Asha tiba di sarang kera, para kera yang melihat Asha dengan cepat membawanya masuk ke sarang.
Asha menyerahkan diri kepada Raja Kera, Raja Kera merasa bangga dan senang ketika Asha akhirnya menyerahkan diri kepadanya. Dia menganggap Asha sebagai kera betina yang telah menjadi bagian dari kawanan kera mereka. Para kera juga merasa senang dan bersorak dalam kegembiraan.
Raja Kera: "Akhirnya kamu mengakui kebenaran, Asha! Kamu adalah kera betina kami yang sejati, dan kamu pantas menjadi Ratu Kera kami!"
Asha mengangguk dengan lesu, tetapi berusaha untuk tetap berani di hadapan Raja Kera dan para kera.
Asha: "Ya, Raja Kera. Aku menerima segala perkataanmu dan mengakui bahwa aku adalah kera betina."
Raja Kera tersenyum sinis, merasa kemenangan telah berada di pihaknya.
Raja Kera: "Baiklah, sekarang kamu harus mengikuti aturan dan tata tertib di sarang kera kami. Kamu adalah ratu kami, dan kamu harus menghormati peraturan kami."
Asha mengangguk, meskipun hatinya masih penuh kebingungan dan kecemasan. Dia merasa terjebak dalam situasi yang rumit dan sulit.
Raja Kera: "Selanjutnya, kamu harus berjanji untuk mengikuti peraturan dan menjadi Ratu Kera kami. Para kera akan menjaga kamu dengan baik, tetapi kamu harus tunduk pada kehendak kami."
Asha ragu, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Dia melakukan perjanjian itu dengan gemetar, merasa seperti dia telah menyerahkan nasibnya sepenuhnya kepada Raja Kera dan para kera.
Asha ragu, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Dia menandatangani perjanjian itu dengan gemetar, merasa seperti dia telah menyerahkan nasibnya sepenuhnya kepada Raja Kera dan para kera.
Raja Kera: "Baiklah, sekarang kamu akan tinggal bersama kami di sarang kera. Kamu akan ditempatkan di tempat yang sesuai dengan statusmu sebagai ratu kami."
Asha hanya bisa mengangguk, merasa terjebak dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia ditempatkan di tempat yang dijaga ketat oleh para kera, di tengah-tengah sarang kera yang berisik dan penuh dengan hutan.
Asha hanya bisa mengangguk, merasa terjebak dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia ditempatkan di tempat yang dijaga ketat oleh para kera, di tengah-tengah sarang kera yang berisik dan penuh dengan kera.
Asha merasa kesepian dan khawatir. Dia merindukan kawanan anjing yang telah merawatnya dan menjadi keluarganya selama ini. Dia merasa bersalah atas tindakannya yang telah mengakibatkan kematian beberapa anjing dan kerusuhan antara kawanan anjing dan kawanan kera.
Asha: (berbisik dalam hati) "Aku harap semuanya baik-baik saja di kawanan anjing."
Asha mencoba menjalani hidupnya di sarang kera, tetapi dia merasa terjebak dan tidak bahagia. Dia merasa seperti tawanan dalam sarang kera yang menginginkan kekuasaannya, dan dia tidak tahu apa yang bisa dia lakukan untuk mengubah situasi itu.
______
Asha terus menjalani hidup sebagai Ratu Kera. Sesekali dia meminta izin pada Raja Kera untuk menjenguk keluarga anjing nya di sarang kawanan.
Setiap kali Asha mengunjungi sarang kawanan anjing, dia selalu diawasi ketat oleh para kera pengawal. Raja Kera sangat khawatir Asha akan bersekutu dengan kawanan anjing dan meninggalkan kerajaan kera. Namun, Asha tetap bersikeras untuk menjaga hubungan dengan keluarga anjingnya, yang telah merawat dan mencintainya sejak dia masih bayi.
Suatu hari, ketika Asha sedang mengunjungi sarang kawanan anjing, dia bertemu dengan Eze, pemimpin kawanan anjing, yang sedang duduk di atas batu besar di tengah sarang. Eze mengangkat alisnya saat melihat Asha datang diiringi oleh para kera pengawal.
Eze: "Hai, Asha. Uda lama gak ketemu .. Apa kabar?"
Asha: "Halo, Eze. Aku baik-baik saja. Tapi, kamu lihat sendiri, aku gak bisa datang sendiri. Para Kera mengawasi setiap langkahku."
Eze: "Ya, aku paham. Tapi, jangan khawatir. Kami selalu siap menyambutmu, meskipun dalam pengawalan para kera."
Asha: "Terima kasih, Eze. Aku sangat rindu dengan keluarga anjingku."
Eze: "Kami juga rindu. Tapi, kami khawatir tentang nasibmu di sana. Bagaimana kehidupanmu sebagai Ratu Kera?"
Asha: "Sulit. Aku harus hadapi tekanan dan kendali dari Raja Kera setiap hari. Aku rindu kebebasanku sebagai anjing betina dengan kalian."
Eze: "Apa kamu pengen kembali bersama kami? Kami akan melindungimu."
Asha terlihat bimbang. Dia ingin kembali bersama keluarga anjingnya, tetapi dia juga tahu itu akan sulit, mengingat statusnya sebagai Ratu Kera.
Asha: "Aku mau, Eze. Tapi aku gak tahu gimana caranya. Aku terjebak sebagai Ratu Kera."
Eze: "Kami akan membantumu. Percayalah padaku."
Saat mereka sedang berbicara, para kera pengawal yang berada di sekitar mereka mulai merasa cemas dan bergerak mendekati Asha dan Ese.
Kera Pengawal 1: "Apa yang kamu bicarakan?"
Eze: "Kami hancumaya berbicara tentang masa lalu, gak ada yang perlu kamu khawatirkan."
Kera Pengawal 2: "Kamu gak boleh bicara lebih lama dengan Ratu Kera. Kami harus membawanya ke sarang kami sekarang juga."
Beberapa kera pengawal mengelilingi Asha dan mereka berjalan bersama menuju sarang kera. Asha menoleh sekali lagi ke arah kawanan anjing yang dia cintai, merasa berat hati meninggalkan mereka.
Asha: (berbicara kepada para anjing) "Jaga baik-baik kawanan ini. Aku akan selalu mengingat dan merindukan kalian"
Para anjing: (berduka) "Kami akan merindukanmu juga, Asha. Tetap kuat dan aman di sana."
Asha tersenyum pahit, lalu mengikuti kera penjaga ke dalam sarang kera. Setelah memasuki sarang, dia merasa terisolasi dan sedih, tetapi dia berusaha menjalani perannya sebagai Ratu Kera dengan baik. Dia berbicara dengan Raja Kera tentang situasi di hutan, menghadiri pertemuan dengan para kera lainnya, dan mengawasi kehidupan di sarang kera.
Namun, Asha tidak bisa menyingkirkan kerinduannya kepada kawanan anjingnya. Setiap malam, dia duduk sendiri di sela-sela sarang kera, mengenang kenangan indah bersama mereka. Dia merasa terjebak dalam peran yang tidak dia inginkan, tetapi tidak memiliki pilihan lain.
______
Beberapa bulan telah berlalu. Suatu hari, Raja Kera memerintahkan semua kera untuk berkumpul.
Dalam kerumunan kawanan kera, Raja Kera berbicara dengan nada tinggi, "Kita akan menyerang pemukiman manusia! Mereka selalu menghancurkan hutan kita! Kita tidak akan tinggal diam!"
Para kera bersorak dan mengangguk setuju, termasuk Asha yang berdiri di samping Raja Kera. Dia memandang ke sekitarnya, merasa ragu dalam hatinya. Namun, dia tidak berani mengungkapkan keberatan karena takut akan kemarahan Raja Kera.
Raja Kera melanjutkan, "Kalian semua harus siap untuk bertempur. Kita akan tunjukkan kepada manusia bahwa hutan ini milik kita, dan mereka gak boleh masuk!"
Asha memang mengerti alasan Raja Kera, tetapi dia tidak bisa menghilangkan perasaan cemas di dalam hatinya. Dia teringat cerita Eze tentang serangan manusia terhadap kawanan anjing dan pembunuhan terhadap berina terakhir di sana. Dia tidak ingin hal serupa terjadi lagi, tetapi dia tidak berdaya melawan kehendak Raja Kera.
Dengan semangat perang, kawanan kera bergerak maju menuju pemukiman manusia. Mereka menggoyahkan pohon-pohon dan berteriak-teriak, mencoba menakuti manusia. Asha ikut dalam serangan, berusaha menunjukkan loyalitasnya kepada Raja Kera, meskipun hatinya bergejolak.
Pasukan manusia yang melihat Asha sangat terkejut dan heran. Mereka tidak bisa memahami apa sebenarnya Asha, apakah dia adalah anjing, kera, atau manusia. Asha, yang sebenarnya adalah manusia yang tumbuh besar bersama kawanan anjing di hutan, tidak bisa berbicara dalam bahasa manusia karena tidak pernah belajar. Dia mengira dirinya adalah anjing betina, dan sekarang sebagai Ratu Kera, dia merasa bingung dan tak tahu harus berbuat apa.
Salah seorang pemimpin pasukan manusia, Letnan Harris, menghampiri Asha dengan hati-hati. Dia melihat Asha dengan penuh rasa ingin tahu, tidak yakin apa yang harus dilakukan terhadap makhluk aneh di hadapannya.
"Siapa kamu?" tanya Letnan Harris dengan suara tenang, berharap Asha bisa mengerti.
Asha menatap Letnan Harris dengan tatapan anjingnya yang penuh keraguan. Dia merasa cemas, namun tidak mampu menjawab pertanyaan itu dalam bahasa manusia. Dia hanya bisa menggeram dan menggelengkan kepala.
Letnan Harris mencoba berbicara lagi, kali ini dengan bahasa tubuh yang lebih jelas. Dia mengulurkan tangan dengan lambaian lembut, menunjukkan niat baiknya. "Kami tidak akan membahayakanmu. Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di sini bersama kawanan kera?"
Asha masih ragu, namun dia merasa ada kehangatan dalam tatapan Letnan Harris. Dia mendekati Letnan Harris dan mencium tangan nya dengan ramah, menggambarkan bahwa dia datang dalam kedamaian.
Para prajurit manusia yang awalnya tegang dan siap bertempur, melihat interaksi ini menjadi bingung. Mereka tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi.
Letnan Harris berbicara lagi, kali ini dalam bahasa tubuh yang lebih jelas. "Tolong jelaskan siapa kamu dan apa yang sedang terjadi. Kami ingin tahu lebih lanjut."
Asha merasa frustasi karena tidak bisa mengungkapkan dirinya dalam bahasa manusia. Dia mencoba membuat gerakan-gerakan dan suara-suara anjing untuk menggambarkan ceritanya, mengenai bagaimana dia dibesarkan oleh kawanan anjing dan kemudian menjadi Ratu Kera.
Letnan Harris dan para prajurit manusia mengamati Asha dengan cermat, mencoba memahami apa yang dia sampaikan. Mereka berbicara dengan cepat dalam bahasa manusia, mencoba membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan.
Akhirnya, Letnan Harris menganggukkan kepala dengan pengertian. "Aku paham. Kamu pasti dibesarkan oleh kawanan anjing karena tingkahmu yang hanya menggonggong. Kamu tidak tahu bahasa manusia. Tapi mengapa kamu datang bersama pasukan kera.?"
Letnan menyuruh beberapa prajurit manusia membawa Asha. sedangkan para Kera sedang menyerang manusia manusia. para prajurit ingin membawa asha ke tempat seharusnya, dunia manusia.
To be Continued
Share this novel