Lima tahun telah berlalu sejak bayi itu ditemukan oleh kawanan anjing di hutan. Bayi itu kini sudah tumbuh besar dan menjadi seorang anak yang menggemaskan. Dia sudah bisa berjalan dan berlari seperti anjing.
Anak itu belajar dari para anjing dan mengikuti perilaku mereka. Dia belajar bagaimana cara berjalan dan berlari seperti anjing. Dia bahkan mampu menirukan suara dan gerakan anjing dengan sangat baik.
Selama ini anak itu belum punya nama, jadi para anjing memutuskan untuk memberikan nama pada anak tersebut, dan mereka sepakat untuk menamainya Asha. Asha senang dengan nama barunya dan merasa seperti anggota kawanan anjing yang sebenarnya.
Setiap hari, Asha belajar berburu dan membantu kawanan anjing mencari makanan. Dia merasa senang dan bahagia bisa hidup bersama dengan kawanan anjing.
Pemimpin kawanan anjing, yang bernama Eze, berharap suatu hari nanti Asha bisa menjadi betina yang baik bagi kawanan anjing. Dia adalah satu-satunya betina di antara kawanan tersebut, dan Eze berharap Asha bisa memberikan keturunan untuk kawanan anjing tersebut.
Namun, Asha tidak tahu apa arti dari menjadi betina dan memilih untuk tetap menjadi seperti anjing kecil yang hanya suka bermain. Setiap kali Eze menyebut Asha sebagai betina, Asha hanya tersenyum dan menganggap itu sebagai panggilan sayang dari para anjing.
"Salam, Asha. Kamu sudah semakin tumbuh besar dan indah," kata Rex dengan penuh kasih sayang. "Kamu akan menjadi betina yang baik bagi kawanan kita suatu hari nanti."
Asha hanya tersenyum dan mengangguk. Dia merasa senang bisa menjadi bagian dari kawanan anjing yang merawatnya sejak kecil. Meski dia belum tahu apa arti menjadi betina, Asha merasa bahagia dan bersyukur bisa hidup bersama dengan para anjing yang menganggapnya sebagai saudara mereka sendiri.
______
Suaru hari, para anjing duduk berkelompok di dekat gua tempat mereka tinggal. Asha, anak manusia yang dianggap sebagai anjing betina, duduk di tengah-tengah mereka. Pemimpin kawanan, Eze, mulai bercerita tentang betina terakhir di kawanan mereka.
"Dia betina yang baik, dia selalu bantu kita cari makanan dan melayani kita sebagai pejantan nya. Tapi kemudian, manusia datang dan membunuhnya," ucap Kuro sambil menggelengkan kepala sedih.
Asha yang masih kecil dan polos hanya bisa mendengarkan dengan seksama. Dia tidak mengerti siapa atau apa itu manusia, tapi dia bisa merasakan kesedihan yang dirasakan para anjing di sekelilingnya.
"Tragis, aku masih ingat detik-detik terakhir dia mati ditangan para manusia," ucap salah satu anjing jantan berwarna putih. "Aku gak bisa bayangkan kalau suatu hari manusia datang dan membunuh salah satu dari kita lagi."
"Aku bakal lindungi kalian semua," ucap Asha kecil tiba-tiba dengan suara lirih.
Para anjing saling menatap satu sama lain, lalu mereka tertawa dan menggelengkan kepala. "Kamu masih kecil Asha. Kami yang harusnya melindungi mu," ucap Kuro dengan penuh kasih sayang.
Asha hanya bisa tersenyum, dia merasa nyaman di tengah-tengah kawanan anjing. Dia tidak tahu bahwa dia adalah manusia, dia hanya menganggap dirinya sebagai anjing betina seperti yang dipercayai oleh para anjing di kawanan itu.
Asha kecil merasa semakin terpanggil untuk menjadi betina yang baik bagi kawanan anjing tersebut. Dia tumbuh dengan semangat yang kuat dan belajar banyak dari para anjing yang merawatnya.
"Kamu pasti bakal jadi betina yang baik dan setia untuk kawanan kita." ucap salah satu anjing jantan.
"Ya, aku bakal jadi betina yang baik untuk kawanan ini," jawab Asha dengan semangat. "Aku gak mau ada dari kita yang dibunuh manusia. Kalo mereka dateng, aku bakal lindungi kalian semua."
Para anjing terkesan dengan semangat dan tekad Asha. Mereka berharap dia akan tumbuh menjadi anjing betina yang penuh semangat dan setia kepada kawanan mereka. Asha pun bersumpah untuk selalu mempertahankan kawanan dan menjadi betina yang baik untuk para anjing yang sudah merawatnya sejak bayi.
______
Beberapa tahun berlalu, kini Asha sudah berusia 17 tahun. Dia menjadi betina yang cantik dan seksi. Asha berjalan dengan kedua tangan dan kaki nya. Tubuhnya yang putih mulus membuat para pejantan tergoda.
Asha berjalan dengan lincah di antara kawanan anjing yang memandanginya dengan penuh kekaguman. Dia tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya manusia, dan dia benar-benar merasa bahwa dia adalah bagian dari kawanan anjing ini. Asha memperhatikan dengan hati-hati semua pergerakan anjing jantan di sekitarnya. Dia merasa senang ketika mereka memperhatikannya dengan penuh minat.
"Asha, kamu semakin cantik setiap hari," kata Eze, pemimpin kawanan anjing dengan ramah.
"Terima kasih, Tuan," jawab Asha sambil merasa malu.
"Kamu betina yang cantik dan setia untuk kawanan kami. Kami sangat beruntung memiliki kamu di sini."
Asha tersenyum dan merasa bangga. Dia berjanji untuk selalu menjadi yang terbaik bagi kawanan anjing ini. Dia merasa bahwa ini adalah tempatnya, dan dia tidak pernah merasa seperti dia tidak cocok dengan anjing-anjing lainnya.
Saat itu, seekor anjing jantan yang berwarna hitam menghampirinya dengan canggung. "P-permisi, Asha," katanya dengan malu-malu. "Aku mau ngajak kamu berburu nanti sore, gimana?"
Asha tersenyum dan terkesan. Dia merasa sedikit terganggu, tetapi sebenarnya dia senang mendapatkan perhatian dari para anjing jantan di kawanan ini. "Mau dong," jawabnya, "dengan senang hati."
Dia mengikuti anjing jantan itu, dan segera mereka berjalan ke hutan di belakang bukit. Di sana, mereka mencari makanan dan berburu bersama-sama. Asha merasa sangat senang dan merasa bahwa dia sedang melakukan hal yang benar-benar penting untuk kawanan anjing ini.
Saat hari semakin gelap, mereka kembali ke kawanan. Asha merasa sangat bahagia dan bersemangat. Dia telah melakukan tugasnya dengan baik dan merasa bahwa dia telah membantu kawanan anjing ini.
Dia berjalan kembali ke sarang dan terlelap dengan damai, merasa benar-benar puas dengan hidupnya sebagai bagian dari kawanan anjing yang menjadi keluarganya.
______
Hari berikutnya, Eze sang Pemimpin kawanan menyuruh semua anjing berkumpul, termasuk Asha.
"Aku mengumpulkan kalian semua untuk membicarakan masa depan kawanan kita. Kita tau Asha sudah tumbuh jadi betina dewasa yang cantik, aku merasa dia sudah harus siap untuk kawin dan memberi keturunan untuk kita." ucap Eze dengan lantang.
Para anjing jantan yang mendengarkan pembicaraan sang pemimpin merasa senang dan gembira. Mereka semua merasa Asha adalah anjing betina terbaik yang bisa mereka miliki. Namun, Asha masih belum mengerti apa-apa, dia merasa sedikit bingung dengan pembicaraan para anjing jantan.
"Kita para pejantan bakal jadi pasangan untukmu, Asha. Kamu akan menjadi betina yang baik dan setia, dan membawa generasi baru anjing kami," ucap Eze sang anjing pemimpin dengan suara gemuruh.
Asha merasa sedikit takut dan bingung. Dia tidak tahu apa artinya "kawin" dan "keturunan". Tapi, dia merasa senang karena dia merasa seperti dia adalah bagian dari keluarga anjing yang besar.
Para anjing jantan saling menggonggong untuk mendapatkan perhatian Asha. Mereka berlomba-lomba memamerkan kehebatan mereka dan berusaha menarik perhatian Asha dengan berbagai trik dan keahlian mereka.
"Harap tenang! Aku paham kalian semua bertahun-tahun tak pernah merasakan kawin lagi sejak kematian betina terakhir kita beberapa tahun lalu. Jadi, aku izinkan semua boleh mengawini Asha." Ucap Eze sang pemimpin kawanan anjing.
Para anjing jantan di sana menatap sang pemimpin dengan hormat. Asha, yang masih tak mengerti, merasa sedikit bingung dengan apa yang disampaikan oleh pemimpin kawanan.
"Karena aku pemimpin kalian, Aku bakal menjadi yang pertama, dan setelah itu kalian semua bisa mengawini Asha," ujar sang pemimpin dengan suara mantap.
Asha merasa sedikit takut dan gugup mendengar ucapan sang pemimpin. Dia belum siap untuk kawin, tapi dia tahu itu adalah tugasnya sebagai betina untuk meneruskan keturunan kawanan.
Para anjing jantan yang hadir tampak menatap Asha dengan mata berbinar. Mereka sudah lama menunggu momen ini dan siap untuk mengawini Asha.
"Asha, jangan takut. Ini tugasmu sebagai betina. Kami akan menjagamu," ucap salah satu anjing jantan dengan nada lembut.
Asha menatap anjing jantan itu dan merasa lega mendengar ucapan yang diucapkan oleh anjing itu. Dia merasa lebih tenang dan siap untuk melaksanakan tugasnya sebagai betina.
"Baik, aku akan persiapkan diri untuk kawin," ucap Asha dengan mantap.
Para anjing jantan mengangguk dan melihat Asha dengan penuh semangat. Mereka siap untuk mengawini Asha dan meneruskan keturunan ras mereka.
"Baik, aku mulai sekarang," kata sang pemimpin. Eze mengambil posisi di belakang Asha, dia mulai memanjat tubuhnya dan memasukkan penisnya perlahan ke dalam milik Asha. Asha merasa sedikit sakit, tapi dia merasa ini adalah tugasnya untuk meneruskan keturunan kawanan.
"Aaaaakk..." Teriak Asha kesakitan.
"Tahan sedikit Asha, ini karena kamu baru pertama dikawini. Lama-lama kamu bakal merasa kenikmatan." Ucap Eze sang pemimpin sambil menggoyangkan tubuh Asha maju mundur.
"Ahhhh.. grrrrh.. ahhh tuannn... " Desah Asha ketika Eze mempercepat gerakannya.
Setelah selesai, para anjing jantan bergiliran mengawini Asha. Asha merasa lelah dan lemas, tapi dia merasa bangga bisa meneruskan keturunan kawanan.
Malam itu, Asha menjadi betina dari semua anjing jantan di kawanan. Dia merasa bangga bisa melaksanakan tugasnya sebagai betina, meskipun dia tidak tahu bahwa sebenarnya dia adalah manusia.
To be Continued
Share this novel