Chapter 7 (Terpaksa Membantu)

Action Series 1626

Setelah sampai di apartemennya, Silvax mendapat notifikasi dari ponselnya yakni berita terkini dari Idol terkenal yang baru saja ia ketemui tadi secara kebetulan.

Pastinya dia tidak akan peduli tapi dia kebetulan langsung membaca apa yang ditulis berita itu.

Di sana tertulis bahwa Siapa yang tidak kenal Idol yang melarikan diri dari publik yang saat ini sedang dicari banyak orang dan bahkan para fans membuat sayembara siapapun yang menemukannya akan mendapatkan uang yang tak terhitung jumlahnya bahkan apapun keinginannya akan terpenuhi kecuali bersama dengan Ziandru auriga.

Karena tanpa dia, semua penggemar yang baru-baru ini menyukainya akan sungguh kecewa Jadi mereka menyelenggarakan sayembara besar-besaran, itu pastinya akan berbahaya bagi Ziandru Auriga sendiri.

Tapi Silvax mencoba tak peduli dengan itu dan langsung membuang hp-nya di sofa kemudian ia langsung tidur.

"Tunggu...." Tiba tiba dia jadi sadar sesuatu. Seketika perutnya berbunyi lapar. "(Astaga..... buat mie...)" dia keluar dari ranjang dan terpaksa membuat mie malam malam.

Untuk makan, dia melakukan nya sambil mengerjakan naskah nya di laptop dengan televisi menyala. Dia bahkan bisa melakukan ketiganya dan tampak sangat menikmati Mie nya dan juga fokus pada laptopnya.

Hingga ketika dia lelah dan berhubung mie nya juga sudah habis dari tadi, dia menutup laptopnya dan meregangkan tubuhnya. "Ha.... Ngantuk..." Dia menatap jam dinding yang menunjukan pukul 11 malam.

Tanpa basa basi, dia langsung kembali tidur begitu saja dan tampak nyenyak tidurnya.

Besoknya Silvax terbangun pagi-pagi karena dia mendengar suara ketukan pintu apartemennya dan Itu benar-benar sangat berisik. Awalnya Ia tak mempedulikan dan lanjut tidur namun suara itu tak mau berhenti.

"Apa sih?!" Dia kesal dan langsung bangun kemudian berjalan membukanya dan rupanya itu adalah Lelaki kemarin, Lelaki yang disebut sebagai Ziandru Auriga.

"Akhirnya, di buka!" Dia tampak senang dan kemudian berlutut membuat Silvax terdiam. "Kamu.... Aku mohon, Tolong Terimalah aku!! Kamu juga harus menolongku sekali..." Dia tampak memelas.

Tapi Silvax memasang wajah yang sangat suram. "(Kenapa dia bisa ada di sini....) Kenapa memangnya...?"

"Aku mohon, Terimalah aku disini, aku semalaman mencarimu dan mengikutimu sampai sini, bahkan aku harus tidur di luar sini demi pintu yang terbuka olehmu.."

"Ha... Sialan! Kamu mengikuti ku, kau adalah penguntit, aku akan melaporkan mu!" Silvax tertelan amarah.

"Apa!! Tidak!! Aku tak bermaksud begitu, aku hanya ingin kamu menolong ku, aku mohon..."

"Siapa yang membantumu, sudahlah pergi sana! Kau seperti pengemis saja...!" Silvax menatap sangat kesal membuat perkataan itu menusuk di hati Ziandru Auriga.

"Aku mohon Terimalah aku, aku bisa melakukan apapun aku akan bisa bersih-bersih--"

"Shhst.... Kenapa kamu harus meminta aku, mau berapa kali dan aku tidak peduli dengan itu..."

"Hanya sebentar saja Aku mohon..." Ziandru Auriga menatap dan dia benar benar masih memohon.

Silvax menjadi berpikir keras, lelaki itu benar-benar mengganggunya hingga ia harus menghela nafas panjang Karena terganggu olehnya.

"Baiklah terserah masuklah....." Dia membukakan pintu untuk Ziandru Auriga yang sangat senang dan Bahkan dia langsung masuk membuat Silvax terdiam lalu melihat sekitar memastikan tak ada orang melihat bahwa dia mengizinkan lelaki masik apartemen nya, kemudian menutup pintunya.

"Wah..... Jadi ini apartemenmu... Tampak seperti apartemen biasa tapi ini sungguh sangat menarik sekali, apa kamu tidak pernah melakukan apapun?" Ziandru Auriga berjalan-jalan di tempat itu tapi ia kebetulan melihat sesuatu di meja dekat sofa yaitu banyak sekali bekas catatan maupun buku dan bahkan laptop yang menyala.

Dari sana dia langsung tahu dan seketika menatap Silvax. "Hei kamu seorang penulis ya?"

"Seperti yang kau lihat..."

"Wow kamu benar-benar sangat hebat... Memanfaatkan bakat yang begitu langka..."

"Ya, ye terserahlah..." Silvax hanya membalas dengan dingin.

"Jadi kau sudah lama tinggal di sini sendiri Silvax?" Tetap kembali Ziandru Auriga dengan sangat ceria. Bahkan tingkah nya seperti anak kecil.

"Begitulah, dan bagaimana denganmu, apa kau punya kerabat atau siapapun itu...?" Silvax menatap dengan tetapan yang sangat datar dan membosankan.

"Jika dibilang begitu sih.... Kan aku sudah mengatakannya padamu. Aku tak punya kerabat, lagi pula jika aku punya kerabat aku juga akan lari dari rumah mereka bukan rumahmu saat ini. Sebagian besar kerabatku itu adalah orang-orang yang sangat serakah Jadi mereka berbahaya untukku...."

"Dan apa kau sekarang menyadari bahwa kau melarikan diri dan berita telah membicarakan mu bahwa ada sayembara khusus dan membuat hidupmu terancam..."

"Ya aku tahu itu mereka yang menemukanku pasti akan langsung menyerahkan ku, apa kamu akan menyerahkan ku?""

"Jika hadiahnya selain uang aku akan menyerahkan mu..."

"Eh kamu tidak mau uang? Lalu apa yang kamu butuhkan? Bukankah setiap wanita mau uang?"

"Tidak perlu membahas itu, aku tahu kau lari karena sesuatu yang mengancam mu, itu akan membuatmu takut jadi kau sedang kesusahan sekarang dan karena itu bukan urusan ku juga, terserah kau mau apa yang penting kau tidak terlalu menggangguku...."

Mendengar itu membuat Ziandru Auriga tersenyum senang, dia bahkan membuka lebar tangannya dan akan memeluk Silvax. "Oh kau sangat baik sekali...." Dia akan mendekat memeluk tapi Silvax langsung menghindar dengan santai membuat Ziandru Auriga langsung terjatuh begitu saja.

Brak!
"Awh...."

"Menyedihkan.... Ingat jangan sentuh apapun saat aku pergi ke kampus nanti..." Tatap Silvax dengan serius.

"Oh jadi kamu masih kampus?" Ziandru Auriga memasang wajah nakal.

Tapi seketika dia terdiam gemetar ketika melihat wajah mengancam Silvax bahkan auranya juga membunuh membuat Ziandru Auriga terkejut kaku.
"Oh aku mengerti itu baiklah...." Ziandru Auriga langsung mengangguk dengan sangat cepat.

"Dan beberapa hal lagi, jangan buka dan jangan masuk ke kamarku dan juga jangan penasaran dengan pintu ini, kau harus mengerti itu..." Silvax menunjuk pintu kamarnya dan juga pintu di sampingnya, sudah jelas pintu di samping kamarnya itu menyimpan beberapa senjata yang sangat bahaya bahkan jika Ziandru Auriga mengetahuinya itu juga akan berbahaya.

"Ya aku mengerti Terima kasih untuk perizinannya..." Lelaki itu menundukkan badannya dan berterima kasih dengan sangat ceria.

"Aku akan pulang malam ini dan jangan melakukan apapun apalagi menyentuh barang-barangku aku masih belum selesai dengan hal ini..." Silvax menunjuk kertas-kertas maupun benda-benda yang ada di mejanya.

"Ah baik-baik aku akan mematuhinya... (Kenapa pulang malam? Apa pekerjaan nya?)"

Ketika di kampus, Silvax tak sengaja mendengar beberapa rumor maupun pembicaraan dari orang-orang sekitar yang ia lewati. Mereka tentunya berbicara pada berita yang baru-baru ini trend soalnya jangan terlalu pastinya.

"Hei apa kalian tahu Idol terkenal itu tak ditemukan dan malah membuat fansnya menggila, bahkan bagi mereka yang menemukannya akan mendapatkan sejumlah uang yang sangat banyak seperti buronan saja..."

"Ya, jika Idol itu tak segera memunculkan diri dunia ini juga akan dilanda kegilaan yang disebabkan fansnya apalagi karya-karya yang dia buat itu sangatlah luar biasa"

"Kira-kira dia ke mana ya. Apakah dia lagi bersembunyi di tempat orang lain?"

"Wah jika sampai itu ketahuan bersembunyi di tempat orang lain, maka orang itu akan terlibat dan akan dikeroyok fansnya dia tidak akan tertolong...."

Silvax yang mendengar itu seketika langsung kesal. "(Sialan jika kau tidak berguna di rumahku aku akan mengusir mu hari ini...)" Mau bagaimana lagi, dia takut dia akan ketahuan di media sosial membuat banyak orang menggeledah apartemen nya jika mereka tahu bahwa Ziandru Auriga ada di apartemen nya. Itu juga akan berbahaya karena banyak senjata milik Silvax membuat nya akan ketahuan bahwa dia gadis pembunuh bayaran.

Hingga ketika selesai pulang dari kampus, dia langsung dijemput oleh kliennya dan langsung memenuhi permintaan dari kliennya yakni membunuh orang.

Tapi ada bonus dari Klien. "Aku sudah menyewa beberapa kali, mereka bilang jika aku sudah menyewa mu berkali kali, aku bisa meminta mu membunuh seseorang yang ada di luar negri?" Tatap Tuan Klien yang menatap Silvax yang duduk di hadapan nya di sofa pertemuan.

Lalu Silvax membalas dengan masker hitam nya. "Yah, aku bisa ke sana, asalkan uang nya lebih banyak"

"Bagus, aku mungkin besok akan menyewa mu lagi untuk membunuh orang ini... Aku akan memberitahu mu nanti, selesaikan yang ini dulu" Kata Klien.

Lalu Silvax mengerti dan berdiri membawa tas hitam ranselnya kemudian berjalan pergi dari sana.

Sementara itu, tampak Ziandru Auriga membersihkan lantai dengan mesin pembersihan, lalu ia berhenti di bagian meja penuh dengan naskah itu, ia lalu mengambil satu dan membacanya. "(Wah, kalimat yang mudah di mengerti.... Dia pandai merangkai kata kata, pasti seorang penulis handal...)" Pikirnya.

Lalu ia juga menemukan sesuatu, ketika dia di tempat lain, tepatnya di bagian meja dengan adanya biola yang indah di sana.

"Biola? Kenapa aku baru lihat sekarang.... Wah apakah berarti dia memainkan biola juga... Keren..." Ziandru Auriga kembali terkesan.

Lalu ada sesuatu terlintas di pikiran nya. "Oh iya.... Aku mungkin harus memasak..." Dia berjalan ke dapur dan membuka lemari es, tapi ia terkejut melihat bahwa hanya ada air soda bahkan minuman tak sehat, kemudian di rak lain ada mie instan sangat banyak.

"Ke... Kenapa hanya ada ini..." Dia menjadi terdiam.

--
Sepulang dari pembunuhan, tampak Silvax berjalan ke apartemen dan membuka pintu, ketika membuka pintu, Ziandru Auriga menyambut. "Selamat datang" Dengan apron yang ia pakai membuat Silvax terdiam kaku melihat itu.

"Kenapa kau menggunakan apron ku?"

"Ah, maaf, aku sedang memasak untuk mu tadi..." Ziandru membalas. Lalu aroma harum tercium dari meja makan dan di sana banyak sekali makanan yang tampak nya enak.

"Eh? Kau memasaknya?"

"Hehe iya, aku sudah bilang kan bahwa aku bisa memasak untuk mu" Tatap Ziandru Auriga.

"Tapi, bukankah aku tak punya bahan sebanyak ini?"

"Aku membelinya di luar, mari makan" Kata Ziandru Auriga melepas apron nya membuat Silvax terdiam dan ketika dia mencoba makanan nya, makanan itu sangat lezat. "(Kenapa dia bisa memasak?!)" Silvax tampak kesal dan tersaingi sementara Ziandru hanya menikmati makanan nya dengan wajah ceria.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience