Chapter 6 (Ziandru Auriga)

Action Series 1626

Ketika Silvax sudah selesai membersihkan dirinya dengan mandi dan berganti baju, tentunya Gadis sepertinya perlu menjaga dirinya agar tetap bersih, untuk menikmati waktu malam nya, dia akan kembali meneruskan ceritanya.

Mulai dari duduk di sofa dan berpikir sambil mengetik dengan televisi yang menyala, tapi tak hanya menatap televisi dia juga menatap Laptop di pangkuannya. Dia bisa melihat televisi sekaligus mengetik apa yang pikirannya katakan.

Karena seperti yang dibilang oleh kemampuan Gadis ini, dia bisa menggunakan otak kanan dan otak kirinya jadi dia menggunakan insting. Di mana letak Tata huruf keyboard dengan jarinya yang sudah hafal dan matanya yang terus menatap televisi.

"(Aku terpaksa harus menulis chapter selanjutnya karena ini juga Dibilang sangatlah sulit Bahkan aku tak bisa membuang waktu jadi aku memilih untuk terus mengetik...)" Pikirnya, tapi dia menjadi terdiam bingung dan merasa ada yang kurang.

"Gini, gini, enak nya ada cemilan.... Haruskah aku membeli?" Dia menatap arah lain, karena dia ingin cemilan sambil menulis ceritanya.

Kemudian dia berdiri dan mengambil jaket nya untuk pergi ke supermarket.

Di jalan, dia tiba tiba mendengar suara jatuh dari belakangnya.

"Ah Aduh kenapa Ada batu di sini?!"

Hal itu membuatnya menoleh dan rupanya yang jatuh itu adalah seorang Lelaki yang tampak memakai jaket Bertudung dengan masker dan topi seperti layaknya dia sengaja menutupi wajahnya atau apa dengan Kacamata hitam juga.

Silvax yang menoleh menjadi terdiam menatapnya kemudian berinisiatif untuk membantunya dengan mendekat dan mengulurkan tangan padanya.

Lelaki itu melihat sekilas bahwa ada tangan kecil yang manis menolongnya membuatnya menoleh ke atas yang rupanya adalah Silvax. Ketika melihat Gadis itu, di pandangannya, Silvax benar-benar menawan dan dia sangat kagum dengan wajah gadis tersebut.

"(Oh Astaga Apakah ini malaikat..)" Dia terdiam berpikir dengan wajah yang sangat kagum, kemudian berdiri dengan uluran tangan Silvax. "Ah terima kasih ya.." Lelaki itu menatap dan Silvax yang hanya mengangguk dingin kemudian akan berbalik pergi.

Tapi Lelaki itu menahannya. "Eh tunggu..." Dia menahan tangan Silvax membuat Silvax menoleh padanya.

Kemudian dia menambah perkataannya. "Apa kau tidak tahu siapa aku?" Lelaki itu menatap penuh harapan berharap bahwa Silvax mengetahuinya.

Tapi Silvax hanya berwajah bingung membuat Lelaki itu tampak ragu, hingga kemudian dia melepas maskernya dan juga kacamata hitamnya.

Wajahnya begitu tampan dan bersih, layaknya model yang sedang turun di jalanan.

Tapi Silvax masih tetap berwajah bingung dan melepas tangannya. Kemudian bicara dengan sangat datar. "Aku tidak kenal..." Dia langsung melirik kesal kemudian berjalan pergi begitu saja membuat Lelaki itu terdiam.

"(Aduh Baru kali ini aku menemukan Gadis yang tidak tahu aku...)" Lelaki itu tampak bingung pada sikap Silvax yang tidak tahu dia tapi sebenarnya siapa dia?

Hingga jawabannya ketika dia menoleh secara kebetulan ke sebuah papan poster yang sangat besar di tengah kota, di sana ada poster yang berisikan seorang idola tampan yang baru saja terkenal baru-baru ini dan sudah dibahas oleh Mahasiswa-Mahasiswi kampus di mana Silvax berada.

Di poster itu bertuliskan Ziandru Auriga, seorang Lelaki yang baru-baru ini telah viral dan menjadi seorang idola sekaligus musisi yang sangat terkenal, dia menciptakan berbagai musik yang sangat indah dengan suara yang begitu menyentuh.

Dialah orang yang digunakan Silvax untuk membohongi pada Dosen dan Mahasiswa lainnya bahwa dia sedang mendengarkan lagu dari Ziandra Auriga padahal dia sedang mendengarkan perintah dari kliennya, dan sekarang hanya dia yang tidak kenal siapa itu Ziandru Auriga.

Akhirnya Silvax sampai di supermarket, dia tampak terdiam menatap rak rak cemilan.

"(Hm.... Semuanya tampak enak....)" Pikirnya dengan serius tapi tiba-tiba saja perutnya berbunyi lapar. Hal itu membuatnya Memegang perutnya dengan wajah terkejut, memastikan tak ada orang yang mendengar di supermarket itu.

"Mungkin waktunya beli mie instan lagi...." Ia berjalan ke rak Mi Instan.

Ketika di depan rak mie, dia tambah fokus menatap dari banyaknya mie instan tertera di sana, memastikan mana yang bisa kenyang dan juga enak ketika dibuat, tapi dari sana dia juga mendadak memikirkan soal kesehatannya.

"(Tentunya ini tidak setiap hari aku lakukan karena aku juga memakan makanan yang lainnya, tapi mau bagaimana lagi, Aku hanya bisa memasak mie instan... Dan sekarang aku khawatir pada kondisiku, apakah aku akan jatuh sakit jika mengkonsumsi mie instan terus, tapi di sisi lain mau bagaimana lagi Aku tak bisa masak...)" Dia tampak berpikir serius Bahkan dia kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa masak kemudian dia lebih memilih membeli banyak mie instan dan membayarnya.

Tapi sebelum membayar dia menatap sebuah onigiri di rak lainnya, hal itu membuatnya menoleh tertarik kemudian membeli beberapa, tetapi ketika dia dalam hal memilih onigiri itu tiba-tiba saja ada yang memegang pundaknya dari belakang.

Hal itu membuatnya menoleh dengan Waspada, yang rupanya itu adalah Lelaki yang memakai masker medis dan kacamata hitam yang ada di belakang Silvax.

Awalnya Silvax terdiam bingung, dia bertanya-tanya siapa ini tapi tiba-tiba saja dia ingat pada Lelaki tadi yang jatuh di belakangnya dan terus bertanya bahwa Silvax tidak tahu dirinya.

"Halo aku melihatmu dari jauh, kita bertemu lagi ya..." Lelaki itu menatap Silvax dengan tanpa ekspresi karena dia tertutup masker dan kacamata hitamnya.

Namun Silvax hanya terdiam dingin sekaligus bingung, dalam hatinya dia seperti mengatakan sesuatu. "(Siapa dia, sok asik sekali dekat denganku, benar-benar mengganggu..)" Apa yang dikatakan hatinya memang benar apa yang dikatakan ekspresinya saat ini dan Hal itu membuat Lelaki itu terdiam tidak enak bahwa ia telah mengganggu Silvax.

Tapi mau bagaimana lagi Silvax adalah jalan satu-satunya dan dia sekarang sedang curhat. "Ehem begini, Jadi aku--"

"Tunggu..." Tiba-tiba Silvax menyela membuat Lelaki itu terdiam.

"Jika ingin menceritakan sesuatu, Jangan katakan di sini, biarkan aku selesai membayar ini dulu baru Kau bisa cerita... Meskipun aku tidak peduli..." Tatap Silvax lalu Lelaki itu terdiam dan tersenyum senang bahwa Silvax mau mendengarnya kemudian dia mengangguk cepat dan menunggu di luar supermarket untuk Silvax yang membayar.

Namun tiba tiba ia baru ingat sesuatu, kemudian dia berjalan masuk kembali. Ketika dia masuk dia sudah melihat Silvax akan mengeluarkan uang untuk membayar belanjaannya.

"Hei tunggu dulu..." Lelaki itu menghentikan Silvax membuat Silvax terdiam bingung.

"Biar aku saja yang membayarnya..." Lelaki itu dengan percaya diri mengeluarkan uang cash dan memberikannya pada kasir yang menerimanya.

Sambil percaya diri dia juga berpikir sesuatu. "(Hehehe pastinya dia akan langsung kagum padaku karena aku membayar makanannya...)"

Tapi siapa sangka Silvax hanya terdiam dan mengambil plastik belanjaannya kemudian pergi begitu saja sementara Lelaki itu terkejut dia ditinggalkan untuk menunggu kembaliannya pada kasir yang begitu lambat menghitung kembalian.

"(Astaga kenapa dia begitu dingin.... Tapi aku bersyukur bertemu Gadis sepertinya karena dia tidak menggila seperti orang-orang lainnya yang langsung melihatku....)" Lelaki itu terdiam serius tapi si kasir memanggilnya.

"Tuan ini Kembalian Anda, Apa Anda tidak mau mengambilnya?"

"Oh oh baik-baik..." Lelaki itu langsung mengambil kembaliannya kemudian berlari mengejar Silvax yang sudah berjalan duluan.

"Hei.... Hei..... Aku harus cerita padamu hentikan langkah kamu sekarang..." Lelaki itu mengejarnya hingga Silvax berhenti berjalan dan menoleh padanya.

"Apa maumu?!" Dia menatap tajam membuat Lelaki itu agak takut.

"Apa di sini bisa cerita...." Lelaki itu melihat ke sekitar dan memastikan bahwa semua orang tidak melihatnya kemudian dia bisa bicara.

"Sebenarnya aku adalah Ziandru Auriga... Apa kau tidak kenal aku? Aku adalah Idol sekaligus musisi yang baru saja terkenal dan itu semua gila ketika aku benar-benar terkenal... Kenal aku kan?" Lelaki itu menatap seperti memaksa.

Tapi Silvax membalas dengan tatapan datarnya. "Tidak...."

Seketika Lelaki itu terkejut tapi dia juga senang karena sesuatu membuatnya harus berpikir bahwa Silvax memang berbeda dengan yang lainnya. "(Oh Astaga aku harus berekspresi Apa) Kau benar-benar berbeda dari yang lain.... Aku benar-benar senang bertemu orang sepertimu..."

"Apa maksudmu, tunggu aku harus bertanya, kau adalah seorang Idol yang baru saja terkenal, seharusnya hidupmu bergelimang harta dan tidak seharusnya kau turun di jalanan yang begitu hina ini...."

"Nah itu dia yang harus aku ceritakan padamu... Sebenarnya menjadi Idol atau seseorang yang terkenal itu adalah cita-citaku dari kecil, aku membuat kisahku sendiri dan membangun semuanya hingga aku mendadak menjadi terkenal begitu saja.... Aku memang senang karena aku bisa terkenal secepat itu tetapi, itu semua menggila, ketika mereka benar-benar menjadi pengikut terberat dan juga di antara mereka rela melakukan apapun demi bertemu dan berkenalan denganku... Aku berpikir mungkin ini adalah derita seorang Idol.

Ini semua mulai menyiksa ku, Bahkan mereka telah memberikan waktu istirahat, jadi aku memutuskan untuk lari dari kehidupanku. Tapi aku benar-benar tidak tahu harus kemana, aku tak punya siapa-siapa yang bisa menjaga rahasiaku, mereka semuanya termakan ego, contohnya seperti melihatku mereka langsung tergila-gila dan langsung mengatakan pada semua orang membuat semua orang menggangguku... Satu-satunya yang harus bisa membantuku adalah orang yang Bahkan tidak bisa tergila-gila denganku dan itu adalah kamu...." Lelaki itu menatap dengan Tatapan yang sangat senang Bahkan dia juga tertarik dengan Silvax.

Tapi Silvax hanya terdiam dengan lirikan yang sangat tajam. "Ya sudah...."

"Eh kok gitu, aku butuh bantuanmu...." Lelaki itu menatap memohon.

"Kau mau apa?"

"Mungkin tinggal di rumahmu sementara..."

"Hah apa?!"

"Mau bagaimana lagi, Aku janji aku akan melakukan apapun, aku bisa memasak, aku bisa membersihkan sesuatu untukmu bahkan aku bisa beres-beres... Tolong Terimalah aku...."

"Gak mau..." Silvax langsung membalas dengan sangat dingin, Hal itu membuat Lelaki itu terkejut Bahkan dia seperti tersambar petir seperti ditolak cintanya.

Yang paling sakit adalah Silvax langsung meninggalkannya membuatnya terpaku.

"Oh Astaga ke mana lagi aku harus pergi...."

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience