aku suka padamu, tapi aku sudah tahu jawaban nya--

"Jangan berharap berlebih.." Silvax menyela lagi.

"Baiklah, tapi aku agak takut mengakui nya di publik... Dari mana aku harus mulai?"

"Kembalilah ke perusahaan yang membantu mu untuk terkenal, mereka akan membantu mu, itu satu satunya cara pastinya..."

"Kenapa kau tahu yang begituan? Jangan jangan kau pernah terkenal juga?"

". . . . Berhentilah berisik, dan cepat pergi.... (Aku pernah membunuh orang di perusahaan itu....)"

"Haiz.... Baiklah, sepertinya kau memang menginginkan ku untuk pergi, tapi sebelumnya, apa kau tak mau aku ajarkan memasak?" Tatap Ziandru Auriga.

Seketika Silvax terdiam dan tak bisa berkata kata.

"Haha.... Aku tahu itu, aku akan mengajarkan mu terakhir saja ya... Aku yakin setelah ini kamu bisa menjaga kondisi tubuh mu dengan masakan enak, selain Mie..."

"Ck, baiklah, terserah...." Silvax terpaksa menerima nya. Lalu mereka terlihat berasa di dapur.

Harusnya itu berjalan lancar, tapi terus saja ada masalah membuat Ziandru Auriga harus mengatakan hal kesal. "Tidak, bukan itu, Lakukan ini! Itu.... Jangan begitu!! Hei!! Tuang dulu kuahnya!!

Perkataan yang terus saja datang dan juga terlalu banyak kesalahan yang di buat silvax, karena mau bagaimana lagi, Silvax juga tak pernah berasa di dapur.

Itu membuat nya kesal hingga berteriak. "Ha!!!! Aakkkk!!" Bahkan memegang kepalanya dengan putus asa membuat Ziandru Auriga terkejut melihat itu bahkan Silvax langsung berlutut putus asa di tengah tengah memasak. "Lupakan saja.... Aku payah..." Dia benar benar putus asa.

Lalu Ziandru Auriga berlutut menatap nya. "Kamu tahu, setiap orang memiliki kemampuan nya tersendiri, itu karena mereka terbiasa dan terus belajar, apalagi mereka tertarik dengan kemampuan itu membuat mereka belajar, ada juga yang terpaksa karena keadaan, termasuk kamu, kamu tak bisa memasak, tapi kamu lapar setiap hari dan tak ada yang memaksakan untuk mu... Jadi kamu harus berusaha memasak bahkan untuk dirimu sendiri..." Tatap Ziandru.

Perkataan itu membuat Silvax terdiam dan agak terbuka dengan kalimat itu, lalu dia menatap Ziandru Auriga. "Lalu, apa kau hanya bisa memasak? Sebagai lelaki, kau harus nya bisa bertarung" Tatap Silvax.

Seketika Ziandru Auriga terkejut dan langsung membuang wajah malu. "E... Kamu lihatlah tubuh ku ini.... Tubuh ku tak seperti pria yang kuat, aku mungkin tak bisa bertarung hehe... (Kenapa jadi bahas begitu...) Tapi lihat sisi nya, aku bisa memasak dan juga aku sudah bisa sukses dengan terkenal meskipun ini adalah hal yang berlebihan tapi tetap saja..."

". . . Kalau begitu...." Silvax kembali berdiri membuat Ziandru Auriga menatap.

"Ajari aku hingga bisa..." Kata Silvax dengan tekad kuat membuat Ziandru senang dan juga berdiri. "Baiklah, ayo.... "

Hingga tak lama kemudian, Silvax menatap Ziandru Auriga yang berada di hadapan nya dengan masker, kacamata hitam dan jaket bertudung nya. "Baiklah, aku pergi..." Tatapnya.

"Yah, menjauhlah" Silvax menyilang tangan.

Lalu Ziandru Auriga mengulurkan tangan membuat Silvax terdiam bingung.

"Jabat tangan, untuk terakhir kali... Eh, tidak, aku masih percaya bahwa keberuntungan akan membantu ku bertemu dengan mu"

"Ck, baiklah" Silvax menerima uluran itu dan mereka berjabat tangan, awalnya itu di sebut jabat tangan tapi mendadak, Ziandru Auriga mencium tangan Silvax membuat Silvax terdiam. Dia tidak berwajah panik atau apapun, tapi hanya tenang dan santai.

Lalu Ziandru tersenyum kecil dan berbalik kemudian pergi membuat Silvax menghela napas panjang. "Akhirnya dia pergi..."

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience